27 - Berkorban

223 16 0
                                    

    Saat di mana kita bisa bahagia dengan berkorban untuk orang lain, saat itulah alasan menguji kita untuk bertahan.
***




      Acha tiba-tiba tanpa kabar membuat Zara khawatir. Gadis itu mencoba menghubungi Devin, namun Devinpun tidak dapat dihubungi. Ia terlalu panik untuk berpikir jernih.

      Zara takut akan kegelapan, dia tidak bisa keluar sendirian di malam hari. Satu-satunya cara yang terpikirkan saat itu adalah dengan meminta bantuan Azka.
   
       Zara membuka setiap laci kecil di samping tempat tidurnya, ia mencari secarik kertas yang bertuliskan nomor Azka, yang disimpan Acha untuknya. Setelah lama mencari hingga seisi kamar berantakan, akhirnya ditemukannya di dalam sebuah buku kecil lama yang berdebu.

      Setelah menemukannya, ia langsung menghubungi Azka dan meminta bantuannya. Di sisi lain pemuda berbola mata kecoklatan sedang asik memainkan jemari di notebook miliknya. Tiba saja terdengar dering handphone. Ia merasa sangat malas mengambil hpnya di atas meja itu.

       Berkali-kali dering itu tidak berhenti, hal itu membuatnya geram dan mengambilnya. Ternyata itu Zara yang menelponnya. Ia langsung semangat dan mengangkatnya.

"Hal..!" Azka hendak menyapa dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.

"Halo Azka! Acha hilang!" Ucap Zara panik. Senyuman yang tadinya sempat singgah di bibir pemuda itu hilang seketika.

"Apa? Kamu di mana sekarang aku kesana ya!" Azka bergegas pergi.

"Di rumah!" Jawab Zara.

       Untungnya Azka mau membantu. Dia menjemput Zara dan berangkat.

"Ke mana ni kita cari?" Tanya Azka.

"Mmm... ke coffe dekat kampus dulu yok!!" Jawab Gadis itu panik, kemudian menggigit bibir bawahnya.

"Udah tutup jam segini! Coffe itu cuma buka sampe jam 10 malam" Ucap Azka sembari menatap wajah Gadis manis yang panik itu.

"Rasanya senang bisa berdua dengan kamu lagi!" Batin Azka seraya tersenyum kecil.

"Ayok cepetan berangkat!!" Ucap Gadis itu.

      Azka menghidupkan mesin mobilnya dan berangkat. Tibanya di coffe itu, Acha tidak ada. Dan benar yang dikatakan Azka, coffe itu sudah tutup.

Jam menunjukkan pukul 11.40 pm. Di depan cafe itu.

"Duh gimana nih?" Tanya sang gadis sembari menggigit ujung ibu jari tangan kanannya.

     Azka memegang bagian belakang lehernya dengan mendongakkan kepalanya memandang langit.

"Aku ingat! Naik mobil cepat!" Seru Azka.

"Kita mau kemana?" Tanya Zara.

"Ke bandara!!" Jawab Azka.

     Sesampai di bandara, Mereka memutuskan untuk berpencar. Zara berlari ke sana kemari mencari sahabatnya itu, namun tetap tidak ditemukannya juga. Tidak ada tempat yang terlewatkan, Zara seakan menelusuri setiap sudut tempat itu.

    Tibalah ia di tempat yang agak gelap. Seakan terdengar samar bunyi seperti dering handphone Acha. Sang gadis membuang rasa takutnya meski dalam hatinya terus menjerit.

"Apa di sini ada orang?" Teriaknya.

"Achaaaa... Achaaa...!" Gadis itu mencoba memanggilnya.

       Namun, tidak ada yang menjawab. Semakin dalam ia masuk semakin gelap. Tiba-tiba ia merasa saatnya untuk berhenti. Ia berbalik badan dan berlari sekuat tenaganya. Tanpa ia sadari ia telah masuk terlalu dalam. Rasa takut telah mengalahkannya.

       Semakin ia mempercepat larinya, seakan semakin jauh pintu keluarnya. Ia berhasil keluar dengan nafas yang terasa sesak dan langsung jatuh terlempar agak jauh dari pintu itu. Ia membiarkan tubuhnya terbaring sebentar di sana. Mencoba mengatur emosinya sebelum bergerak untuk bagun.

      Jam di tangan kecilnya itu telah menunjukkan pukul 11.58 pm. Ia harus bergegas menemukan Acha karena sebentar lagi ulang tahun Acha tiba. Gadis itu bangun dari tempatnya dan keluar dari bandara itu.

     Berita baik akhirnya datang. Setelah keluar dari sana, Gadis itu melihat Azka memeluk seorang gadis cantik terlihat menangis dalam pelukan pemuda itu. Ia sadar gadis itu adalah sahabatnya, yaitu Acha.

      Tanpa sadarnya, tangan kanannya menyentuh dadanya yang terasa sesak dan sedih. Ia tidak mengerti kenapa ia harus sedih melihat Azka memeluk Acha.

"Mengapa hati ini sakit lagi? Melihat mereka berdua begitu dekat! Jangan bilang...
Aku jatuh cinta lagi..!"

...
Tbc

Halo para readers udah lama ya aku gak up!

Mohon vote and comment nya ya! :-)

Oya lagi butuh inspirasi nih, menurut kalian cerita ini lebih bagus sad ending atau happy ending sih??

Komen ya!

Thanks buat yang udah baca!
;-)

   

Capricorn Jatuh Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang