32 - Makna Dirinya

222 17 0
                                    

Kehadiranmu menorehkan makna yang besar bagiku..
Tapi apa kau tau? Kisah ini takkan lengkap tanpa dirimu.
Kehilanganmu adalah sebuah hal yang kusesali sebelum aku tepat mendapatkatmu..
***

       Bisikan "lebih baik mati" kembali terngiang di telinga gadis itu. Tiba-tiba seorang lelaki datang, lalu ia memeluk gadis itu. Sambil berkata

"Zara kamu ngga apa? Tenang aja aku akan lindungi kamu selamanya!"

Zara merasa suara itu akrab didengarnya.

"Reno??"..

Zara melepas peluk itu kemudian menatap wajah pria itu. Azka.

"Jadi namanya Reno ya? Orang yang berhasil membuat hati kamu luluh" ucap Azka menatap penuh mata gadis itu.

Tanpa sepatah katapun, Zara hanya mengunci tatapnya pada mata yang sama membuatnya nyaman dulu.

"Aku minta maaf ya! Aku memang bukan Reno, dan aku tidak tau apapun tentang kamu. Aku bahkan sama sekali tidak punya hak untuk menyakiti kamu!"

"Hapus air mata kamu! Aku akan antar kamu pulang". Tangan Azka bergerak untuk menghapus air mata Zara, namun ditegah oleh gadis itu.

"Tunggu! Ngapain kamu ke sini? Kamu mau pulang? Pulang aja! Untuk apa kamu peduli? Toh kamu gak tau apa-apa kan?" Kata Zara beralasan membuat pria tampan itu terdiam.

"Pulang sana!" Nada suara Zara meninggi.

"Kok kamu jadi gini sih? Dulu Zara ngga gini.." ucap Azka dengan alis tertaut sembari menggelengkan kepalanya.

"Dulu? Apa kamu mau bilang dulu kamu juga ada di masa lalu aku? Kamu mau bilang dulu kamu berharga bagi aku? Atau kamu dulu janji untuk jagain aku?" Tanya Zara tanpa henti dengan emosi penuh.

"Hah! Gila ya? Tenang aja, aku udah ngga peduli dengan semua hal bodoh itu!" Zara tersenyum sinis.

"Jadi kamu benci masa lalu kamu?" Tanya Azka pelan.

"Lalu aku harus cinta?" Tanya Zara balik.

"Ngga.. gitu ju.." kata Azka terpotong.

"Zara yang punya cinta itu udah mati! Zara yang punya harapan udah mati! Zara yang selalu tersiksa juga udah mati! Jadi apa gunanya masa lalu bagi Zara?" Tanya Zara dengan emosi meluap.

Perubahan Zara sangat drastis. Zara yang dulu hanya diam dan hanya menerima, telah menjadi Zara yang memberontak jika ada yang mengusiknya.
***

Pria berkulit putih dengan hidung mancung duduk di atas kasurnya dengan kepala yang bersandar di dinding. Ia mendongakkan kepalanya ke arah jendela yang terbuka. Ia memandangi bintang di atas sana yang sering kali bersama dan tidak pernah sepi.

      Tiba saja terlihat bintang yang berada sangat jauh jadi kalangannya. Pria itu berkata

"Apa yang itu Zara?" Lelaki itu terus saja memperhatikan bintang itu.

"Apa yang tidak aku ketahui tentang Zara? Rasanya ngga ada yang aku lewatkan! Apa ada yang Reno sembunyikan dari aku?" Ucap Azka di malam yang gelap itu.
**

Keesokan harinya..

     Seperti biasa pria berkulit putih dengan celana jeans hitam dan jaket putih, Azka menunggu Acha. Gadis yang ditunggu akhirnya datang dengan sahabatnya, Zara Alinska. Pria itu menyapa gadis cantik di depannya itu.

"Hai Cha! What's up?"

"Baik kok!" Jawab Acha tersenyum manis.

"Zara kamu udah nggak apa?" Tanya lelaki itu dengan menaikkan kedua ujung bibirnya.

"Emangnya aku kenapa? Harus ngga baik-baik aja!" Balas Zara.

"Zara aku.." kata Azka terpotong.

"Eh Adit! Kamu udah sampe?" Zara mengangkat tangannya melambai pada pria itu.

Azka membalikkan tubuhnya, melihat seorang lelaki yang dipanggil Zara itu.

"Kalian kalo mau pergi, pergi aja ya! Aku sama Adit aja ke tempat bakso dekat rumah. Bye!" Ucap Zara pelan lalu pergi.

"Ikut mereka aja cha yok!" Ajak Azka.

Di tempat bakso..

"Zara kamu tumben minta bantuan aku!" Ucap Adit yang duduk berhadapan dengan gadis itu.

"Maaf ya ngerepotin! Aku cuma kesel aja sama salah satu orang tadi!" Balas Zara dengan tangan yang mengotak-ngatik bakso di depannya.

"Pasti yang cowo kan?" Tanya Adit dengan tampang ledek.

"Paan sih?" Ketus Zara.

Tiba saja sebuah mobil hitam sampai. Turunlah seorang pria tampan dan gadis cantik di sampingnya.

"Mereka cocokkan?" Tanya Zara pada Adit yang memandang kedua orang itu.

"Iya sih!" Jawab Adit yang terus memandang Zara. "Mungkin sebaiknya aku pindah aja ya!" Adit bangkit dari kursinya dan pergi.

    Azka datang dan langsung duduk di depan Zara. Acha duduk di samping gadis itu.

"Zara kamu kenapa sih marah ya? Sama aku?" Tanya Azka lembut dan menatap gadis itu.

"Kenapa aku harus marah sama kamu?" Ucap Zara ketus.

"Atau Aku ya?" Tanya Acha pada sahabatnya itu.

"Gak mungkin aku marah sama sahabatku sendiri!" Ucap Zara lembut.

"Berarti akukan?" Tanya Azka lagi.

"Udah deh ka!" Zara agak kesal.

"Ya Ampun! akhirnya Zara panggil aku gitu! Biasanya kan Azka..Azka.. formal banget! Hehe" tawa tipis Azka terlihat sangat sempurna.

Zara tergerak bibirnya untuk tersenyum kecil.

"Tuh kan akhirnya senyum juga" seru Azka mencairkan suasana.

     Di sudut tempat itu, Adit yang merasa peluangnya untuk mendapatkan Zara pupus. Dia menyimpan rasanya sejak beberapa bulan lalu sejak Zara pindah. Ia merasa ia kalah dengan Azka yang tampan dan kaya. Ia bahkan tidak cocok dibandingkan pria itu.

     Tawa Zara berlanjut. Lelaki tinggi dan tampan itu sangat pandai membuat gadis itu tersenyum.
***

     Suasana berubah keadaan semakin membaik. Sudah saatnya sebuah rahasia dibuka.

    Di sebuah pagi yang indah dengan para hewan yang gaduh mencari makanan. Azka menghampiri Zara yang duduk sendirian di halaman kampus.

"Hai Zara! Masih ingat aku gak?" Sapa lelaki itu kemudian duduk di depan gadis manis itu.

"Untuk apa aku ingat kamu?" Ucap Zara ketus.

"Kamu kalo ditanya gak pernah jawab tapi selalu balik tanya! Tapi gak apa yang penting kamu ingat huruf A aja aku udah senang kok!" Ucap pria tinggi itu terus menatap Zara.

"Oya agar kamu ingat, kita belum berkenalan resmi kan?" Azka bangkit dari bangkunya dan menjulurkan tangannya.

"Aku Azka Yunanda, saudara tirinya Reno!"

Zara tertegun mendengar yang dikatakan Azka barusan. Ia langsung mendongak kepalanya menatap Azka dengan alis tertaut.

"Kamu mau tau kabarnya Reno? Zara?"

...

Jangan pernah lupakan kisah itu, karena setidaknya kamu bisa bahagia dengan mengingat hal bodoh itu. (Dear masa SMA - to you)

Bersambung..

Sampai jumpa 2 hari lagi..

Dan nantikan part terakhir sebuah jawaban dari pertanyaan yang dari awal dipertanyakan.

Thanks for you all :-)

Capricorn Jatuh Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang