11 - Kamu?!!

341 16 0
                                    

Menjauhimu mungkin kesalahan terbesarku, tapi aku bingung mengapa aku merasa kehilangan ketika jauh darimu! Bagaimana kau bisa menjadi begitu berharga? Padahal kau hanya seorang teman yang sama dengan yang lainnya!.
**

Suara bel itu mengejutkan Zara, ia harus bergegas lari ke pintu gerbang sebelum ditutup pagi itu. Tepat di depan matanya pak Said menutup gerbangnya.

"Zara Aliska" panggil pak Said pelan

"I..iiya pak" ucap Zara gugup.

"Kamu telat lagi ya?" Suaranya pelan.

"Iya pak" Sekujur tubuh Zara mulai bergetar, di depan guru kejam itu.

"Sudah berapa kali saya bilang (pelan) kita HARUS DISIPLIN!!! (Teriak) APA KAMU GAK BISA DISIPLIN??".

Gadi berkaca mata bulat itu merunduk ketakutan "Maafkan saya pak!" Lemas suaranya.

"DISIPLIN ITU NOMOR SATU! Kamu harus ingat itu! MENGERTI?" Bentak pria paruh baya yang bergelar sarjana itu.

Tiba saja,
Krieeeet...

Suara gerbang terbuka, seorang siswa yang baru saja sampai ke sekolah, ia bahkan tidak mendapatkan teguran dari pak Lukman. Ternyata itu Andreano Erland alias Reno. Yang dibiarkan masuk begitu saja tanpa hukuman apapun.
"Loh.. pak, kok dia boleh masuk gitu aja?" Protes siswi telat lainnya.

"Kamu diam!!"

"Ini engga adil pak!" Protes para siswa telat itu mengerutkan keningnya.

"Ekspresi macam apa itu? Gak sopan di depan guru...KE TOILET SEKARANG CEPAT!!"

"Tapi pak...!!"

"GAK USAH PROTES!!"

"Apa yang terjadi? Kok Reno boleh masuk gitu aja?" Saat semua orang sibuk melontarkan pendapatnya masing-masing.

"Dia bahkan gak mau menoleh melihatku bahkan dengan ekor matanya sekalipun" Batin Zara. Reno berjalan begitu saja melewatinya.

Kring...

Satu jam pelajaran telah usai setelah membersihkan toilet, namun Zara baru akan masuk kelas. Ia lupa hari masuk laboratorium pelajaran bu Luna, salah satu guru yang paling killer di sekolahnya.

"Assalamualaikum..." Suaranya pelan. "Waalaikumsalam" jawab bu Luna kasar.
Ia melangkah pelan di ruang lab yang hening itu.

"Mau kemana kamu?" pertanyaan itu menghentikan langkahnya.

"Mau dduduk..mb..." Zara menelar liurnya.
"Ambil sapu! Keluar, bersihin halaman di sekeliling lab sekarang!!" Teriak bu Luna.
"Iya buk!" Zara melemas.

Setelah 30 menit kemudian Zara selesai dengan hukumannya. Ia merasa sangat haus dan lapar.

Jam Istirahat, gadis itu berlari ke kantin sedari pagi belum mengisi apapun dalam lambungnya.

Braaakk, ia menabrak seorang siswi cantik.
"Heh cupu!! Kalo jalan yang bener dong!" Bentak Lia, gadis kasar dari kelas 2-5.

"Loe juga harusnya pakek mata kalo jalan! Gua udah bener di kiri kok" Balas Zara yang mulai panas dengan keadaan.

"Beraninya loe sama gua?" Lia menjambak rambut gadis kacamata itu.

"Lepasin gua" ucap Zara sambil menggigit tangannya.

Reno yang lewat begitu saja tanpa menoleh ataupun menolongnya. Sejujurnya Zara merasa kecewa dengan sikap Reno yang terus saja mengabaikannya. Walaupun ia sudah terbiasa terabaikan seperti itu.
Gadis itu berakhir ke kantor guru dan keduanya harus menulis surat permintaan maaf.

Istirahat usai, Zara sangat lapar dan kelelahan mendapat masalah baru, "Apa? Ujian praktik olahraga lompat jauh pak?" Kata Zara spontan dengan mata terbelalak.

Bahkan kelas terakhirpun menyiksa, kelas seni yang mana harus mempelajari gerakan tari tradisional. Pokoknya dari pagi sampai sekarang ia masih belum sempat duduk dengan tenang.

Akhirnya bel pulang berbunyi, seperti sebuah berkah datang padanya. Zara yang hampir tidak sanggup berjalan lagi, singgah sebentar di depan ruang seni yang lama tidak terpakai. Ia menduduki sebuah kursi yang ada di depan ruang itu.

"Zara kamu ngga pulang?" Tanya bu Naila.

"Oh... pulang kok buk bentar lagi" jawabnya dengan dihiasi senyum di bibir mungilnya.

"Semua sudah pada pulang, ibuk pulang duluan ya".

"Iya buk hati-hati ya buk" ucapnya.

Sekolah benar benar kosong sekarang...

Kriiieet...
Tuk tuk tuk
Gling...

Pintu ruang seni itu terbuka dengan sendirinya, terdengar pula suara benda yang jatuh dan menggelinding.

"Apa itu?"

Gadis dengan kacamata memasuki ruangan itu, ia tanpa sengaja menapis pintu dengan kakinya hingga pintu tertutup. Ia berjalan pelannya, matanya yang menatap tajam sekeliling, ternyata itu hanya suara tikus yang menabrak botol minuman di bawah meja.

Sialnya ketika ia hendak keluar pintunya tidak bisa dibuka lagi. Seberapa keraspun mencoba untuk membuka, pintu itu tidak akan terbuka.

"Gimna nih? Apa yang harus aku lakukan? Hp gua tinggal di luar dalam tas lagi"
Ia mencoba memanjat jendela, tapi jendelanya terkunci, jendela yang terbuka hanya jendela di atas yang sempit.

"Tolong! Tolong! Tolongin aku di dalam sini! Ada orang di luar? Tolong aku terkunci di dalam" Teriaknya banyak kali, tapi sayangnya tidak ada seorangpun yang mendengar, karena memang semua orang telah pulang kecuali satpam yang menjaga di gerbang.

Suasana yang begitu hening, hari telah gelap membuatnya tenggelam dalam ketakutan seakan memorinya ketika dikurung saat masih kecil terulanh kembali. Sayangnya bahkan lampu dalam ruangan ini tidak bisa hidup karena telah lama tidak digunakan.

"Aku takut sendirian! Tolong aku! Aku takut gelap!" Suaranya terdengar serak karena menangis.

Ia kelaparan dan tubuhnya terasa begitu lelah dan sakit di sekujur tubuhnya. Dia berdoa agar ada orang yang datang menyelamatkannya. Suara-suara hewan malam mulai terdengar membuat parah ketakutannya.

"Hiks.. hiks Tolong aku takut!" Ia melirik jam tangannya "bentar lagi jam 10 pak satpam pasti udah pulang! Aku harus gimana?" Ucapnya sambil menangis. Dia duduk di samping pintu dan terus mengetuk dan berteriak.

Braaaaak...

Suara itu membuat gadis itu terkejut parah sambil ketakutan. Ternyata itu suara seseorang yang mendobrak pintu. Gadis itu terperanjak bangun dan langsung memeluknya kuat dia yang baru saja masuk.

"Makasih banyak udah nolongin aku! Aku takut banget di sini! Aku.." Belum sempat menyelesaikan katanya ia telah pingsan di pelukan pemuda itu.

.
.
.
.
...
Tbc

Bagaimana keadaan Zara? Akankah ia membaik?

Dan apa yang akan terjadi?

Ada yang udah bisa nebak?

Don't forget voment ya ;-)

Thanks ya buat yang udah baca ;-)

Capricorn Jatuh Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang