19. Pengikut Demon

1.3K 154 98
                                    

Makhluk magis berukuran raksasa mendarat di halaman istana kerajaan Oilios. Dari punggung naga, turun keenam pangeran Oilios dengan penampilan yang berantakan. Baju penuh bercak darah, dengan beberapa bagian pakaian yang robek serta wajah yang menghitam. Namun, tak ada luka yang membekas. Karena Yixing sudah terlebih dahulu mengobatinya.

Irene berlari keluar istana untuk menyambut datangnya para pangeran. Raut kekecewaan sedikit terlihat di wajahnya, karena orang yang paling ia tunggu belumlah tiba. James terbang rendah mengikuti Irene bersama Eros yang langsung menghampiri Kyungsoo.

Kyungsoo berjongkok dan percakapan yang tidak dipahami Irene berlangsung diantara keduanya. Gadis itu berharap Eros serta James tidak membocorkan penyerangan yang terjadi kemarin. Irene sudah mengingatkan mereka. Lagipula ia baik-baik saja. Walaupun sempat terluka, James sudah mengobatinya. Eros mendesis liar seolah menyampaikan informasi penting. Wajah Kyungsoo saat mendengarnya berubah serius dan diakhiri dengan sebuah anggukan. Kemudian, Eros pun pergi dengan menghilang masuk ke dalam tanah.

Joonmyeon tersenyum. Ia seperti dapat membaca raut wajah Irene yang menunjukkan kekhawatiran. Putra mahkota Oilios itu mendekati Irene dan memberikan tepukan di bahu,"Ia pasti baik-baik saja." Pangeran lainnya memberi Irene tatapan meyakinkan.

Irene menatap Joonmyeon dan mengangguk ragu. Keenam pangeran itu pun memasuki istana untuk membersihkan diri dan beristirahat, meninggalkan Irene yang masih setia ditemani oleh James. Gadis itu masih berdiri di tempat. Ia memainkan kakinya dengan mengais-ngais tanah. Disampingnya, James mengamati pergerakan kaki Irene.

Irene menoleh cepat saat tertangkap dari sudut pandangnya, kilauan cahaya yang dikenal. Sehun bersama kelima saudara lelakinya tiba dengan menggunakan magis teleport Jongin. Kaki Irene tanpa diperintah melangkah cepat menghampiri pangeran bungsu Oilios. Irene memeluk Sehun tanpa memperdulikan pandangan menggoda para pangeran lainnya ataupun pakaian Sehun yang kotor. Sementara Sehun sendiri, membalas pelukan hangat tersebut. Sudut bibir pemuda itu tertarik ke atas.

Baekhyun memberi tatapan nakal melihat dua insan yang saling berpelukan. Ia memeluk Jongin yang berada di sisi kanannya seraya meledek,"Setiap menit yang kulewati serasa berat tanpa adanya dirimu." Bibir pemuda itu mempaut sedih. Jongin memberontak lepas, namun karena letih, ia akhirnya pasrah dipeluk.

"Aku iri."Chanyeol bersedekap dan mengamati dua manusia yang masih berpelukan. James yang sudah bertengger dibahunya, mengusak kepala burungnya ke pipi Chanyeol.

Minseok dan Luhan tersenyum tipis. Jongin ikut menatap iri pasangan yang dilanda gelombang asmara tersebut. Ia mengingat kisah cintanya yang harus kandas ditengah jalan. Tapi ia senang, dengan adanya Irene disamping Sehun, adiknya menjadi lebih berekspresi.

Minseok menepuk pundak Sehun, "Kami duluan, adik." Ia melirik Irene yang menyembunyikan wajah di dada bidang adik bungsunya. Minseok terkekeh pelan dan berlalu pergi.

"Ayo pergi. Jangan mengganggu dua merpati ini." Luhan menyamakan Sehun dan Irene dengan merpati yang melambangkan cinta. Ia menarik Chanyeol dan Baekhyun untuk pergi. Karena tangan Baekhyun masih melingkar manis di tubuh Jongin, otomatis pria itu ikut tertarik.

Sehun mengelus punggung Irene. Mereka masih dalam posisi yang sama. Irene sangat malu dengan tindakannya yang tiba-tiba memeluk tanpa melihat keadaan sekitar. Hal ini diakibatkan rasa khawatir dan takut terjadi sesuatu pada Sehun. Apalagi saat Sehun tidak ada, pemuda aneh datang menyerangnya dengan makhluk berupa lintah. Karena malu, ia pun memlih menyembunyikan wajah di dada pemuda yang memiliki tempat spesial di hatinya.

Gadis itu akhirnya melepas pelukannya. Ia mendongak memandang wajah Sehun,"Apa kau terluka?"

"Tidak."Sehun mengusap pipi Irene lembut."Apa ada sesuatu yang terjadi selama aku pergi?"

Half AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang