Menemukan diriku yang lain

1.6K 160 4
                                    

Aku merebahkan tubuhku di atas ranjang kesayangan. Hari ini begitu melelahkan ditambah dengan adegan-adegan aneh dengan lawan mainku. Mataku menerawang setiap inci ruang kamar yang biasa ku huni ini.

Aku menemukan buku tebal dengan DVD diatasnya. Ya, buku itu milik ninja wanita yang sempat bergidik denganku di kereta bawah tanah dua minggu yang lalu.

Matanya selalu saja muncul seperti kilatan detik yang menyambar waktu dalam pikirku. Sedetik kami berpapasan, aku tidak menemukan dia terkagum atas bayanganku. Apakah dia tidak menemukan aura aktor di dalam diriku??

Dengan sedikit rasa kesal, aku membolak-balik buku dengan aksara yang sungguh aku tidak mengerti. Namun di akhirannya terdapat Hangeul yang masih bisa kubaca.

"Al-Qur'an terjemahan Korea. Apa itu Al-Quran?? " gidikku dengan tanda tanya yang menyerbu.

Ku baca satu persatu arti kata yang sedikitpun tak kupahami. Aku selalu menemukan nama Allah dengan segala kekuasaannya yang terlampir jelas dalam buku ini.

"Allah itu apa?" batinku dengan gundah.

Karena terlalu pusing mencerna apa yang bahkan aku tidak mengerti aku memutuskan memainkan DVD ninja yang tertinggal itu.

Aku mendengarkan dengan seksama. Lagu-lagu apa ini?

Hatiku trenyuh, aku melihat dengan mataku tulisan hangeul Al fatihah. Hatiku damai, aku merasa tenang. Bahkan tidak pernah aku merasa setenang ini.

Air mataku meleleh begitu saja. Setelah lagu dengan judul Al Waqiah sebacaku melantun dengan indahnya.

Dengarkan di
https://soundcloud.com/fuheyra/vak-a-suresi-abu-kautsar

com/fuheyra/vak-a-suresi-abu-kautsar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menangis sejadi-jadinya. Ada apa dengan hatiku? Seumur hidup tidak pernah aku merasakan sesedih ini. Aku bahkan menemukan bagian dari diriku yang lain. Apa semua ini ada kaitannya dengan wanita ninja itu?

Sebenarnya ada apa dengan wanita ninja itu? Lalu, siapa Allah yang telah begitu menggetarkan hatiku?

Merangkak aku menuju balkon untuk menetralisir rasa tangis yang masih melabuhi pelupuk mata ini.

Kulihat bintang malam ini begitu cerah, meski sebagiannya diredam awan hitam. Aku kembali menikmati hembusan angin dingin yang mulai merasuki tubuhku satu persatu. Mata biru itu, si ninja itu kembali hadir.

Setelah itu muncul dalam benakku, siapa Allah yang selalu dipujinya lewat buku bersampul cokelat itu.

#Nb. Sudut pandang dari cerita ini ada dua. Sudut pandang dari Lee Jong Suk dan Anna Fatimah kalau mungkin tidak mengerti mohon maaf.

Sudut pandang akan di pisah dengan tanda ***  atau judul yang ber-font tebal terimakasih.

Syahadat di Langit KoreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang