Tumbuhnya Cinta Terhadap Rabb-ku

1.3K 123 2
                                    

  Dia terpukau dengan kekuasaan Allah

  Dentingan waktu mulai menenggelamkan ku dengan katanya yang tidak bisa kucerna.

"kau bertanya siapa Allah? " dia mengangguk.

"Allah adalah Tuhan Semesta Alam. Dia adalah Tuhan yang sesungguhnya dan Haram bagi kita mempersekutukan-Nya, karena sungguh Allah maha Pengasih dan Penyayang pada hambanya."

Dia diam, kini tiba saatnya aku turun di stasiun yang Farhan maksudkan.

Tanpa kusadari dia mulai mengikutiku dari belakang. Aku berpikir positif, mungkin dia memang menuju ketempat ini. Aku tak sengaja menemukan, musala kecil di antara gang-gang sempit di sini. Aku tidak menemukan bayangan lelaki itu ketika memasuki bagian dalam musala.

Kupilih untuk menunaikan ibadah Duha sebelum menginjakkan rumah Farhan. Selama ini aku tinggal sendirian di rumah Seoul untuk menjadi seorang dokter di sini. Aneh memang namun ini adalah keputusan Ayahku, aku harus menerimanya.

***

Kembali ku disentuh Tuhannya

Aku melihat ninja itu mulai memasuki rumah ibadah untuknya.

Dia terlihat melakukan suatu ibadah. Dia menangis. Bagaimana aku bisa tahu? Matanya memerah dan penutup wajahnya terlihat basah. Dia benar-benar menikmati ibadahnya dengan nyaman. Sungguh dia sangat senang dengan Tuhan Allah itu.

Aku menitihkan air mata perlahan setelah ia memalingkan wajahnya ke kanan dan kiri.

"aish. Kenapa aku menangis? "

Aku menunggunya di depan, dia sangat lama. Entah apa saja yang tengah ia lakukan setelah beribadah.

Ada ketukan suara, suara tangisan dengan lagu asing yang tengah ku dalam-dalam dengarkan.

Ternyata dia tengah membaca bukunya dengan tangis yang terisak-isak.

Aku masih memandangnya kalut. Dia sedang menangisi apa??

Puk..

Seseorang menepuk bahuku pelan. Dengan dandanan aneh yang belum pernah kulihat sebelumnya.

"Tolong jaga pandangan anda. Kasihan nanti Anna bertambah dosanya. "

'Daebak!!! Cara bicara mereka sama, bahkan lelaki ini mengenal si ninja.'

Baru kusadari lelaki itu tersenyum dengan ramahnya. "anda islam juga?"

"eh bukan, saya cuma tadi beristirahat sebentar di sini."

Lelaki itu mengembangkan senyum yang makin tak ku mengerti. Jujur dia sangat cerewet untuk ukuran seorang lelaki yang baru di kenal.

"kamu boleh berkunjung kerumah saya, rumah saya ada di sana. Dekat pertigaan."

"Oh ya perkenalkan, saya Farhan."






..............................
~ maaf jika cerita sedikit membingungkan. Author sedang dalam masa sibuk ya.. Jadi telat updatenya...

Syahadat di Langit KoreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang