"Enak sakit terus?"
Eri hampir saja terguling dari sofa bekas di atap rumah sakit ketika seseorang melongoknya dari balik punggung sofa. Gadis itu terkaget-kaget. Pertama, bagaimana orang itu bisa ada disini. Kedua, bagaimana dia bisa tahu kalau Eri berada disini.
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Sama denganmu," ucap Soonyoung.
Eri hanya memandang lelaki itu dengan sebal. Mood-nya belum kembali normal karena perdebatan dengan Dokter Oh, ditambah lagi ini waktu PMS-nya.
"Ada apa dengan pikiranmu akhir-akhir ini Eri?" Soonyoung masih dengan posisi memandang pemandangan kota dari pinggir tembok pembatas.
Eri menatap punggung Soonyoung bingung. Apakah laki-laki itu melindur?
"Kau bisa bercerita padaku agar beban di pundakmu hilang, Kwon Eri." Soonyoung mengusap puncak kepala Eri sebelum pergi meninggalkan atap.
Wait!! Whatt??!!
"YAK KWON SOONYOUNG KAU TIDAK IKUT KE AMERIKA HUH??!!" teriak Eri menyusul perginya Soonyoung.
Lelaki sipit yang sudah berjalan terlebih dulu itu berhenti dan menatap Eri sinis.
"Hahaaaa, kau sakit dan tak bisa ikut ya?" ledek Eri.
Soonyoung menghela napas berat lalu berjalan meninggalkan Eri.
"Dari ekspresimu sepertinya perkataanku tidak salah, ya?"
Memang benar pertanyaan dan pernyataan Eri tidak salah. Yang salah adalah keputusan Soonyoung untuk menemui Eri yang berakhir dengan ledekan-ledekan itu. Bagaimana bisa ada gadis semacam ini di dunia?
***
"Jadi, kau dulu pernah jadi atlet bisbol??!" Eri kaget mendengar penuturan tentang masa lalu Manajer Han.
Bagaimana bisa Eri bertemu dengan Manajer Han?
Jawabannya adalah karena Eri mengikuti Soonyoung ke kamarnya dan berakhir berbincang dengan manajer bertubuh dempal itu. Malah, Manajer Han lebih menyambung berbicara dengan Eri daripada dengan Soonyoung.
Manajer Han mengangguk-angguk dan membukakan puding untuk Eri. "Tapi hanya sebentar karena aku tergiur dengan tinju yang bisa langsung menghasilkan uang."
"Wooaaa daebaaakk!!!" kagum Eri.
Di ujung sana ada seorang yang pura-pura tidur padahal kedua telinganya menyimak dengan baik apa yang sedang dibicarakan oleh Manajer Han dan Eri. Soonyoung memang kekanakan untuk saat-saat tertentu.
"Lalu lalu?"
"Lalu ada yang merekrutku karena ketampananku," jawab Manajer Han.
"Yak! Sejak kapan cerita perekrutan menjadi seorang security berubah?!" protes Soonyoung.
Eri dan Manajer Han terdiam, berpandangan lalu tertawa terbahak. Sungguh, mungkin Eri lupa jika sekarang keadaannya lebih lemah daripada Soonyoung.
"Kau tadi hanya pura-pura tidur ya?" tanya Eri diiringi tawa Manajer Han.
Soonyoung yang sadar, mendadak menggumam tak jelas. Padahal telinganya sudah memerah karena ketahuan berbohong.
"Aduuh, perutku jadi sakit karena kebanyakan tertawa," ujar Eri. "Sepertinya aku harus kembali ke kamar karena orang tuaku akan datang, Manajer."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.b] Not Just A Memory • Hoshi Seventeen | ✔
Fanfic[Sequel Love, Notice Me!] "Tunggu saja, Kwon Eri! Cerita tentangmu dan aku tidak pernah berhenti sampai disini." -Kwon Soonyoung- ⚠️ Warning: Disarankan untuk membaca 'Love, Notice Me!' dulu, biar nyambung bacanya ? Start: 30 Agustus 2017