9. Mengintai

1.2K 192 41
                                    

Seoul adalah ibu kota Korea Selatan. Di bidang perekonomian, Korea Selatan termasuk sebagai negara maju di dunia dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) yang tinggi. Industri hiburan, elektronik, kimia, telekomunikasi dan masih banyak lagi menjadi tulang punggung perekonomian Korea Selatan. Seoul termasuk kota yang sangat sibuk apalagi saat hari-hari aktif dimana pelajar masuk sekolah dan karyawan kantor harus bekerja.

Saat ini sudah masuk jam makan siang. Beberapa karyawan kantor terlihat melangkah keluar dari perusahaan untuk sekedar menikmati makan siang di luar. Walaupun mungkin sebagian orang memilih untuk makan siang di kantin perusahaan. Diantara orang-orang yang berlalu lalang, dua orang pemuda berbaur dengan pejalan kaki yang tengah menyebrang jalan melalui zebra cross. Setiap tangan kedua pemuda tersebut menenteng plastik belanja.

"Untung aku belanja bersamamu,hyung. Kalau tidak, mungkin aku sudah tersesat."ucap salah seorang pemuda,"Aku hanya pernah sekali melakukan misi ke dunia ini bersama Joonmyeon hyung dan itu sudah sangat lama."

"Hmmm disini sangat berbeda dengan dunia thavma. Suasananya kurang menantang menurutku."sahut pemuda lainnya.

"Kurang menantang ya? Minseok hyung memang penyuka tantangan." Jongdae paham maksud kakak tertuanya. Putra tertua keluarga Han ini memiliki jiwa prajurit yang tinggi. Penyuka segala hal berbau senjata dan arena pertempuran. Kalau di dunia thavma, kau akan menjumpai hewan berukuran raksasa, makhluk aneh atau beberapa makhluk magis yang memberontak sehingga mengancam nyawa manusia. Bahkan kakaknya ini bersama Yifan, kakak keduanya dan para werewolf pernah menghentikan seekor naga gila yang hendak menghancurkan sebuah desa. Menantang maut bukan?

"Kapan Irene dan yang lain pulang?"tanya Minseok.

"Mungkin nanti sore. Kata Chanyeol selain kuliah, hari ini mereka ada jadwal praktikum dan beberapa kegiatan lain di kampus." Jongdae menatap dua plastik belanja yang dibawanya. Semua penuh dengan makanan dan minuman,"Besok siang kita sudah harus kembali ke kryfi chora. Jadi kita harus menikmati waktu tersisa dengan baik. Sebenarnya aku cukup nyaman tinggal di sini. Hyung, kau tidak mau pergi ke suatu tempat?"

Merasa tidak ada respon, Jongdae menoleh dan melihat Minseok sudah tidak berada di sampingnya tetapi berdiri diam beberapa meter di belakangnya dan memandang sesuatu. Berjalan mendekat, Jongdae bertanya,"Hyung, ada apa?"

Selama beberapa saat, tidak ada sahutan. Jongdae mengikuti arah pandang saudaranya dan tidak menemukan sesuatu yang janggal. Hanya ada beberapa orang pejalan kaki dan sekelompok orang yang berdiri menunggu di halte bus.

Sebuah tepukan mendarat di pundak Minseok. Akhirnya putra pertama Han tersebut sadar. Tanpa menoleh ke adiknya, ia bertanya,"Jongdae, kau tidak merasakan sesuatu yang aneh?"

"Aneh? Tidak."jawab Jongdae,"Memang ada sesuatu yang aneh di sini?"

Jongdae semakin penasaran dan melihat sekeliling kembali. Tapi menurutnya semua normal. Minseok memiliki insting yang tajam dan pandai membaca situasi. Seorang panglima memang dituntut untuk selalu waspada. Jadi, Jongdae percaya dan berusaha menemukan kejanggalan yang ada.

"Tidak. Mungkin hanya perasaanku saja." Minseok akhirnya membuka suara lagi,"Ayo. Jongin dan yang lain pasti sudah menunggu cemilan mereka."

Minseok melangkah memasuki halaman apartemen. Masih penasaran, Jongdae mengawasi sekitar. Menyerah karena tidak menemukan sesuatu yang janggal, ia pun berlari menyusul kakak tertuanya.

############

Sebuah seringai terukir di wajah seorang pria yang berdiri dengan pisau yang berlumuran darah. Dua orang dengan pakaian petugas keamanan terkapar di tanah dengan luka tusuk di bagian perut. Pria itu mengusap darah di pisaunya dengan jaket hitamnya dan menyembunyikan benda tajam tersebut di balik jaketnya. Berjalan dengan langkah tenang dan pandangan yang kosong menuju gedung apartemen. Hembusan angin malam mengiringi langkah pria tersebut.

Half AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang