6 #Menutup Kemampuanku

6.1K 337 60
                                    

=========

Aku telah salah berkunjung ke tempat yang seharusnya belum ku kunjungi.
==========

Dia semakin mendekat kepadaku
Aku tidak peduli sekarang. Orang berkata apa, itu nanti aku pikirkan. Kututupi telingaku dengan Kedua tanganku. Dan aku berteriak sekuat mungkin, meminta agar seseorang mebawaku pergi dari lapangan ini.

"TIDAKKKK!!! TOLONGGGG AKUUUU!!!!"
"SIAPAPUNNNN!!!!!!!TOLONGGGG AKUUUUU!!!"

....

Setelah aku berteriak seperti itu. Banyak orang yang datang menghampiriku. Aku bisa merasakannya dari hentakan kaki mereka yang mulai mendekat. Aku masih belum membuka mataku, dan suara itu masih menusuk-nusuk di pikiranku. Kurasakan banyak sekali tangan-tangan yang sekarang sedang memegangiku, mengehentakkan halus badanku.

"Hei!!! Kamu kenapa??"

"Hei.. Ayo Bangun!!"

".. Kenapa Kamu!!"

Kubuka mataku sesudah banyak orang yang panik di sekitarku. Banyak orang yang mengerumpuniku. Hingga aku sudah tidak melihatnya lagi.
Pertanyaan mereka belum kujawab sama sekali. Aku bingung saat ini apa yang harus kukatakan.
Hmmm. Aku berpikir sejenak dan.

"Kakiku sakit, karena terjatuh barusan. Mungkin kesleo"
"Sini sini aku pijat"
Salah satu orang menawarkan diri untuk memijat kakiku. Tetapi aku menolak dan memintanya agar lebih baik mengantarku pulang.

"Hmm. Tidak usah gak papa, tapi bisa tolong antarkan saya pulang. Nanti biar ayah saja yang memijit kaki saya"
Orang itu mengiyakan permintaanku Dan membopongku berjalan menuju kearah jalan pulang.

Disaat aku di bopong olehnya, aku berusaha mencari keberadaannya. Ya dia yang ngesot mendekatiku tadi. Tapi dia sudah tidak berada disana. Tidak ada lagi darah yang kulihat, tidak ada lagi otak yang terburai tercecer di area lapangan. Semua sudah tidak ada. Hmmm. Aku bingung.

Setelah sampai dirumah, ku ucapkan terimakasih padanya dan setelah itu dia pergi. Tanpa meninggalkan satu patah kata, hanya sebuah senyuman dan anggukkan kecil yang dia berikan.

Rasanya aku mengenalnya, kalau tidak salah dia adalah Mas Tris, masnya Teman sekalasku Gilang. Terkadang dia mengantarkan Gilang ke Sekolah dan menjemputnya waktu pulang. Pantesan kayak udah pernah bertemu seblumnya.

Aku duduk di kursi panjang yang berada di depan teras rumahku. Baru saja aku menghela nafas panjang Awan sudah berada di sampingku.

"Hei, kenapa denganmu?"
"Tidak jelas, dan tidak pasti dan lagi lagi hanya ketakutan yang menyelimuti perasaanku sekarang."
"Karena?"
Dia bertanya lagi padaku.
"Baru saja aku melihat, ada sesosok perempuan yang badannya amburadul dan gak jelas kepalanya yang hancur. Otaknya terburai berceceran... stop . Stopp .. pada intinya aku tadi melihat yang tidak jelas di lapangan. Dia menghampiriku dan meminta tolong padaku."😖.
Dia hanya terdiam mendengar ceritaku barusan.
Kuputuskan untuk masuk ke dalam untuk mencari ayah.

INDIGO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang