31 #Dia Mengambil Kemampuanku

890 100 27
                                    

Jangan Pernah Merasa Kamu Punya Segalanya, karena Itu akan Sia-Sia.
----------


Sudah lama aku tidak menulis, karena tidak ada sebuah cerita yang aku bisa ceritakan saat ini.

Bilang saja. Aku sudah kelas 11 di Sekolah gratis ini.
Masa-masa yang sangat cepat berlalu aku rasakan. Meskipun tanpa dia. Ya, tanpa Awan.

Memang aku punya teman baik dan sangat dekat denganku. Dia Andre. Tetapi sama saja, meskipun aku berbaur dan menjadi normal di dalam hidupku. Tapi aku malah merasa aneh.

Banyak sekali yang terjadi dalam hidupku belakangan ini. Tetapi itu sesuatu yang sangat biasa dan sesuatu yang tidak ada artinya sama sekali.
Ya memang aku melihat mereka, aku berkomunikasi dengan mereka. Tetapi rasanya sudah beda. Tidak sama seperti di saat aku benar-benar memiliki mereka yang menjadi sebuah teman dan selalu ada untukku dan menemaniku.

Sudah setahun lebih tepatnya. Aku tidak tahu apakah dia sudah pergi dengan "Para Pencari"?
Atau dia kemana. Pada intinya aku sudah tidak merasakan kehadirannya di dekatku.

Ya sih, memang aku harus terus menjalani hidupku. Tetapi ya dia selalu ada untukku. Apakah aku salah membawanya kemari?
Ataukah ini sudah jalannya?

Banyak sekali teman-teman ku sudah mengetahui bahwa aku adalah seorang anak yang memeiliki kemampuan lebih. Okay akan ku ceritakan ini dari awalnya.

***

Kejadian ini terjadi di saat aku masih kelas 10, kita akan flashback 1 tahun yang lalu.

Malam itu aku naik ke asrama sendirian. Dan saat aku usai menaiki tangga, dengan tidak sengaja aku menabrak seseorang.
Ya yang aku tabrak adalah dia yang tidak bisa ku sebutkan namanya. Inisialnya R.

"Kenapa keburu-buru?"
Dia bertanya padaku sambil menatapku tajam.

"Ah nggak kok kak!"
Aku menunduk sambil berjalan melaluinya.

"Tunggu!"
Dia memanggilku.

Aku berhenti tetapi tidak menoleh ke arahnya. Suara kaki berjalan mendekatiku.
Dia mendekatiku.

"Lihat aku!"

Aku berbalik perlahan dan melihatnya.
Dia menatapku tajam beberapa detik.
Dan waktu seperti berhenti saat itu.

Hanya ada aku dan dia di lorong lantai dua ini.

"Kamu punya kan!"
Dia menghentakkan pundakku.

"Maksudnya?"
Aku bertanya seolah-olah bingung dengan apa yang di ucapkan olehnya.

"Kamu punya kemampuan seperti itu kan! Jujur saja padaku. Karena aku tahu itu. Sejak pertama kamu datang, aku sudah menyadarinya bahwa ada yang berbeda dari dirimu!"
Dia berbicara dan berbisik di telingaku. Sambil mengitariku. Menusukku dengan tatapan tajam darinya.

"Aku tidak bisa membaca pikiranmu dan aku tidak bisa melihat kilasan memorimu. Dan AKU TIDAK SUKA AKAN HAL ITU!!!"
Dia berbicara dan membentak kepadaku.

Aku hanya diam, tidak mengatakan sepatah kata pun padanya. Dan aku tidak berkutik. Bukan karena aku takut dengannya.

Karena api di dalam hatiku sudah tersulut dan terbakar, tunggu beberapa detik akan meledak. Aku tidak kuat menahan kata-kata yang keluar dari mulutnya. Sangat menyayat hati. Seseorang yang tak memiliki sebuah perasaaan.
Dan memang benar dugaan ku bahwa dia adalah yang di maksud oleh mereka dia yang tidak boleh di sebutkan namanya.

"KATAKAN!!!"
Dia berteriak di hadapanku.

"Kenapa memangnya!?"
Aku berbalik bertanya kepadanya.

INDIGO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang