15. Masa Lalu

899 174 31
                                    

22 tahun yang lalu...

Semilir angin berhembus pelan mengikuti lantunan bait yang disenandungkan oleh seorang gadis berparas cantik. Kakinya berayun pelan di dalam sungai menimbulkan cipratan air. Sementara pandangannya menatap lurus dengan bosan.

Seekor rubah berekor sembilan yang memiliki rambut putih keemasan bergelung nyaman di samping gadis tersebut. Dengan mata terpejam dan telinga terbuka, sang rubah nampak menikmati nyanyian merdu gadis di sampingnya.

Senandung lagu yang berakhir ikut menghentikan semilir angin yang berhembus. Sang gadis menyerukan kegundahannya," Anna, aku bosan."

Gadis tersebut pun berdiri, ia berputar sekali dan seketika bagian gaun bawahnya yang basah karena air sungai menjadi kering. Tersenyum ceria, ia melangkah berjalan di atas air.

"Tuan putri."Langkah sang gadis terhenti. Ia menoleh ke belakang dan mendapati sosok wanita cantik bergaun putih panjang dengan rambut yang terurai hingga pinggul. Sembilan ekor putih keemasan bergerak pelan di balik tubuh wanita itu. Tak ada lagi sosok rubah yang menemaninya tadi.

"Anda mau kemana?"tanya Anna, rubah berekor sembilan tersebut.

"Jalan-jalan."jawab gadis tersebut.

Baru saja akan melangkah, lilitan ekor rubah di pinggang menghentikannya, "Saya tidak bisa membiarkan anda pergi."

"Bisa."Sinar kebiruan menyilaukan muncul dari tubuh gadis tersebut hingga membuat ekor rubah yang melilitnya lepas. Bukan hanya lepas,tapi sang pemilik ekor ikut terjungkal ke belakang.

"Maaf Anna, aku tidak ingin menyakitimu. Tapi aku benar-benar ingin pergi melihat dunia luar."jelas gadis tersebut.

"Tapi yang mulia sudah melarang anda melewati perbatasan, putri."bujuk sang rubah, Anna.

"Tenang saja. Selama kau tidak memberitahu abeonim,maka ia tidak akan pernah tahu."ucap gadis tersebut.

"Tapi-" ucapan Anna terpotong karena gadis tersebut sudah lebih dulu menyelanya.

"Kumohon..."Gadis tersebut menangkupkan kedua tangannya seraya memohon.

Menghela nafas, Anna dengan berat hati mengangguk."Anda harus berjanji untuk kembali sebelum matahari terbenam."pinta Anna karena dirinya tidak bisa meninggalkan gunung suci yang menjadi tempat tinggalnya.

Gadis tersebut mengangguk bahagia dan berlari meninggalkan Anna,sang rubah berekor sembilan.

############

Wajah sang gadis nampak berbinar bahagia. Sudah lama sekali ia tidak berkunjung ke dunia dimana manusia dan makhluk magis lain tinggal. Ia masih belum mengetahui alasannya kenapa ayahnya tiba-tiba melarang dirinya untuk berkunjung ke dunia luar.

Langkah kakinya membawanya ke sebuah tempat yang dipenuhi dengan bunga. Berbagai spesies bunga yang tumbuh menciptakan ekosistem indah penuh gradiasi warna. Ia ikut menari bersama kupu-kupu dan lebah yang berterbangan.

"Apa yang kau lakukan hyung? Kau membuat sasaranku meleset!!!"teriak marah seorang pemuda karena kedua anak panah yang seharusnya menancap di leher meleset ke bagian kaki harimau.

"Hentikan perburuan ini."tegur pemuda lainnya.

Suara perdebatan yang terdengar oleh telinga sang gadis membuat dirinya penasaran dan melangkah pelan mengikuti sumber suara. Ia bersembunyi di balik pohon yang cukup untuk menyembunyikan tubuhnya dan memandang dua orang pemuda yang tengah berdebat. Seorang pemuda tinggi yang memakai ikat kepala berwarna hijau terlihat sedang menasehati pemuda lain yang memegang panah.

Half AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang