Penjelasan Tentang Tugas yang Panjang

142 3 0
                                    


Sesuai janji syaikh, malam hari selepas Isya ditemani dua gelas kopi dan sepiring singkong goreng yang kubuat, kami siap melanjutkan pembahasan kami pagi tadi. Aku pun sudah siap dengan buku catatan dan pulpen di tangan. Dan setelah menyeruput kopinya, syaikh pun memulai penjelasannya.

" Untuk mewujudkan kemenangan Islam dan kaum muslimin tentu saja kita harus punya kader-kader pejuang yang terus menerus berkembang baik dari sisi jumlah maupun kualitasnya. memang kita harus memulainya dari sekarang dari jumlah yang sedikit dulu, lalu seiring perjalanan kita tingkatkan jumlah dan kualitasnya. Artinya kita butuh kerjasama yang solid dan saling bersinergi antara para pelaku operasi jihad dan para da'i atau para tokoh yang berpengaruh di tengah kaum muslimin. Tugas para da'i dan para tokoh itu adalah sebagai penyedia bahan bakar jihad, yaitu dengan mendidik ummat agar siap membela agamanya dengan harta dan jiwanya. Karena perjuangan ini sangat panjang, butuh beberapa generasi sampai Alloh Ta'ala mengkaruniakan kemenangan. Bagaimana mungkin kita akan sampai garis finis jika estafet perjuanagn terhenti pada generasi kita ? Bagaimana mungkin kita akan dapat terus berjuang tanpa dukungan dari kaum muslimin yang kita perjuangkan ?

Untuk tujuan melakukan pengkaderan mujahid-mujahid yang baru itulah aku ditugaskan kesini untuk memberikan pelatihan sekaligus memetakan kekuatan mujahidin di Indonesia. Dan banyak lagi orang-orang sepertiku yang ditugaskan ke berbagai negeri yang sedang terjadi konflik antara kaum muslimin dengan kaum kafir. Tujuannya selain untuk memperkuat kaum muslimin yang sedang berjihad dan melatih mujahid-mujahid baru, juga untuk menjalin ikatan dengan mujahidin di daerah setempat. Sehingga kelak diharapkan dapat saling bersinergi dalam perjuangan masing-masing, meskipun nampaknya mungkin seperti berjuang sendiri-sendiri di daerahnya masing-masing tapi sebenarnya itu adalah bagian dari agenda jihad global. Dan kira-kira kamu sudah tau kan tandhim apa yang mengutusku kemari ?", tanya syaikh.

" Al Qaidah kan syaikh ? dan antum adalah utusan Al Qaidah", jawabku. Syaikh lalu tersenyum dan meminum lagi kopinya sebelum melanjutkan.

" Benar Ubaid, dan kamu juga telah menjadi bagian dari Al Qaidah. Nanti akan kujelaskan mengenai tugasmu setelah ini. Masih banyak yang perlu dijelaskan sebelum kujelaskan tentang tugasmu. Baiklah kulanjutkan lagi.

Ketahuilah Ubaid, bahwa fase penyadaran telah dimulai dengan adanya serangan 11 September kemarin. Aku meyakini hal ini karena di akhir pertemuan sewaktu dideklarasikannya gerakan Jabhah Islamiyah al Alamiyah itu disampaikan bahwasanya fase penyadaran akan dimulai dengan menyerang Amerika dan sekutunya di negeri mereka sendiri. Tujuannya adalah menyampaikan pesan yang jelas bahwa mereka itu adalah musuh kaum muslimin yang harus menjadi target utama dalam jihad melawan hegemoni mereka, dan juga bahwa ada sekelompok kaum muslimin yang mampu menyerang mereka dan dapat menimbulkan kerugian yang besar di pihak mereka. Di satu sisi serangan itu akan melemahkanmusuh dan di sisis lain ummat Islam jadi tahu siapa musuh yang harus dihantam lebih dulu atau minimal jadi mengetahui siapa yang menjadi target mujahidin. Dengan adanya operasi penyerangan itu kita juga kemudian akan mengetahui siapa yang pro dan siapa yang masih kontra, lalu kita akan selidiki lebih lagi sejauh mana mereka yang pro itu dan apa yang menyebabkan orang-orang masih kontra itu. Hal ini akan menjadi bahan evaluasi kita, sehingga bisa merumuskan langkah selanjutnya dengan lebih baik.

Nah, sekarang akan kuberitahukan kepadamu sebuah informasi yang sangat rahasia yang merupakan titik tolak dari tugasmu nanti. Tidak ada seorang pun yang boleh mengetahui informasi ini selain dirimu, ingat itu Ubaid", syaikh menghentikan perkataannya dan menatapku tajam. Aku spontan mengangguk dan beliau kemudian meneruskan lagi.

" Informasi itu adalah bahwa Indonesia menjadi salah satu target operasi dalam fase penyadaran ini. Aku tidak tahu siapa yang ditugaskan untuk merancang dan melaksanakan operasi itu, aku hanya diperintahkan untuk melatih dan menyiapkan orang seperti dirimu. Aku yakin Ubaid, tidak lama lagi akan ada operasi serangan terhadap simbol-simbol atau kepentingan Amerika dan sekutunya di sini. Negerimu ini sangat penting nilainya di sisi Amerika. Sekutu Amerika yang paling penting di kawasan ini adalah Indonesia. Dan bagi kami Indonesia juga juga sangat istimewa, yaitu sebagai negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan memiliki kekayaan alam yang melimpah. Kami ingin tahu apa peran yang tepat bagi ummat Islam di Indonesia dalam rangkaian masterplan menuju kemenangan Islam di muka bumi ini. Atau lebih lanjut lagi, kami ingin tahu metode perjuangan seperti apa yang tepat untuk ummat Islam di Indonesia, karena masing-masing tempat memiliki kondisi yang berbeda-beda.

Untuk itu eksperimen jihad harus dilakukan, kemudian kit akan lihat apa yang terjadi pada kaum muslimin pasca sebuah amaliyah (operasi) jihad. Itulah tujuan utama eksperimen jihad itu. Di samping itu juga sebagai test atau ujian bagi teori yang selama ini kita pelajari, sejauh mana kader-kader kita dapat mempraktekkannya. Setelah itu akan kita evaluasi di mana kesalahan dan kekurangannya untuk kita perbaiki bersama.

Nah, demikan Ubaid penjelasan tentang latar belakang dari tugas yang akan engkau laksanakan. Sekarang aku akan menjelaskan tentang tugas-tugasmu. Tapi sebelumnya aku akan menyampaikan penilaianku tentang dirimu, alasan mengapa aku memilihmua, dan juga sedikit nasehat untuk kebaikanmu". Syaikh kembali menyeruput kopinya dan aku pun menyeruput kopiku yang tinggal setengah gelas.

" Ubaid... sejak aku membaca makalah tugas akhirmu, aku terkesan dengan konsep dan gagasan-gagasanmu. Aku melihatnya sangat sesuai dengan visi perjuangan Al Qaidah di masa depan. Mayoritas ide dan pemikiranmu itu sejalan dengan visi dan cita-cita kami. Ditambah dengan profilmu yang ditulis oleh salah satu ustadzmu, juga penuturan Abu Ridha tentangmu sewaktu mengantarmu dulu, aku semakin yakin bahwa engkau adalah sosok yang kami tunggu-tunggu. Apalagi setelah bersamamu 24 jam sehari selama kurang lebih 2,5 bulan, kemudian dari diskusi-diskusi kita selama ini, dan dari kemampuanmu menyerap semua pelajaran yang kami berikan di sini, in sya Alloh engkau memang benar yang dipilhkan Alloh Ta'ala untuk tugas ini. Aku juga melihat dirimu sangat inisiatif, cekatan, percaya diri, periang, dan rela berkorban. Ini aku dapati dalam pergaulan kita sehari-hari. Yang engkau perlukan tinggal bagaimana engkau mempertahankan dan meningkatkan kebaikan-kebaikan yang sudah ada pada dirimu saat ini karena hati manusia itu mudah sekali berbolak-balik.

Sekarang aku akan mendiktekan poin tugas-tugasmu dan menjelaskan rincian-rinciannya. Sudah siap Ubaid ?", tanya syaikh mengakhiri uraiannya. Aku pun mengangguk mengiyakannya. Lalu beliau mendiktekan poin-poin tugasku satu per satu dan menjelaskan rinciannya masing-masing.

Setidaknya ada 5 poin tugasku yang utama yaitu :

· Menjalin hubungan dengan harakah-harakah Islam yang ada sebanyak yang aku mampu

· Menganalisis reaksi dari masing-masing harakah terhadap aksi yang dilakukan Al Qaidah

· Mencoba menjelaskan visi dan pemikiran Al Qaidah kepada harakah-harakah tersebut sesuai kadar persetujuannya terhadap aksi-aksi Al Qaidah, lalu menganalisis reaksi atau respon mereka setelah tahu visi Al Qaidah

· Mempelajari pola pergerakan musuh-musuh Islam secara menyeluruh yaitu dari segi politik, ekonomi, keamanan, dan ideologi.

· Mempelajari pola pergerakan harakah-harakah dan para aktivis Islam untuk mengklasifikasikan mana yang membawa kebaikan bagi ummat dan mana yang membahayakan ummat, karena mungkin suatu saat nanti akan muncul kelompok pergerakan baru yang justru kontra produktif dengan apa yang sudah diperjuangkan sebelumnya.

Syaikh menjelaskan poin-poin itu berikut apa-apa yang perlu kubuatkan laporan tertulisnya dari tugas tersebut dengan gaya yang sama ketika mengajar materi selama ini. Beliau menjelaskan lalu membuka pertanyaan untuk diskusi. Begitulah, kami asyik berdiskusi sampai menjelang tengah malam. Lalu beliau mengakhirinya dengan memberikan sebuah PR kepadaku untuk kukerjakan dalam waktu 2 x 24 jam.

" Ubaid, sekarang aku ingin tahu apa rencanamu atau konsep kerja yang akan kamu lakukan dalam melaksanakan tugas-tugasmu itu ? Buatlah seperti kamu menyusun makalah tugas akhirmu namun secara ringkas saja, karena mungkin kamu agak kesulitan lantaran harus membuatnya dalam bahasa Arab. Kalau makalah tugas akhirmu kemarin sudah diterjemahkan dulu entah oleh siapa, yang jelas aku menerimanya sudah dalam format bahasa Arab. Buatlah di buku tulis yang baru karena aku akan membawanya untuk kutunjukkan kepada para petinggi tandhim bahwa inilah hasil pembinaanku. Jika waktu yang kuberikan itu terasa kurang, kamu boleh minta perpanjangan waktu. Anggap saja ini adalah ujian akhirmu...hehehe...!". Syaikh lalu tersenyum lebar diikuti tawa kami berdua.

" In sya Alloh siap melaksanakan syaikh", jawabku mantap.

Angin dan BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang