9. Tentang tak ingin menikah

524 62 1
                                    

Otak Zoey masih dipenuhi oleh kata kata yang selama ini tak pernah ia pikirkan bahkan dalam mimpi sekalipun. Menikah, memiliki suami, berkeluarga. Semua kata kata tentang pernikahan itu tak pernah ada di pikiran Zoey. Ketika semua anak perempuan memimpikan sebuah pernikahan yang indah dimasa depan, memakai gaun pengantin berwarna putih nan anggun. Zoey sejak kecil lebih sering didepan komputernya memecahkan code code dan belajar bahasa pemprograman. Sejak dulu Zoey selalu berfikir kalau pernikahan itu bukanlah dirinya. Dia bukan tipe wanita menikah.

Dan sekarang, ia dihadapkan oleh permintaan konyol atasanya. Apa apaan pak tua gila itu memberi ide aneh ini pada Zoey. Apalagi ia sama sekali tidak mengenal orang yang akan dinikahkan dengannya. Menikah dengan orang yang dikenal saja Zoey belum tentu mau, apalagi dengan orang yang ia sama sekali tak kenal.

Siang itu Zoey dengan segenap emosi yang ia ingin luapkan pada Jace dan yang lainnya sudah berada di kastil menunggu kedatangan mereka. Zoey duduk dikursi yang biasanya ditempati Jace. Jace dan yang lainnya baru saja sampai dikastil dan lansung berhadapan dengan wajah menyeramkan Zoey. Mereka bergidik ngeri. Jace yang biasanya tenang, mulai cemas apa yang akan dilakukan Zoey nanti.

"Zoey, maaf kami sedikit terlambat" ucap Jace.

"Simpan maaf kalian untuk kesalahan kalian yang lain.", sebuah kristal bening berbentuk miniatur Jace siap mendarat ke muka nya kalau saja ia tidak dengan cekatan menangkap miniatur kesayangannya itu. Jace hampir saja kehilangan benda itu. Belum lagi hilang keterkejutan mereka, Zoey sudah melempar lagi benda lain. Kali ini cermin antik kesayangan Rionica yang ada di atas meja makan siap mendarat. Rionica juga hampir kehilangan cerminnya kalau tidak menggunakan tubuh lenturnya untuk menangkap cermin itu

"Hoiii... bisa kau tenang sedikit. Kami akan menjelaskan semuanya" J mulai kesal dengan kemurkaan Zoey.

"Apa yang mau kalian jelaskan hah?, kalian dengan seenaknya saja memberikan ide konyol ini pada pak tua ituuuu " Zoey suda siap mau melemparkan kursi kalau tidak dicegah Kiyo. Kiyo berusaha menenangkan Zoey. Diantara mereka berempat seperti biasa Kiyo lah yang bisa menenangkan Zoey, mungkin karena Kiyo paling tenang dan mereka berdua sama sama perempuan.

"Zoey kau duduk dulu, okay" Kiyo mengajak Zoey duduk disebuah bangku. "Aku tau kau sangat kesal pada kami. Tapi kami tidak punya pilihan lain. Mungkin ide menikah sangat konyol bagimu. Kami minta maaf"

Kiyo masih berusaha memberikan pengertian pada Zoey saat ponselnya berbunyi. Zoey menatap layar ponselnya dengan frustasi. Nomor menteri lee tertera disana. Dengan malas, Zoey menjawab panggilan itu.

"Ne, yobseo" Jawabnya lemah.

"Zoey-ssi...."sapaan hangat seperti biasa, dan kali ini terdengar menteri lee sangat bersemangat.

"Ya pak"

"Besok malam kau harus bersiap siap okay. Aku akan mengirimkan gaun khusus untukmu. Keluargaku dan keluargamu akan makan malam. Kau harus datang!"

"Hah? Pertemuan keluarga?" Kekagetan Zoey hampir saja membuat ia memaki, " Pakkkkk... aku kan belum bilang setuju!!! '' Teriaknya. Dia memang suka seenaknya, mau itu seorang menteri sekalipun. Menteri lee sudah kenal watak Zoey mengabaikan teriakan itu.

''Ckckcck kau ini. Aku sudah bicara dengan ayahmu. Dia sangat menyetujuinya. Apa lagi..."

"Hah? Kalau begitu nikahkan saja ayahku dengan putramu ituuu..." bentak Zoey.

"Heiiii. Putraku yang tampan itu masih normal , anak bodoh!!!! Teriak teriakan di telpon itu sudah lazim terjadi antara Zoey dan menteri lee. Ia selalu kehilangan wibawa jika berurusan dengan wanita satu itu. hal yang juga dialami Jace kalau Zoey sudah mengamuk.

"Tunggu, anda bilang anda sudah diskusi dengan ayahku? Jadi ayahku juga sudah tau?''

"Tentu saja. Aku kan juga kenal ayahmu.''

''Apa itu berarti pernikahan ini, pernikahan yang sungguhan? Tanyanya dengan raut wajah bloon.

"Ya ampun kau ini... tentu sajaaa.. kau pikir aku main main menikahkan putraku dengan mu. Jangan coba coba berpikir untuk meninggalkan putraku ya." Menteri lee menutup telponnya.

"Apaa??? Bicara apa sih pak tua ini "gerutunya kesal sambil melihat layar ponselnya sudah tidak adalagi nama menteri lee.

"Apa semua baik baik saja? Tanya kiyo, yang lainnya belum berani bicara pada Zoey.

"Pak tua itu bilang akan ada pertemuan keluarga besok malam." Zoey lansung melirik tajam pada Jace," Jace. Apa ini semua hanya idemu? Kenapa aku jadi merasa aneh ya, ayahku begitu saja setuju dengan pernikahan putri cantiknya ini." Zoey sedikit memiringkan kepalanya, kebiasaannya kalau sedang berpikir serius.

"Hmmm kalau soal itu aku... memberi banyak pilihan. Tapi menteri lee senang sekali dengan ide pernikahan itu. aku juga tidak tau."

"Huft. Aku merasa dijebak oleh tugasku sendiri" gumamnya lemah.

"Lalu kau akan datang kepertemuan itu?"

"Apa aku punya pilihan lain yang lebih baik?"

"Hmmm.. kalau sudah berurusan dengan ayahmu, ku rasa kau tidak punya pilihan lain. "

"Aaarrrggghhh..pak tua itu bisanya seenaknya saja. Kau juga Jace!... aku akan membalas kalian berdua.. huh" Zoey segera meninggalkan ruangan itu masih tetap dalam keadaan marah.    

Zoey (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang