Mengakrabkan diri dengan manusia Muslim

1.3K 134 6
                                    

         Setelah percakapan panjang lebar dengan lelaki bernama farhan itu, ia mengajakku untuk singgah di rumahnya yang terbilang dekat dengan tempat yang terakhir aku singgahi. Dia selali tersenyum seperti orang bodoh.

'Cih, dia mencoba ramah kepadaku, kami pergi bersama ninja yang akhir ini baru kuketahui namanya Anna. Aku heran dengan prinsip hidup Anna, bahkan dengan sepupunya sendiri dia masih saja menjaga jarak, tidak memandang, dan lebih lagi dia tidak menyentuh farhan sama sekali.

"kamu sudah kenal Anna berapa lama?" ucap farhan yang membuyarkan lamunanku tentang keanehan yang belum aku cerna.

"baru saja, kami bertemu di kereta. Oh ya kenapa kita tidak membiarkan Anna berjalan di depan?"

Farhan tersenyum, lalu ia melihat Anna yang berjalan di belakangnya.  "saya takut, jika Anna ada di depan kita saya takut tidak bisa menjaga pandangan saya. Terlebih Anna akan bertambah dosanya jika saya terus melihatnya, makanya saya menyuruh kamu menjaga pandangan dengan Anna."

Aku mengangguk pelan. Namun ia berhenti dan mulai memasuki rumah yang terbilang sederhana.

"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabaraktuh. Abbi, ummi fatimah dan kawannya datang." teriak farhan kesegala penjuru rumah. Aku lebih memilih diam di ambang pintu.

"kamu masuk duluan saja." ucap Anna dengan tegas. Aku menggaruk tengkukku yang merasa geli dengan keadaan ini.

Pertama kalinya bagi seorang aktor ternama berkunjung kerumah seorang muslim.

Aku melangkahkan kakiku kikuk, rasanya asing namun dalan hatiku ini tempat yang tenang dan menyenangkan.

Kuperbudak mataku menelusuri persudut ruangan klasik milik keluarga Farhan, banyak sekali coretan arab disini.

Salah satunya yang terpajang rapi di atas sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salah satunya yang terpajang rapi di atas sofa. Tulisan arab itu termasuk ukiran besar.

"Abbi, ummi perkenalkan dia Lee Jong Suk, kawan baru aku." heol, pandai bohong, kami baru saja bertemu dan dia bilang sudah berteman.

"oh, ummi pernah melihatnya di papan iklan besar yang ada di jalan. Bukankah dia seorang artis? "

Oh Tuhan, akhirnya ada yang merasakan aura aktorku ini.

"iya bu, saya aktor terkenal itu" wanita setengah umur yang kunotasikan sebagai ibunya Farhan itu mulai pecah tawanya.

"Bagaimana kau bisa berteman dengan anakku? "

"Dia lebih dulu kenal dengan Fatimah, Fatimah tidak sengaja meninggalkan Al Qur'an di kereta dan Jong Suk yang menemukannya." sela Farhan yang menyuguhkan minum setelah aku terduduk.

Kami berbincang cukup lama, dengan ke akraban seadanya, ku akui aku mulai nyaman dengan zona manusia Muslim.

"Apakah kamu pernah melihat wajah Anna? " tanyaku ketika ibu dan ayah Farhan pergi meninggalkan ruang tamunya.

Hening... Namun Farhan tersenyum sambil bergeming beberapa kali.  "Terakhir kali aku melihat wajah Anna saat dia berumur 6 tahun. Dia memutuskan memakai niqab saat ulang tahunnya yang ketujuh, dan setelah itu dia tak pernah menampakkan wajahnya."

Jujur aku tidak bisa mencernanya butuh waktu untuk memikirkannya sejenak, Farhan adalah sepupu Anna. Mereka keluarga namun Farhan sendiri juga tidak pernah melihat wajah Anna? "Anna kan sepupumu, apa Anna juga menundukkan wajahnya dan menghindari kontak fisik denganmu?"

Farhan tertawa lepas, mungkin dia sadar banyak sekali yang ingin kuketahui tentang Anna. "Anna bukan mahram saya, jadi dosa bagi saya jika saya menyentuh atau menatap Anna dengan perasaan."

Farhan mendalami tatapan yang kuberikan, mungkin ia mengkap raut tidak mengertiku. "Begini mungkin terdengar aneh untukmu tapi singkatnya Anna tidak boleh saya sentuh, dan jika saya ingin menyentuhnya maupun melihat wajahnya saya harus menikahi dia. Karena setelah itu kami sudah mahram."

Baru sedetik aku mengerti. Jadi selama ini Anna menjaga dirinya untuk...

"Meskipun kami sepupu namun Anna masih boleh saya nikahi itu sebabnya kami bukan mahram" lanjutnya hingga aku mulai paham satu persatu teka-teki sulit ini.

"Kenapa islam menyuruh wanitanya menutup dirinya. Kasihan bukan, mereka mungkin akan merasakan pengap, gerah, bahkan sulit beraktifitas." dengusku namun sekali lagi Farhan tersenyum.

"Menutup diri bagi wanita muslim hukumnya wajib Jong Suk. Mereka menutup dirinya karena mereka itu menjaga kesucian diri mereka. Hijab ataupun Niqab atau yang biasa kamu sebut kain penutup kepala itu sebagai tanda pemisah antara perempuan kami dan melindungi mereka dari segala keburukan."

Aku mempoutkan bibir tebalku, "kenapa harus ditutup? "

Farhan menyunggingkan senyum sekali lagi. Entah kenapa lelaki ini sangat senang tersenyum.

"Jika ada dua permen yang jatuh, satunya terbungkus rapi dengan plastik dan satunya lagi di biarkan terbuka. Kamu mau pilih yang mana? "

Aku menaikkan emosiku, "Ya! Kau pikir aku bodoh tentu saja aku memilih yang tertu.......tu.....p."

Aku memandang Farhan sekilas, logikanya mulai masuk.

Wanita muslim menutup diri mereka karena mereka suci. Mereka menjaga kehormatan mereka sebagai wanita. Karena itulah ninja selalu menjaga jarak, pandangan, bahkan kontak fisik denganku.

Anna, apa lagi yang harus ku ketahui tentangmu?








Bojonegoro 10 April 2018

Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan.

#Nb. Sudut pandang dari cerita ini ada dua. Sudut pandang dari Lee Jong Suk dan Anna Fatimah kalau mungkin tidak mengerti mohon maaf.

Sudut pandang akan di pisah dengan tanda *** atau judulnya yang ber-font tebal terimakasih.

Syahadat di Langit KoreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang