Bukan Salah dalam mengambil tindakan.
Tetapi bagaimana kita bisa hidup dengan tindakan itu.
----------
Dia memutuskan untuk Resign dari tempat ini. Aku tidak tahu alasannya apa. Tetapi aku tidak mau mengurusi hal itu lagi. Dia berpesan kepadaku bahwa."Jangan pernah sebutkan namaku pada siapapun!"
Hanya itu saja yang dia ungkapkan sebelum pergi. Dan aku berjanji padanya dan mengiyakan permintaannya.
karena aku juga berpikir bahwa, buat apa juga menceritakan kejadian dan namanya pada banyak orang. Toh mungkin juga gak akan ada yang percaya, tapi semuanya udah telat. Di saat satu mulut sudah berbicara maka banyak mulut juga yang akan berpendapat.
Aku biasa saja setelah kejadian itu berlalu. Tetapi aku menjadi tidak banyak bicara dan lebih baik diam.
Karena setelah kejadian itu hampir seluruh anak yang berada di sekolah ini tahu dengan identitasku. Dan meskipun mereka menghargai kemampuanku dan tidak mengejek atau membuliku. Tetapi sama saja rasanya sangatlah berbeda. Dan aku tidak nyaman dengan hal ini.
Ada yang kemudian datang kepadaku dan bertanya-tanya. ya, aku hanya mengiyakan dan menjawab seadanya saja. Karena, sebenarnya yang kayak gini yang aku tidak sukai. Terlalu terekspos.
Ya mau gimana lagi. Ini adalah sebuah resiko yang aku tanggung dan memang seharusnya aku tanggung. Karena menjadi seseorang yang berbeda dengan yang lainya bukanlah sesuatu yang mudah.
Banyak sekali yang memang harus di jalani, dari apa yang terjadi. Tetapi dari situlah aku berpikir dan mencari sebuah solusi.
Mungkin kamu berpikir bahwa aku menikmati hal itu semua.
Tidak...
Tidak sama sekali.
Aku sama sekali tidak menikmatinya.
Tetapi aku bersyukur dengan apa yang aku miliki saat ini.
Memang kejadian itu sudah satu tahun yang lalu.
Kalau di bilang dengan sekarang, sekarang ya sangat jauh sekali dengan kejadian itu.
Tapi kejadian itu masih tertancap dengan erat di benakku sampai saat ini. Dan selalu rasanya kejadian itu seperti baru saja terjadi kemarin di kehidupanku.
Aku sadar bahwa aku tidak boleh seperti ini terus. Tetapi ini tidak bisa aku singkirkan dari pikiran normalku.
Sampai sekarang, satu yang selalu membuatku resah. Aku masih tidak tahu keberadaan Awan dimana.
Sering aku memanggilnya, tetapi tetap sama. Tidak ada sebuah jawaban darinya.
Rasanya semua ini jadi percuma.
Aku mencoba berteman dengan yang lainnya. Tetapi rasanya berbeda. Mereka tidak bisa benar-benar hidup seperti Awan. Mereka hanya meminta pertolongan dariku dan meminta kelebihanku saja. Mereka tidak mengerti perasaanku.
Tidak sama sekali.
Berbeda dengan Awan. Dia selalu ada untukku, selalu bisa memberiku sebuah nasihat yang bisa membantuku. Aku merasa dan berpikir, aku bisa menjalani ini semua tanpanya.
Tetapi semua itu hanyalah omongan belaka.
Aku tidak bisa melalui ini semua tanpanya.
Hari-hariku berlalu tanpa adanya sesuatu yang spesial.
Semuanya aku rasa sama.
Setiap jam, hari, minggu, bulan bahkan Tahun.
Aku rasa ini adalah akhir dari ceritaku. Dan aku harus lebih fokus dengan persiapan ujian kelulusanku. Aku tidak tahu apakah aku akan tinggal disini untuk melanjutkan hidupku? Atau aku akan pulang melanjutkan kembali kehidupanku di rumah.
Ini adalah sebuah pertanyaan besar bagiku. Untuk mengakhiri apa yang sebenaranya tidak ingin aku mulai.
Tetapi semuanya sudah berbeda.
Aku memulainya dan aku harus terpaksa juga mengakhirinya.
Aku sekarang akan lebih fokus dengan ujian kelulusanku.
Aku belum tahu, apakah aku memutuskan untuk tinggal dan kerja di sini atau aku pulang kerumah.
Karena semuanya pemikiran masih bimbang di kepala ku.
Dan aku kasih tahu kamu satu hal.
Bahwa aku masih memiliki kemampuan lebih.
Kemampuan ku tidak menghilang bersama Kepergian R dari tempat ini. Melainkan kemampuan ku semakin menjadi setelah kejadian itu.
Aku tidak tahu seberapa kuat diriku menghalau dalam segala masalah. Tapi aku juga tidak pernah tahu di saat aku nanti akan kalah.
***
Waktu berjalan dengan sangat cepat kurasa, hingga uraian harian pun tidak terasa sudah menjadi bulan. Bulan berlalu pun sudah tidak terasa menjadi Tahun.
Aku sudah lulus sekarang dengan nilai yang memuaskan. Gak Pamer. Gak ada niat, yang penting lulus aja.
Keputusanku adalah aku tetap tinggal disini.
Semua yang aku lalui saat ini adalah sebuah roda kehidupan yang berputar dan belum tentu tahu arah yang akan di gantikan.
Ada diatas atau di bawah adalah sebuah misteri.
Manis dan pahit adalah sebuah melody yang kapan saja bisa terjadi.
Dan tentunya pasti menghampiri...
Aku meminta izin untuk menutup cerita ini. Cerita dimana masa aku sekolah, akan aku lanjutkan dengan ceritaku di masa aku kerja dan menjadi Dewasa.
Tidak mungkin aku samakan sebuah cerita pengalaman di masa aku sekolah dengan sebuah pengalaman disaat aku tumbuh dewasa dan bekerja.
Karena semua peristiwa pastilah ikut berbeda.
Aku harap kamu yang sudah bersamaku. Bisa mengenang semua masaku di saat aku sekolah.
Dan lampiran baru aku di mulai dengan kisah yang berbeda disaat aku menjadi dewasa.
Aku sebenarnya takut untuk berbagi menceritakannya kepada kamu. Tetapi sharing pengalaman ini belumlah berakhir hanya di sini saja.
Karena jalanku masih panjang dan aku tidak bisa hanya diam dan menyimpannya hanya seorang diri.
Aku pasti akan berbagi dengamu, karena harus ke siapa lagi kalau bukan ke kamu. Kamu pembaca setiaku. Tidak mungkin aku melupakanmu.
Mungkin ini kedengaran sangat aneh menurutmu. Tapi ingatlah aku tidak pernah bermain-main dengan kata-kataku.
Karena aku tahu bahwa boomerang itu selalu menunggu. Di saat kita sudah melempar sesuatu yang buruk maka dia akan kembali dengan yang buruk.
Disaat aku melempar sesuatu yang baik maka dia akan kembali dengan yang baik pula.
.
.
.
.
--------
Tunggu Keputusanku, aku harap kamu sabar menunggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO
Horror[REAL STORY] ❕ [KISAH NYATA] ❗ [Update Sewaktu-Waktu] 1. Jikalau kamu merasa tidak memiliki kepercayaan akan hal diluar akal manusia maka jangan baca buku ini. 2. Karena buku ini berisi tentang ceritaku, yang tidak masuk akal. 3.Tapi Jika k...