29 #Bajang Kerek

1.8K 158 64
                                    

Terkadang Nalar Itu Membuahkan Hasil
----------

Mata Yang semula biasa saja, tiba-tiba menjadi putih semua. Mulut lebar yang jatuh sampai ke tanah pun kini tertutup kembali dengan rapat. Kemudian sekujur badannya yang semula biasa saja kini telah berubah menjadi merah semua.

Astaga makhluk apa ini?...

Dengan tiba-tiba dia berlari ke arahku. Dan anehnya aku tidak bisa melihatnya dengan jelas pergerakannya. Sangat cepat.
Dia sudah ada di belakangku, memegangi kakiku.
Pegangannya sangat erat, hingga berhasil membuat aku tidak bisa berjalan.

Gulungan kain berwarna putih pun, masih tergenggam erat di tangannya.
Ku coba untuk tetap tenang. Tidak terpancing apapun.
Lama kelamaan pergelangan kakiku yang di pegang olehnya menjadi panas, seperti tersulut api.

"Eh, lepasin gak! Aku cuma mau minta gulungan yang di tanganmu!"
Aku berteriak keras kepadanya.

Dia hanya melihatku dan mengucapkan banyak kalimat yang tidak aku ketahui bahasanya.
Kakiku semakin lama semakin panas dan sudah mulai kurasakan sakit pada kulitku.

Jelas bukan hantu ini, kalau gak Jin ya separuh nya.

Dia kemudian merambat naik ke tubuhku dan duduk di pundakku. Memegangi erat rambutku dan menjambak rambutku.

Karena aku sudah tidak sabar akan hal ini. Ku raih dan ku pegang badannya dengan kedua tanganku. Dan ku angkat paksa untuk lepas dari pundakku.

Ku angkat tepat di depanku. Dia meronta-ronta ingin untuk di lepaskan. Dia berteriak seperti sebelumnya. Tetapi aku sudah tidak pedulikan hal itu. Telingaku juga sudah bebal dengan suaranya.

Aku geram sekali melihat tingkahnya yang begitu jail kepadaku.
Ku eratkan pegangan ku ke badannya. Dan tanpa sadar aku mengucapkan sesuatu hal atau bahasa yang aku tidak bisa aku artikan dan menuliskannya. Karena aku tidak tahu bahasa itu.
Aku mengucapkannya terus.
Hingga makhluk yang berada di tanganku kemudian, menjadi samar-samar atau terawang. Dan saat aku mengucapkan kalimat yang tidak aku tahu bahasanya itu terus menerus.

Kemudian dia perlahan menghilang menjadi asap putih tipis di hadapannku.
Dan dia sekarang sepenuhnya menghilang.

Aku terdiam sejenak. Apa yang barusan aku katakan dan ku ulangi terus menerus. Aku tidak bisa mengingatnya, dan aku pun tidak mengenal bahasa itu. Lantas apa yang aku ucapkan barusan?
Hingga membuat makhluk kecil berwarna merah itu menghilang tanpa sebab.

Ku bungkam bibirku dengan kedua tanganku. Berjalan perlahan menuju ke dalam toilet.

Aku melihat sosok perempuan yang sangat cantik berdiri di depan pintu toilet yang tadi aku datangi.
Hmmm apakah dia si rambut panjang?
Dia tersenyum ke arahku.

"Terimakasih sudah membantuku lepas dari ikatannya"

Aku mendekat kepadanya.

"Iya sama-sama, mengapa kamu bisa di ikat olehnya?"
Aku bertanya lirih kepadanya.

"Dia adalah jin kecil yang nakal! Banyak yang menyebutnya dengan sebutan"

"Bajang Kerek"

"Dia berasal dari janin yang di gugurkan! Dan di kubur di sembarang tempat!"
Dia menjelaskan perlahan.

"Apakah kamu sudah lama terkurung di sini"
Kusandarkan badanku ke tiang yang berada di sebelah kananku.

"Lima tahun!"

"Hmmm"
Aku hanya bergumam, tidak menjawabnya. Seolah-olah mengerti apa Yang dia rasakan selama Lima Tahun.

"Ada anak seperti mu disini, tetapi dia tidak berkenan menolongku!"

INDIGO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang