Siapa sebenarnya yang singgah
Jong Suk mulai asyik dengan ceritanya sendiri. Aku memandanginya lewat kaca yang terpasang rapi di sini.
Bayangannya yang humoris dan penuh ambisi membuatku semakin terjerumus dalam pesonanya yang begitu melekat.
Aku kembali mengusap dadaku. Sedikit terkejut atas kalimat-kalimat yang Jongsuk susun untukku. Dia bilang akan melamar? Jujur aku sedikit berharap, namun aku selalu ingat nasihat Farhan. Aku harus mencintai Jongsuk karena Allah maka Allah akan membuatnya mencintaiku kembali juga karena Allah.
Aku berharap Farhan secepatnya menemukan kekasih halalnya, lelaki sebaik dia harusnya sudah sangat diminati jikalau di Mesir.
Ah... Aku teringat akan film ayat-ayat cinta yang tersimpan rapi dalam laptopku. Aku sangat yakin jika dalam kehidupan nyata iti terjadi. Maka Farhanlah yang akan menjadi Fahri dalam kehidupan nyata. Entah siapa Aisyah yang menjadi bagian dari rusuknya, dan juga siapakah Maria yang akan menjadi wanita non muslim, yang diridhoi Allah untuk masuk Islam.
Ataukah Nurul, yang mencintainya diam-diam dan patah hati? Juga Naura yang tersentuh dengan kebaikannya.
Aku memandang sekilas foto keluarga yang terpampang rapi di laman ponselku. Foto keluarga besar yang menampakkan gambar Farhan juga di sana.
Entah kenapa aku ingin mendefinisikan Farhan menjadi Fahri kali ini. Fahri pandai dalam ilmu agama, Farhan juga. Fahri digilai wanita karena ke alimannya, Farhanpun sama sudah terlihat jelas saat di pondok banyak santri wati yang diam-diam mengirim surat cinta kepadanya.
Aku tersenyum sesaat jika mengingat masa lalu itu. Fahri dan Farhan sangat mirip dari segi akhlaq, hanya menurutku Farhan lebih tampan daripada Fahri yang ada di layar sandiwara.
Mungkin Farhan akan menjadi aktor korea jika dia di lahirkan di negeri ginseng ini, sungguh ia hampir senada dengan Jongsuk. Aku semakin bertanya apakah muridnya yang ada di Universitas juga menggilainya?
Baru saja selesai, notif pesan dari Farhan telah bergeming di ponselku.
Farhan
Ann, aku sudah sampai. Aku tengah bersama Jongsuk.
Singkat namun begitulah Farhan. Aku segera keluar dari ruangan pengap milikku itu.
Segera mungkin aku menjajahkan kakiku dan menyeret kainku lebar-lebar untuk menemui dua orang itu.
"Dokter mau kemana?" suara suster Bae menghentikanku.
Aku mengambil napas sebentar sebelum membalasnya, "saya mau makan siang. Kamu mau ikut?" tanyaku antusias yang membuat suster Bae.
Perlu ku selipkan sedikit tentang suster Bae. Dia adalah orang pertama yang menerimaku apa adanya di Rumah Sakit ini.
Kini, aku dan suster Bae melangkah ringan menuju meja yang telah berisikan Jongsuk dan tentunya Farhan.
Bola mata suster Bae semakin membesar tatkala ia melihat bayangan Jongsuk. Aku yakin dia mungkin salah satu penggemarnya.
"maaf membuat kalian menunggu, perkenalkan dia suster Bae." suster Bae tersenyum kikuk.
Setelah kami memesan dan duduk rapi berdampingan aku terus melihati suster Bae yang sedari tadi belum mengedipkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syahadat di Langit Korea
Spiritual"Haruskah aku senang bertemu denganmu atau tidak?" "namun bagaimanapun juga terimakasih telah mengenalkanku kepada Tuhanku yang sesungguhnya." -Lee Jongsuk Ini hanya cerita fiksi. Kurang lebihnya mohon dimaklumi. Afwan... Selamat membaca!!!