25 #Penghuni Baru

2.5K 180 56
                                    

Ramah bukan kurang ajar, Ramah bukan juga sok kenal,
Melainkan Ramah adalah Santun
----------

Novan dan Agnez sudah menuju kamar masing - masing. Kamar ku bersebelahan dengan kamarnya Novan.

Di setiap lorong ada lima kamar dan yang masing-masing per kamarnya di tempati oleh empat sampai enam anak.
Dan di asrama ini ada lima lorong jadi jumlah keseluruhan adalah 25 kamar.

Dan di setiap lorong di sediakan juga kamar mandi tapi di luar kamar. Kamar mandi masih satu lorong dan kamar mandi tersebut setiap lorongnya juga jumlahnya dama dengan kamar.  Jadi ada lima kamar mandi khusus untuk kamar masing-masing.

Aku tahu bukan karena aku melihat dan berjalan ke seluruh lorong,  melainkan Kak Andre yang menceritakan kepadaku. Tapi ngomong-ngomong dia melarangku untuk memanggil kakak khusus aku katanya. Suruh panggil nama aja.

Jadi ya aku turuti yang dia minta.

Aku baru saja selesai menata seluruh barangku di almari baru. Memang ini ada satu almari saja,  tapi masing-masing anak mendapat satu tempat dan satu kunci dari lemari tersebut.
Karena saru almari inu ada enam tempat.

Aku berada di kamar 12 yang di mana kamar ini adalah kamar tengah jadi kamarnya paling luas diantara yang lain. Dan yang menempati kamar ini juga banyak,  ya ada enam anak tepatnya.

Aku mengambil tempat tidur di atas,  karena disini ranjangnya pakai ranjang susun.  Jadi atas dan bawah.
Tapi yang luar biasanya lagi,  kasurnya bukan dari kapuk atau kapas.  Melainkan springbed. Bakalan nyenyak nih tidur,  karena empuk banget.

Aku masih berdiam diri di kamar karena, aku malu untuk keluar ataupun berjalan-jalan di siang hari. Andre tadi bilang lagi makang siang,  aku sempat di ajak tapi masih kenyang.  Dia nanti akan menemaniku untuk jalan-jalan pada malam hari.

Kulihat jam di dinding kamar ini menunjukkan pukul 03.32 sore. Dan kondisi asrama ini masih sangat sepi.
Ada sih beberapa anak tapi gak banyak. Mereka berada di luar asrama dan bermain bola. 
Jadi di depan asrama ini ada lapangan bola basket.

Awan dia bilang mau jalan-jalan dan berkenalan dengan yang ada disini. Dasar,  gue di tinggalin sendiri.

"Hahahahahah"

Aku terkejut di saat ada yang tertawa,  dan melewati depan kamarku barusan.

Njir siapa ini tiba-tiba ketawa gak jelas. Tapi kudengar dari ketawanya pun dia cewek bukan cowok.
Berati apakah dia, mereka.

"Hahahahahah"

Buset,  ketawanya malah di besarin.

Aku hanya duduk diam di ranjang bawah tepat di bawah tempat tidurku.

Aku gak mau berurusan dengan mereka.
Karena aku baru disini.

Ku putuskan untuk diam.

"Hahahahahah"

"Aaaaaaaaaaa!!!!"
Aku terkejut bukan main di saat dia tertawa kembali dengan menembus tembok kamarku dan berlari menembus tembok kamar sebelahnya.

Dia anak kecil berkuncir dua dan membawa mainan boneka. Gak di ajari apa anak ini sama orang tuanya buat jangan nembas nembus tembok sembarangan.
Umpatku dalam hati.

Dadaku masih dag dig dug,  karena terkejut barusan. Ku atur nafasku dan mencoba untuk lebih rileks.

Kalau dia keluarnya kayak Awan sih gak papa. Ini lebih horor lagi keluarnya tiba-tiba dengan ketawa dan nembas nembus sembarangan.

INDIGO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang