Tak mudah memang untuk mengakhiri sebuah hubungan, apalagi jika hubungannya sudah berada pada level serius, seperti yang dialami oleh Eri. Masalahnya, keluarga mereka sudah terlanjur menyebar undangan ke keluarga terdekat dan kolega, lalu keduanya tidak jadi melangsungkan pernikahan. Selain perasaan sedih karena harus berpisah—terlebih akibat diduakan—Eri juga harus menanggung perasaan malu. Bahkan gadis itu merasa bersalah pada keluarganya—yang selalu menjadi topik perbincangan keluarga lain—meskipun keluarganya selalu meyakinkan jika ini bukan salah Eri.
Mati-matian Eri menata hati dan hidupnya setelah lepas dari Jinyoung. Meski sebenarnya dia sudah sangat lega melepas hubungannya dengan lelaki yang sudah lama mendustainya, namun perasaan lega itu selalu menguap ketika dia kembali bertemu dengan keluarga besarnya juga teman-temannya. Pandangan mereka seolah-olah meneriakkan ungkapan kasihan dan miris kepada Eri.
Satu hal yang harus kau ketahui dan ingat dari Eri adalah dia tak suka orang lain mengasihaninya padahal keadaannya memang patut untuk dikasihani. Memang, dulu saat dia pergi dari Soonyoung, keadaannya memang benar-benar miris dan memilukan hingga membuat dirinya sendiri menderita dan mengundang empati dari seluruh orang terdekatnya, tak terkecuali Jinyoung. Pun ketika dirinya berusaha untuk mengejar-ngejar Soonyoung kembali. Semua orang mengasihaninya, dan dia memang membutuhkan semua atensi dari orang-orang pada saat itu. Berbeda dengan saat ini gadis itu benar-benar berniat merubah dirinya. Cukup sekali saja dia 'bodoh' dalam mengejar cinta. Iya, cukup sekali saja!
"Ummm Eri, aku selalu penasaran. Ngomong-ngomong apa kau tidak mau memberikan Jinyoung kesempatan kedua?" tanya salah satu teman Eri.
Eri sangat benci mengakui jika dia benar-benar tidak ingin membicarakan tentang masa lalunya, tapi... Ah, sudahlah! Tidak bagus juga untuk mengelak.
"Aku sudah berkali-kali memberinya kesempatan. Aku begitu lelah dan tak mau membohongi perasaanku lagi," tutur Eri.
"Benarkah? Kupikir selama ini kau dan dia seperti couple goal yang banyak diimpikan oleh orang. Lalu kenapa dulu kau menerima lamarannya kalau kau—"
"Hey sudah, sudah. Kalian terlalu berlebihan menanyakan privasi orang," tegur teman Eri yang lain.
Eri hanya tergelak, meskipun tawanya untuk menutupi luka hatinya. Dalam hati juga berterimakasih, ada teman yang pengertian tentang privasinya.
"Oh iya, Eri. Apa kau sudah membuka hati kembali?"
Eri menatap temannya sebentar, sebelum menerawang ke arah lain. Kalau dipikir-pikir, ini sudah mendekati 2 tahun sejak kejadian itu. Membuka hati kembali, ya?
Dalam lamunannya, gadis itu kembali tersenyum. "Kupikir aku belum bisa membuka hatiku untuk orang yang 'baru', tapi who knows!"
***
Dulu awalnya Eri iseng memasuki dunia fotografi untuk menyibukkan diri dari kesedihannya. Kasarannya, fotografi menjadi pelarian setelah sakitnya, meski dia mencintai dunia fotografi itu sendiri. Namun kini dunianya berubah. Eri benar-benar sibuk bahkan kadang harus bermalam di studio.
"Eonni, jangan belikan aku ayam lagi. Satu bulan penuh aku makan ayam untuk makan siang dan makan malam. Rasanya aku seperti trauma bahkan hanya membayangkan saja," seloroh Eri dengan mata setengah kantuknya setelah seharian ada pemotretan.
"Dan aku juga trauma makan ramen sebagai menu utama makan pagi," tambah temannya.
Asal kalian tahu, Eri bekerja sebagai fotografer di studio milik Kang Yura, teman kakaknya. Sementara temannya, Anne Lee, yang bertugas sebagai perias. Kalau sedang ramai, Yura akan menyewa fotografer dan perias tambahan selain kedua karyawan setianya yang sudah dia anggap sebagai adiknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.b] Not Just A Memory • Hoshi Seventeen | ✔
Fanfic[Sequel Love, Notice Me!] "Tunggu saja, Kwon Eri! Cerita tentangmu dan aku tidak pernah berhenti sampai disini." -Kwon Soonyoung- ⚠️ Warning: Disarankan untuk membaca 'Love, Notice Me!' dulu, biar nyambung bacanya ? Start: 30 Agustus 2017