11. CEMBURU DAN KHAWATIR

1.3K 143 9
                                    

dobel apdet nih!

kurang saiang gimana daqu ke kaleand :"

---------------------------------------------------------------------------------------------

"Jadi, apa yang kau lakukan di taman itu malam-malam begini?" tanya Soonyoung pada Eri yang sedang menyesap untaian ramen pedasnya. Sekarang mereka berdua sedang berada di minimarket depan taman, memakan ramen. Bahkan sepertinya Soonyoung sudah lupa bahwa tujuan pertamanya ke minimarket adalah untuk membeli chips, sebagai dare dari Minghao. "Sendiri, lagi!"

Slurrrppp~~

Eri meminum kuah ramen langsung dari mangkuknya. Bahkan Soonyoung belum menyelesaikan setengah perjalanan makannya tapi mangkuk kosong Eri sudah bertumpuk dua.

"Yak, Kwon Eri! Apa di rumahmu memang tak ada persediaan makanan, huh?" tanya Soonyoung sarkastik melihat Eri membuka bungkus roti isi daging.

Eri tak sedikitpun menanggapi pertanyaan Soonyoung, hingga membuat laki-laki sipit itu menjitak kepala Eri. "Yak, Kwon Eri! Kau tak mendengarku apa kau pura-pura tuli?"

Eri menoleh dan mendengus. "Aku sedang lapar dan memang porsi makanku lebih banyak dari gadis-gadis lainnya. Lalu, apa itu jadi masalah buatmu?"

Soonyoung terdiam, begitu juga Eri. Sebenarnya keduanya masih sama-sama canggung sejak kejadian wawancara di kantor majalah Eri dulu.

"Kau sedang ada masalah?" tanya Soonyoung serius. Eri menghentikan aksi mengunyah roti isinya, digantikan dengan kegiatan menelan roti itu dengan sedikit kesulitan. Bukan tenggorokannya yang sempit, tapi dadanya yang sesak karena teringat pertengkaran dengan Jin Young.

"Bukan urusanmu!" desis Eri.

"Pasti kau bertengkar dengan pacarmu itu," kata Soonyoung dengan santainya. Padahal dalam hatinya sudah panas.

"Apa Seungcheol Oppa membocorkannya padamu, huh?" Eri memutar kepalanya. Rasanya dia benar-benar butuh waktu sendiri untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

"Seungcheol Oppa? S.Coups hyung?!" tanya Soonyoung dengan sebelah alis terangkat. Eri mendadak gugup. Teman-temannya di Seventeen belum ada yang tahu jika dia bersepupu dengan leader mereka. "Kukira kau tak kenal dekat dengan-"

Ckrek!

Meskipun telinga Soonyoung sering terganggu karena terlalu sering memakai earphone saat konser, tapi dia yakin sekali dengan pendengarannya satu ini. Laki-laki itu melihat sekeliling dan ada sekelebat bayangan di balik perosotan taman. Buru-buru Soonyoung melepas jaketnya dan memakaikannya pada Eri. Digenggamnya tangan Eri lalu ditariknya paksa untuk pergi meninggalkan minimarket. Jangan khawatir, Soonyoung sudah membayar diawal untuk makanannya.

"Yak, Soonyoung! Apa yang kau lakukan?" omel Eri. Soonyoung tak menanggapi, langkahnya semakin cepat membuat napas Eri tersengal karena ditarik Soonyoung mengikuti langkahnya.

"YAK, KWON SOONYOUNG!!" bentak Eri. Soonyoung membawa Eri menuju gang sempit yang gelap, lembab dan sedikit bau. Sebenarnya Soonyoung was-was karena takut Eri berpikiran macam-macam tentangnya. "KWON SOONYOUNG APA YANG AKAN KAU-"

"Diam atau kucium kau!" pekik Soonyoung tertahan. Tangan Eri yang semula tegang di genggamannya, sedikit melemas. Dia baru menyadari apa yang diucapkannya tadi. Sekarang dia berpikir jika Eri pasti menganggapnya yang tidak-tidak. Huft, sialan!

"Ma-maafkan aku, Eri. Tapi, kumohon tenanglah. Kita sedang diikuti paparazzi."

Mata Eri membulat, dan tentu saja Soonyoung tak bisa melihatnya. Gangnya begitu gelap. Soonyoung menduga jika gang itu sebenarnya adalah tempat pembuangan sampah, karena di dekat dia berdiri banyak tumpukan buntalan kantong plastik.

[1.b] Not Just A Memory • Hoshi Seventeen | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang