9. TERCIDUK!!!

1.2K 147 6
                                    

Ada yang menanti Soonyoung-Eri?

Here an apdate ;) *send wiiiinkkks

--------------------------------------------------

*cuplikan episode sebelumnya*

Sesampai di depan pintu apartemen Eri, laki-laki itu langsung memencet bel. Butuh waktu beberapa menit untu menunggu Eri membuka pintu. Eri langsung terbelalak saat tahu siapa yang datang.

"O-oppa...?" Eri melotot kaget melihat siapa yang datang. Sedetikberikutnya, laki-laki tersebut melakukan sesuatu yang tak pernah Eri bayangkansebelumnya.

Siapa laki-laki itu?

-------------------------------------------------------

















Dor dorr doorr!!!

"Surpriiisseee!!!"

"Seungcheol Oppa, apa yang kau lakukan, huh?" kesal Eri.

"Memberi kejutan ulang tahun," jawab Seungcheol. Eri mendesah berat. Gadis itu melihat ke sekelilingnya. Sampah dan percikan-percikan pernak-pernik yang dibawa Seungcheol mengotori depan pintu apartemennya dan it's not her style.

"Tapi aku tidak sedang ulang tahun, Oppa. Dan untuk apa kau membawa kue lengkap dengan lilin seperti itu? Aku kan tak suka kue. Huh menyebalkan!"

"Setidaknya kau harus mempersilakan seorang tamu masuk terlebih dulu. Dimana etika kesopanan seorang Eri?"

Masih dengan ekspresi kesal Eri mempersilakan Seungcheol masuk. Si leader itu langsung saja duduk di sofa dan menyetel tivi. Eri mendengus-dengus kesal ingin melempari Seungcheol dengan pisang yang baru dibelinya di minimarket tapi tak jadi karena pisangnya terlalu berharga hanya untuk dilemparkan pada kepala Seungcheol yang keras itu.

"Eri-ya, aku haus!" teriak Seungcheol.

"Bukan urusanku!" balas Eri. Meskipun tak menyukai kue yang diberikan Seungcheol, tapi Eri tetap membukanya dan menata lilin-lilin kecil di atas kue. Gadis itu bukanlah tipe orang yang menyia-nyiakan makan. Jika tak suka pasti akan diberikan pada pengemis di jalanan.

"Kau jahat sekali padaku..."

"Memangnya aku pernah baik padamu?"

Seungcheol memutar matanya. Eri tetaplah Eri yang kadang menyebalkan kadang polos kadang baik sekali kadang melebihi setan sifatnya.

"Oh ya, kau ikut pertemuan di Daegu itu? Aku akan mengosongkan jadwalku dan menghadirinya," ucap Seungcheol dengan gummy smile-nya.

"Aku tak bertanya!" tukas Eri datar.

Seungcheol lalu menghampiri Eri dan menggemas kedua pipi gadis itu. "Kau itu kenapa menyebalkan sekali sih? Jika saja kau bukan kau, pasti sudah ku buang kau ke Laut Cina!"

"Sudah tahu jika menyebalkan, kenapa masih didatangi? Pabo!" tukas Eri lalu duduk di salah satu kursi.

"Karena aku rindu padamu," ringis Seungcheol. Eri memandang Seungcheol dengan wajah datar. Muak!

Seungcheol memperhatikan tingkah Eri yang sedang menyiapkan makanan dengan tatapan serius. Matanya tak pernah luput sedetikpun mengamati raut muka Eri. Dia sangat tahu, dibalik sikap galak Eri padanya, terpendamlah sifat rapuh yang teramat sangat. Seungcheol merasa kasihan pada gadis itu, ingin rasanya dia manghajar siapa saja yang menyakiti Eri. Tapi dia bisa apa...

"Apa aku memang secantik itu hingga kau lupa caranya berkedip?" tanya Eri membuat Seungcheol tersentak. "Lihat, bahkan sekarang kau lupa caranya bernapas."

Aku menyesal sudah merasa kasihan padanya, kesal Seungcheol.

"Bagaimana dengan Jin Young? Kau tahu—"

"Dia di LA!" jawab Eri singkat. Raut wajahnya sudah berubah. Bukan, bukan kesedihan. Itu hampir seperti... Ah, Seungcheol tak yakin dengan hal itu. Tapi yang pasti, seperti ada sesuatu yang disembunyikan.

Sesaat kemudian, Seungcheol tersenyum lalu meraih tangan Eri dan 'menyeret'nya.

"Oppa, Oppa. Mau kau bawa kemana aku?" tanya Eri saat mereka berada di depan pintu.

"Kutraktir es krim," jawab Seungcheol sambil menaik-naikkan alisnya.

"Tapi ini hari libur, Oppa. Kau pikir fans-mu tak ada yang berkeliaran, eoh?"

"Kau ingin aku menraktir fans-ku juga?"

Eri mendengus sebal. "Setidaknya pakailah maskermu, Oppa. Kau ingin dirimu terkena skandal? Bagaimana kalau mereka mengira jika aku ada apa-apa denganmu?"

"Kita 'kan memang ada apa-apa."

"YAK, OPPA!"

"Hahaha, kau lucu sekaliiiiii!!! Lihat, lihatlah wajahmu yang memerah itu!!" gemas Seungcheol pada pipi Eri. Gadis itu meronta-ronta tapi sepertinya Seungcheol begitu gemas hingga tak mau melepaskan Eri.

"OPPA, LEPASK—"

"Apa yang sedang kalian lakukan?!"

Sebuah suara menghentikan aktivitas Seungcheolpada Eri.

***







Sengaja ngegantungin :p



[1.b] Not Just A Memory • Hoshi Seventeen | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang