21. Siasat Musuh

536 98 38
                                    

Nickhun masuk ke dalam ruang dimana Irene masih senantiasa memeluk Sehun yang telah kehilangan kesadaran. Ia mengambil alih tubuh Sehun dan mengangkatnya ke ranjang batu beralaskan kain beludru merah. Chansung yang masuk setelahnya, ikut membantu dengan meluruskan kaki Sehun. Zitao mengeluarkan sebuah selimut dari tas kainnya, kemudian menyelimuti Sehun. Irene mengambil tempat untuk duduk di samping Sehun dan berinisiatif untuk memegang tangan Sehun.

Kyungsoo menatap melalui celah ventilasi,"Bulan purnama masih berlangsung." Begitu pula dengan yang lain.

"Kau berhasil Irene!" Baekhyun tak kuasa untuk tidak memeluk Irene. Sementara Irene, hanya diam, merasa canggung. Baru beberapa menit ia memeluk Irene, Zitao sudah menarik kerah baju Baekhyun.

"Jangan lama-lama hyung! Jika tidak, monster Sehun akan bangkit lagi." Zitao mengingatkan dengan candaan.

"Kau adikku, Irene juga adikku. Aku hanya memeluk adikku. Bilang saja kau iri, sini kupeluk juga." sanggah Baekhyun dan hendak memberi pelukan pada Zitao. Namun, yang akan dipeluk langsung mundur merapat ke dinding. Kyungsoo menghela napas berat melihat kelakuan Baekhyun.

Minseok tersenyum kecil melihat tingkah Baekhyun, ia menatap Sehun kemudian memandang Irene dari samping,"Terima kasih, Irene." Irene menoleh dan membalas dengan senyuman.

Suara dentuman terdengar lebih keras dari sebelumnya. Semua orang kecuali Sehun menyadari bahwa masalah belum selesai. Masih ada Yifan yang dikendalikan.

Minseok bersuara,"Irene, tetap disini. Temani Sehun." Ia menoleh dan menghadap Baekhyun,"Kau dan Kyungsoo, jaga mereka." Minseok menggerakkan kepalanya ke arah Sehun dan Irene.

Nickhun ikut bersuara,"Chansung, aku akan membantu yang di luar." Chansung mengangguk paham. Minseok, Zitao dan Nickhun bergegas keluar gua.

Baekhyun mulai berjalan mondar-mandir, menandakan ia sedang kebingungan dan khawatir. Chansung menatap dalam diam kelakuan aneh Baekhyun, sementara Kyungsoo yang sudah tak tahan bersuara,"Hyung, duduk!" Pemuda yang lebih tua beberapa tahun dari Kyungsoo itu langsung berhenti. Menatap Kyungsoo yang menggerakkan mata ke arah Sehun, sebagai isyarat jangan sampai membangunkan Sehun.

Baekhyun pun sadar,"Ah, maaf." Ia ikut duduk bersandar di samping Kyungsoo, menggigit bibir,"Yifan hyung, hari-hari sebelumnya terlihat baik-baik saja. Tidak ada yang aneh. Justru aku merasa kelakuan Luhan hyung yang berubah." Ia mengecilkan suara, berusaha agar Sehun tidak terbangun.

Irene tertarik dengan bahasan Baekhyun, terlihat dari wajahnya yang sudah sepenuhnya menghadap Baekhyun. Chansung menyuarakan pendapat,"Menurutku, ia dikendalikan suatu parasit."

"Parasit?" Baekhyun memasang wajah tak mengerti.

"Hewan parasit, para demon biasanya menggunakan itu untuk mengendalikan seseorang untuk mematuhi perintahnya, selain menggunakan kutukan. Ia masuk kedalam tubuh kita, dan mulai meracuni dari dalam. Akan sangat menyakitkan bila kita tidak mematuhi perintahnya." Kyungsoo yang memang berpengetahuan luas, menjelaskan dengan lancar sembari menutup mata. Ia terdiam sejenak kemudian melanjutkan dengan kedua mata yang telah terbuka,"Akibat fatal dari ketidakpatuhan adalah kematian si inang." Mendengar kata kematian membuat Baekhyun bergidik ngeri dan semakin khawatir dengan apa yang akan terjadi pada Yifan.

"Berarti, ia sama-sama makluk hitam yang bersemayam di tubuh seseorang. Jadi apakah Irene juga bisa mengendalikannya sama seperti yang terjadi pada Sehun?" Baekhyun bertanya dengan semangat dan penuh harap. Bukankah bagus jika Irene juga bisa mengendalikannya? Chansung juga tertular semangat Baekhyun, terlihat dari sorot matanya yang lebih cerah. Ia memandang Irene penuh harap, sementara Irene hanya mengedipkan mata, antara yakin ataupun tidak ia bisa mengendalikan hewan yang dikatakan parasit dalam tubuh Yifan.

Half AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang