8. Ramalan

1.2K 166 5
                                    

Pintu bercat putih terbuka, seorang gadis dengan wajah segar melangkah keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu bercat putih terbuka, seorang gadis dengan wajah segar melangkah keluar. Aroma mawar menguar dari tubuh yang hanya berbalut bathrobe ungu muda. Irene melihat pantulan dirinya di kaca meja rias. Menepuk kedua pipinya pelan, kemudian tersenyum. Kejadian semalam di balkon bersama Sehun masih terbayang di benaknya. Pipi putih itu memerah, merasa malu karena dengan bodohnya dia tertidur. Irene tidak tahu apa lagi yang terjadi setelah ia tertidur. Karena saat terbangun pagi tadi, ia sudah berada di kamarnya. Membayangkan bahwa Sehun yang memindahkannya ke kamar, membuat ia menepuk pipinya lagi semakin keras.

"Jangan memerah." Irene seakan berbicara pada kedua pipinya agar tidak memerah. Duduk di kursi, tangan Irene mengambil smartphone nya yang tergeletak di meja rias. Mengotak-atik benda persegi panjang tersebut sebentar, kemudian melemparnya pelan ke atas kasur.

Lantunan musik mulai terdengar dari smartphone. Irene bersenandung riang dan sedikit menggerakkan badannya mengikuti irama seraya melepas ikatan rambutnya yang sengaja digulung tinggi saat sedang mandi. "We got that power power...." Gadis tersebut masih bernyanyi sambil mengenakan pakaiannya.

Setelah selesai, Irene kembali mendudukkan dirinya di depan meja rias. Membuka laci meja rias, Irene mengeluarkan sebuah kotak kayu. Tangan Irene membuka kotak kayu tersebut dan mengeluarkan isinya. Ada dua benda didalamnya. Kalung perak berliontinkan hati dan bulu seputih salju. Irene menatap sedih bulu yang di atasnya tertulis dengan tinta emas yang berkilau "Namanya Bae Joo Hyun. Panggil dia Irene". Sampai sekarang Irene belum menemukan spesies hewan apa yang memiliki bulu tersebut. Untuk ukuran burung, bulu itu terlalu besar.

Menghela napas pelan, Irene memasukkan kembali bulu tersebut ke dalam kotak kayu. Menutupnya dan menaruh dalam laci meja rias. Kemudian Irene menyampirkan seluruh rambut panjangnya ke bahu kiri dan memakai kalung perak. Irene berdiri dan berusaha melihat tanda sayap malaikat di bagian belakang lehernya. Sayangnya ia tidak bisa. Menyerah, gadis tersebut membuka lemari. Tangannya menggapai sesuatu dibalik baju yang tergantung rapi. Sesuatu yang tertutupi kain putih ditarik keluar. Irene membuka kain yang membalut benda didalamnya. Senyumnya merekah saat sebuah keranjang anyaman rotan tertangkap netranya.

Keranjang bayi yang terbuat dari anyaman rotan itu masih dalam kondisi sangat baik. Ibu pantinya pernah berkata bahwa memang sengaja disimpan sebagai kenang-kenangan saat Irene dewasa nanti. Bahkan, selimut bayinya pun masih ada. Tangan Irene mengusap liontin yang dikenakannya tepat pada ukiran emas Irene yang ada diatasnya. Pendar kebiruan muncul sekejap dari liontin tersebut tanpa sepengetahuan Irene.

############

Di sofa depan televisi, pemuda bertelinga caplang sedari tadi sibuk dengan smartphone nya. Tawa pelan terdengar dari mulut pria tersebut. Luhan yang sedang menyapu lantai menatap aneh saudaranya. Bulu-bulu kemoceng menghalangi pandangan Chanyeol dari layar smartphone. Suara bersin terdengar keras. Chanyeol mengusap hidungnya yang gatal.

Half AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang