8. Blue sang penakluk hati

512 64 1
                                    


Zoey masih dibawah pengaruh emosinya tentang ide gila pak tua Lee yang meminta ia menikahi putranya saat ia menerima telpon dari sekretaris ayahnya.

"Ada apa?" Bentaknya.

"Nona, maafkan saya. Tuan clark meminta anda mencari keberadaan tuan muda Blue"jawab sekretaris ayahnya itu dengan nada takut-takut.

"Apa? Blue? Apa maksudmu aku arus mencarinya?" Tanya Zoey dengan wajah yang sudah berganti menjadi keheranan.

"Tuan muda tidak ada di Inggris sekarang nona. Dia diketahui sudah ada di Seoul sejak kemarin tapi kami tidak menemukan keberadaanya. Tuan clark saat ini begitu panik, jadi saya mohon nona membantu kami.

"Huft. Baiklah" belum selesai masalah yang satu datang lagi masalah yang lain. Zoey bahkan tidak mimpi apa apa semalam kenapa hari ini kepalanya terasa mau pecah.

Zoey memijit kepalanya yang memang terasa sangat sakit dan berat sekali. Ia lalu mengeluarkan smartphonenya. Memeriksa apakah gps ponsel Blue aktif. Ternyata anak bodoh itu tidak mengaktifkannya. Saat Zoey mencoba menelpon ternyata aktif tapi tak diangkat. Dikirimn pesan singkat pun tak ada balasan dari Blue. Entah apa yang ada dipikiran anak itu sekarang, Zoey ingat beberapa hari yang lalu Blue sudah bilang mau kembali ke Seoul. Zoey yakin ayah tidak mengizinkannya pulang makanya ia kabur dari asramanya. Zoey lalu menelpon orang yang menjadi tujuan Blue kabur. Kei.

"Hallo"

"Kak... apa Blue bersamamu sekarang?" Tanyanya tampa basa basi seperti biasa.

"Blue apa?"

"Blue devlin, adikmu kak!"

"Oh bocah laki laki yang sok akrab denganku itu. aku sudah mengusirnya" jawab Kei enteng."sudah ya, aku sibuk" kei bermaksud menutup telponnya saat Zoey mulai berteriak.

"Woi!!!! Kau benar benar tidak punya hati ya. Dia itu rela kabur dari Inggris demi untuk bertemu dengan mu. Kau malah mengusirnya. Kenapa kau sangat membenci kami? Apa salah kami padamu? Asal kau tau hyung, kami hanya ingin keluarga yang utuh. Ada ayah, kau,kami berdua dan seorang wanita yang bisa kami panggil ibu. Itu saja" isaknya..Zoey menutup telpon itu , Zoey hampir kehilangan pertahanannya. Sulit sekali menahan air mata yang tak mampu ia bendung. Kei diseberang sana terpaku tak mampu bicara apa apa.

Jadi Blue sudah bertemu dengan Kei. Ah apa Blue sedang sedih saat ini. Blue tak sekuat Zoey menghadapi kei.pikiran Zoey mulai kalut memikirkan Blue. Zoey mencari tempat duduk disebuah taman dekat kastil. Ia duduk disebuah bangku lalu mengeluarkan komputer genggamnya. Mengecek keberadaan Blue melalui sinyal ponselnya yang sangat Zoey syukuri masih aktif. Zoey mulai meretas dan sangat serius mencari keberadaan Blue. Dari spot yang ia terima,setelah sejam meretas akhirnya ia menemukan keberadaan Blue. Ia segera berlari sambil memasukkan laptopnya ke tas.

Zoey menghentikan sebuah taxi dan meminta supir itu menuju alamat yang ia berikan. Setengah jam perjalanan Zoey akhirnya turun di depan sebuah tempat sauna. Zoey segera turun dari taxi dan masuk ke sauna tersebut. Didalam banyak sekali orang orang, Zoey sampai harus memanjangkan kepalanya untuk mencari keberadaan Blue. Hingga matanya terpaku pada satu sosok di sebuah sudut ruangan. Itu Blue, dia tampak sedih. Zoey menghampiri adik kesayangannya itu.

"Hei", ia tampak terkejut dengan kehadiran Zoey tiba tiba.

"Bagaimana kau bisa tau aku disini?"

"Well, kau harus bersyukur punya kakak sejenius aku"jawabnya sok menyombongkan diri untuk menghibur Blue. Blue mencibir ke arahnya. Suasana hening sejenak, Zoey mencari kata kata yang pas untuk bicara dengan adiknya yang ia tau sedang terluka itu. entah apa yang dikatakan kei padanya.

"Ayah mencemaskanmu"

"Aku hanya ingin sendiri sebentar saja nuna."

"Apa dia memakimu?" Blue mengangguk, "dia" yang dimaksud Zoey adalah Kei. Tanpa diminta, Blue sambil cemberut mulai bicara " ayah melarangku pulang, tapi karena sangat ingin bertemu hyung aku menipu kepala asramaku. Akhirnya dengan uang tabunganku aku bisa pulang. " Zoey mendengarkan cerita adiknya yang mengalir tanpa ingin di potong.

Sesampai di seoul, Blue ternyata sudah menyelidiki sebelumnya tentang Kei. Ia pun pergi ke rumah sakit tempat Kei bertugas dengan wajah ceria seperti biasa. Walaupun sudah diingatkan Zoey sebelumnya, Blue berfikir kalau melihat dia yang sangat imut imut dan berkepribadian hangat ini, Kei pasti akan lansung suka, pada bagian ini Zoey tak mampu menahan tawanya atas kepercayaan diri adiknya yang ia tau diwarisi dari sang ayah. Blue mendelik kesal ditertawakan begitu. Zoey sampai minta maaf berkali kali sampai akhirnya Blue kembali melanjutkan ceritanya. Sampai dirumah sakit, ternyata ia salah.

"Hyuuuuungg " Blue berlari kearah kei dan lansung memeluk nya semangat. Tapi kei malah melepaskan pelukan Blue dan mendorong nya. Blue sampai jatuh ke lantai,

"Siapa kau berani beraninya menyentuhku"kei bertanya dengan wajah menyeramkan, Blue sampai menirukan wajah kei saat cerita pada Zoey.

"Hyuuuung, aku dongsaengmuuu " jawab Blue sambil merengut,

"Apa? Kau gila ya, aku tidak punya dongsaeng sama sekali, cepat pergi dari hadapanku,."perintah Kei yang lansung menginstruksikan satpam rumah sakit mengeluarkan Blue.

"Begitulah ceritanya nuna, aku sedihhhhh" ujarnya sambil memeluk Zoey.

"Aku sudah membalas memakinya juga" Zoey menepuk punggung Blue menenangkan dia. Blue itu sudah berumur 20 tahun tapi masih saja suka bersikap seperti anak kecil. Dia akan merengek dan bermanja manja pada Zoey kalau sedang bersama sama.

"Benarkah?" Blue melepaskan pelukannya mendengar ucapan Zoey.

"Dia sungguh menyebalkan."

"Tapi kau jarang memaki nuna, ada apa?"

"Ini hari yang buruk untukku. Jadi kujiadikan saja dia pelampiasan kemarahanku"jawab Zoey tersenyum jail, Blue pasrah. Nunanya itu salah satu orang aneh yang merasa hidupnya dikelilingi orang orang aneh. Huft apa dia tidak sadar ya dia yang paling aneh diantara orang orang aneh disekililingnya. Blue hanya menggeleng geleng.

"Apa salah satunya karena aku?"

Zoey menggeleng pelan, kelakuan Blue bukan masalah baginya. Ada hal lain yang mungkin akan merubah hidupnya.

"Apa sekarang kau sudah tenang? Ayo pulang " ajak Zoey. Blue mengangguk, ia mengekori kakaknya keluar dari tempat sauna itu menuju sebuah taxi yang berhenti tepat didepannya.

" Kau masih suka menggunakan taxi, Noona? Apa kemampuan menyetirmu masih separah dulu? "celetuknya.

"Diam kau, aku sedang tidak ingin membahas itu"

"Hmmmm sepertinya masih" Blue sudah bisa menebak dari reaksi kakaknya.

Zoey mengantar Blue kerumah ayahnya. Sesampai dirumah ayahnya lansung memeluk mereka berdua dengan sangat erat. Clark devlin itu ayah terbaik yang sangat protektif terhadap putra putrinya. Ia selalu mencemaskan hal hal kecil yang terkadang tidak seharusnya ia cemaskan.

"Ayah bisa lepaskan pelukanmu. Aku tidak bisa bernafas" Blue mulai tak kuat,

'Ah iya maaf. Kau itu selalu membuat ayah cemas. " Blue tertunduk berlindung dibelakang punggung Zoey, seperti biasa ia selalu menjadikan benteng pertahanan Blue kalau dimarahi ayah mereka.

"Maafkan aku yah"

"Kau harus kembali ke inggris. "ucap ayahnya dengan nada tegas yang Zoey tau sudah payah dibuat oleh ayahnya.

"Tidak, aku tidak mau kesana yah. Aku mau sekolah disini saja. Boleh ya yaaah " Blue mulai memasang wajah puss in the boot miliknya agar ayahnya menuruti permintaannya. Dan benar saja, ayahnya melunak dalam hitungan detik.

"Ya baiklah"

Zoey yang menyaksikan kejadian itu hanya melongo tak percaya. Ayahnya mudah sekali diperdaya oleh adiknya itu.

Zoey tak menceritakan masalahnya pada ayahnya. Ia masih bingung bagaimana mengatakannya. Zoey tak lama berada dirumah ayahnya, ia memilih mendinginkan kepalanya dirumah mungilnya. Ia pamit setelah makan malam bersama.

Tbc

Jangan lupa VOte dan komennya ya

Zoey (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang