Cerita yang Hebat dan Diskusi yang Hangat

195 5 0
                                    


Setelah shalat Isya dan berdzikir serta shalat sunnah, aku membaca Al Qur'an sambil menunggu kedatangan Pak Burhan. Baru dapat dua lembar mushaf, terdengar suara Pak Burhan memanggilku dari depan pintu kamarku. Aku bergegas keluar menemuinya. Kulihat Pak Burhan sudah berada d ruang tengah dan sedang menggelar karpet lalu meletakkan sebuah nampan yang berisi sebuah teko, dua buah gelas yang ditumpuk, dan sepiring kue kering yang sama dengan yang disuguhkan tadi siang.

" Ayo sini, duduklah. Saya akan menjelaskannya dengan santai sambil menikmati teh dan hidangan yang ada ini ", ajaknya. Aku lalu duduk bersila di hadapannya, dan mengambil gelas yang sudah terisi oleh teh yang barusan dituang oleh Pak Burhan, lalu meminum isinya sedikit. Pak Burhan menatapku dan tersenyum, lalu memulai pembicaraan malam itu.

" Faiz... Sebelum aku menyampaikan tentang langkahmu selanjutnya dalam tugasmu ini, aku akan bercerita di mana cerita ini ada kaitannya dengan tugasmu nanti. Anggap saja cerita ini adalah muqaddimahnya, dan mungkin agak panjang. Jadi duduklah santai dan dengarkan baik-baik ceritaku ". Ia kemudian meminum sedikit teh dalam gelasnya, lalu melanjutkan lagi.

" Baiklah, kita mulai ceritanya..", ia berhenti sejenak untuk menarik nafas panjang sebelum melanjutkan lagi. Aku beringsut sedikit ke depan agar lebih dekat lagi dengannya.

" Oh ya, sebelumnya maaf ya Faiz mulai sekarang aku mengganti kata 'saya' dengan 'aku' agar lebih akrab ya ?", ujarnya menatapku menunggu persetujuanku. Aku tertawa kecil mendengarnya.

" Itu hak antum dan sama sekali bukan masalah bagi saya, jadi bagaimana enaknya saja" ujarku. Dia lalu tersenyum lebar dan mengangguk-angguk.

" Baiklah... jadi begini. Kira-kira tiga bulan yang lalu aku mengirimkan surat permohonan kepada ustadz Azhari agar mengirimkan salah satu alumninya untuk bertugas di sini. Namun dalam surat permohonan itu aku mengajukan syarat bahwa yang akan dikrim kemari itu haruslah seorang alumni yang cerdas, berpikiran kritis dan dinamis, berakhlaq mulia, mudah bergaul dengan siapa saja, dan yang memiliki banyak ide atau pemikiran yang brilian. Selain itu ia juga harus seorang pekerja keras yang tangguh, tidak mudah menyerah, dan tipe seorang pemikir. Syarat ini adalah gabungan dari persyaratan yang diminta oleh seorang Syaikh dari Mesir yang sedang mencari seseorang yang layak untuk mengemban sebuah tugas khusus, dan syarat yang kuinginkan untuk bisa memenuhi harapanku. Sebelum kulanjutkan, untuk memastikan kamu memahami arah penjelasanku, aku ingin bertanya padamu. Apakah kamu sudah mengerti tentang adanya kamp pelatihan dan kehadiran instruktur dari luar negri di daerah ini ?", tanyanya mengakhiri bagian awal ceritanya.

" Sudah pak", jawabku singkat. Dia lalu tersenyum dan melanjutkan lagi.

" Baiklah. Jadi syaikh dari Mesir itu adalah amir dari kamp pelatihan. Beiaulah sebenarnya yang awalnya memintaku untuk mencarikan pemuda dengan kriteria tadi. Lalu aku terpikir sekalian saja aku manfaatkan pemuda itu untuk mencoba mendatangkan perbaikan di kampung ini setelah ia menyelesaikan pendidikannya bersama Syaikh dari Mesir. Karena aku tahu masa penugasan itu adalah satu tahun sementara pendidikan dan pelatihan bersama Syaikh dari Mesir itu hanya selama 3-4 bulan saja.

Sebulan kemudian aku menerima kiriman dari ustadz Azhari yang berisi salinan karya tulis tugas akhirmu, dan catatan mengenai profil dirimu. Dalam catatan profilmu, ustadz Azhari juga menyebutkan penilaian para asatidz senior tentang dirimu dan harapan mereka atas dirimu. Di situ juga dijelaskan bahwasanya in sya Allah kamu memenuhi semua persyaratan yang aku minta.

Setelah membaca ide dan pemikiranmu dalam karya tulismu, aku mulai jatuh hati padamu dan meyakini sebagaimana keyakinan para asatidz terhadap dirimu, yaitu bahwa kamu memang memenuhi syarat seperti yang kami inginkan. Tadi siang dari obrolan kita bersama Pak Rahmat, dari pertanyaan-pertanyaan yang kamu ajukan, kesan yang kudapat darimu adalah kamu memang seorang pemuda yang cerdas, kritis, dan berpikiran maju. Hal ini setidaknya sudah membuktikan sebagian dari keyakinan kami. Dan semua keyakinan kami itu akan semakin terbukti seiring perjalanan tugas dan pelatihan yang akan kamu jalani nanti.

Angin dan BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang