4 - Teacher Day

551 25 0
                                    

     

       Perasaan bukan sesuatu yang bisa dilawan, namun bisa dikatakan. Sebaliknya rasa akan sangat menyakitkan jika terus dipendam..
~nrtl00~
...

.
.
.
.

       Burung-burung tiba saja berterbangan bebas keluar dari sarangnya saat terdengar bunyi rantai sepeda yang sedang diperbaiki membuat kebisingan. Zara berangkat sekolah pagi-pagi dengan sepeda butut miliknya karena rantai yang sudah longgar jatuh beberapa kali di tengah perjalanan.

       Setelah memarkir rapi sepeda, seperti biasa ia menuju mading di depan gedung sekolah. Tampak sebuah poster yang menarik perhatiannya "Musikalisasi Puisi untuk Hari Guru" setelah mengambil selembar poster ia menuju kantor guru untuk menemui bu Naila.

Zara duduk di depan meja buk Naila yang tampak serius melihat selembar kertas nilai.

"Zara, kali ini ada beberapa nilai yang turun tapi enggak banyak, belajar lebih giat lagi ya!" kata bu Naila lembut dengan dua tangannya saling menggenggam di atas meja.

"Buk, sebenarnya saya capek belajar terus!" sahut gadis kacamata setelah mendesah pelan.

"Huh? Kenapa Zara bilang gitu?" wanita lembut berpangkat sarjana pendidikan itu tampak bingung.

"Oya buk! Ini.. (mengeluarkan poster tadi dari tasnya) saya mau tanya.." gadis itu mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Oh kamu tertarik jadi pembaca puisi? Okey Zara diterima!" ucap Naila tergesa.

"Huh? Tapi buk saya cuma mau tanya..."

"Nggak apa kamu ngga usah gugup apalagi takut karna hari guru satu minggu lagi itu waktu yang cukup untuk berlatih"

"Tapi buk saya..."

"Nanti saat jam istirahat temui saya di ruang kesenian ya!" Naila langsung bangkit dari kursinya lalu menuju meja guru lainnya.

Zara menggaruk kepalanya yang tidak gatal ekspresinya bingung tapi imut lalu keluar dari kantor guru.

Jam istirahat, Zara menuju ruang seni dengan earphone di telinganya. Begitu masuk ia melihat Reno dengan gitar di pangkuannya membuatnya merapikan kacamatanya sambil berpikir "Firasat gua nggak enak nih".

Akhirnya Naila masuk dan menjelaskan pada 6 murid dalam kelas itu.

"Kita akan bentuk 3 tim yang berisi gitaris ataupun pianis dan seorang pembaca dalam satu tim. Jadi setiap tim membawakan puisi yang berbeda dan saling bersaing untuk jadi pemenang. So guys silahkan kalian pilih tim kalian masing-masing agar terjalin kerjasama tim yang baik"

Gadis dengan kacamata itu menuju seorang gadis yang duduk di depan piano karena tidak ingin satu tim dengan Reno, namun gadis bermana Lisa itu sudah punya tim. Dengan cepat Zara bergerak ke pemuda di sebelahnya dan lagi-lagi ditolak, kali ini pemuda yang tampak kurus itu tidak suka dengan gaya Zara yang memakai kacamata.

Di sisi lain, Reno yang sudah menolak dua gadis yang mendatanginya masih memasang tampang cool. Alhasil Zara tetap harus satu tim dengan Reno dan langsung duduk di sampingnya.

"Loe suka berkeliaran ya? Udah jelas kita sekelas harus satu tim gua heran sama otak loe" celoteh Reno menyindir.

Tiba saja Zara mengangkat tangan dan berkata "Buk! Saya mengundurkan diri! Dari awal juga saya tidak pernah bilang setuju untuk ikut"

"Dasar cemen! Pengecut loe!" sindiran Reno lagi.

"Tapi Zara kita tidak punya waktu untuk cari peserta lagi, Zara harus ikut ya ibuk memaksa!" Naila tampak tegas kali ini.

Capricorn Jatuh Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang