17 #Berburu Tengah Malam

3.2K 222 39
                                    

Kehidupan itu beragam. Yang kedua, cuma bagaimana saja caranya kita untuk melaluinya.
==========

-

----

Malam ini aku rasa bukan menjadi diriku yang sebenarnya.

Aku yang sebenarnya takut akan gelap dan takut akan berada di hutan, sudah tidak kurasakan ada di benakku lagi untuk saat ini. Garis bawahi ya.. Untuk Saat ini.

Malam ini tepatnya pukul 22.03, aku meninggalakan rumahku berangkat bersama dengan Ayahku ke hutan.

😒Ngapain ke hutan malam-malam?

Yang benar saja, Ayahku adalah seorang pemburu. Ya aku memang tidak menceritakan begitu banyak tentangnya, dia orang yang pendiam, pendemdam, orang yang misterius. Tapi orangnya sangat baik dan ramah kepada setiap orang yang Ayah kenal maupun Ayah baru bertemu untuk pertama kalianya.

😒Hmmm. Berburu apa?

Apapun yang bisa di buru pada malam hari, misalnya Monyet, Tringgiling, Ular, Rusa, dan masih banyak lagi.

😒Untuk apa?

Biasanya kita komsumsi, untuk yang berdaging dan untuk yang kita jual hidup ada Ular dan tringgiling.

Aku dan Ayah sudah berada di depan dari sebuah gapura yang menunjukkan tanda bahwa kita akan memasuki sebuah Hutan yang bisa di bilang masih liar.

Kami berjalan, tidak menggunakan kendaraan apapun. Pakaian lengkap dan juga sepatu Pull, Membawa minum, roti, senter, tas punggung, sabit, pisau, dan seutas tali tambang.

Maaf aku lupa.
Aku dan ayah tidak sendirian, kami di temani oleh Helly anjing Kesayangan Keluargaku. Anjing yang telah menyelamatkan nyawa ayahku saat ayahku terpeleset hendak jatuh ke jurang, Helly lah yang menyelamatkannya. Tidak tahu bagaimana caranya tetapi itu nyata. Hingga ayah masih bersama dengan kami, kejadian 2 tahun silam.

Kamu pasti juga tahu mengapa kami membawa Anjing?.. Karena Indera mereka juga sangat peka akan segela sesuatu yang berada di sekelilingnya. Termasuk mereka yang tidak terlihat yang bisa ku lihat, anjing pun bisa melihat atau merasakanya.

Aku sudah melewati gapura barusan, hawa yang kurasakan langsung berubah seketika. Hmmm. Aku kurang nyaman dengan hawa yang seperti ini.

Dingin menusuk, berkabut, dan gelap. Huhhhhhh. Memang bukan Ayah yang memintaku ikut, tapi memang kemauanku sendiri untuk ikut.

Hanya senter yang memandu jalan kami saat ini. Awan tidak bersamaku sekarang.
Aku belum memanggilnya saja, hmmm mungkin disaat waktunya nanti aku butuhkan dia akan kupanggil.

Pasti kamu sedang menanyakan dan berpikir.. apakah aku melihat sesuatu yang lain..???

Yaaaaa... benar sekali, aku melihat nya saat ini. Begitu banyaknya mereka...

Di saat di gelap meskipun aku tidak mengarahkan senterku ke mereka, aku masih bisa melihat mereka berdasarkan sebuah energi yang yang keluar dari mereka.

Bermacam-macam ku lihat, dan berbagai macam warna pula.
Kebanyakkan dari mereka energinya berwarna jingga, dan Biru gelap.
Ayah menyampaikan pula tadi sebelum masuk hutan,

"Disaat kamu melihat sebuah Energi yang berwarna Merah kekuningan seperi kobaran api, kamu harus cepat sampaikan ya."

Ayah hanya menyampaikan seperti itu, dan tidak memberitahuku apakah itu. Hmmm Hewan atau yang lainnya aku juga belum tahu.

"Kamu capek a Nak?"
Tiba-tiba ayah menanyaiku.

"Ahh, Nggak kok Yah. Ini masih berapa lama lagi Yah?"

INDIGO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang