Sudah 4 hari ini Eri selalu tertidur di sofa di dekat jendela apartemennya. Dia selalu tertidur dalam keadaan menangis. Hatinya resah, gundah, tapi dia tak tahu apa yang harus dia lakukan. Satu-satunya cara untuk mengungkapkan perasaannya adalah dengan air mata. Alasan dibalik kesedihannya ini tak lain dan tak bukan adalah...Jinyoung.
Akhir-akhir ini, karena banyak pekerjaan, Jinyoung menjadi sensitif. Dia sering kesal dan marah dengan sendirinya. Saat Eri berusaha untuk menenangkannya, Jinyoung malah semakin marah pada Eri. Saat Eri diam agar Jinyoung tenang pun, Jinyoung tetap marah-marah dan menganggap Eri tak perhatian dengannya. Karena Eri merasa serba salah, Eri mengeluarkan kata-kata pedasnya dan akhirnya pertengkaran pun tak dapat dielakkan.
Hari ini gadis berkulit putih itu libur sehingga membuatnya tak beranjak dari sofa yang dia tiduri. Matanya menerawang ke kejauhan, pikirannya melayang kemana-mana. Dia semakin yakin kalau karma benar-benar ada. Dulu dia sering mengacuhkan Jinyoung dan malah memilih untuk mengikuti Soonyoung tanpa Soonyoung tahu. Sekarang? Ah, mengingat itu membuatnya merasa menyesal dan semakin sedih.
Ting!
Ponselnya berdenting. Ada satu pesan masuk. Eri terlihat malas membuka pesan itu, karena biasanya pesan yang masuk tak hanya dari seseorang yang penting, tapi juga dari pihak-pihak tertentu yang menawarkan jasa.
From: Oppa
Mata Eri membelalak. Hatinya berdegup tak karuan. Tangannya gemetar dan berkeringat. Dia mengecek sekali lagi pengirimnya, dua kali, tiga kali dan hasilnya tetap sama. Dia mengucek-ucek matanya, takut kalau salah. Masih kurang percaya, dia cek nomor pengirim dan benar, itu nomor Jinyoung. Dengan hati-hati dia buka pesan dari kekasihnya itu.
Aku di depan, Babe.
Cepat buka pintu.Eri menggigit kuku jempolnya. Hatinya berdegup tak karuan seakan ingin keluar dari rongga perutnya. Pipinya memanas dan memerah—sangat terlihat jelas di pipi putihnya itu. Dengan langkah agak tergesa, dia menuju ke pintu apartemen. Diintipnya dulu sebelum dibuka, dan benar, Jin Young benar-benar di depan pintu.
"O-op-oppa..." sapa Eri gagap. Gadis itu bahkan tak berani menatap Jin Young. Bagaimana bisa menatap wajahnya, membaca pesannya saja sudah membuat meledak-ledak.
"Yak, Kwon Eri!" panggil Jin Young. "Kau mau bernyanyi 'Oppa Gangnam Style', eoh?"
"HAH?!"
"Op-op-op-op-oppa Gangnam Style. Begitu ya?" tanya Jin Young sambil tertawa hingga matanya menyipit.
"Tidak lucu!" kata Eri mengerucutkan bibir.
"Iya, karena semua hal yang lucu sudah dimiliki olehmu~"
"Oppaaa!!" Jin Young tertawa melihat ekspresi Eri. Gadis itu benar-benar gadis yang polos dan lucu.
"Neomu bogoshipeo, Eri-ya..." kata Jin Young langsung mendekap tubuh Eri. Walaupun awalnya kaget, tapi Eri juga membalas dekapan Jin Young, dekapan hangat yang sangat dia rindukan beberapa hari ini.
"Nado, Oppa..."
Jin Young melepas dekapannya, lalu menangkupkan tangannya ke pipi Eri. "Maaf, telah membuatmu bersedih dan menangis."
Eri menggeleng. "Tidak, Oppa. Maafkan aku juga yang tak bisa mengertimu."
Jin Young tersenyum sumringah. "Hari ini kau libur kan? Mau ikut aku? Hari ini aku ada pemotretan di waterpark."
Eri langsung mengangguk menyetujui. Dirinya kemudian mandi dan bersiap. Gaya berpakaian simple selalu menjadi andalannya. Dua sejoli itu kemudian keluar dari apartemen dan menuju restoran terdekat untuk makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.b] Not Just A Memory • Hoshi Seventeen | ✔
Fiksi Penggemar[Sequel Love, Notice Me!] "Tunggu saja, Kwon Eri! Cerita tentangmu dan aku tidak pernah berhenti sampai disini." -Kwon Soonyoung- ⚠️ Warning: Disarankan untuk membaca 'Love, Notice Me!' dulu, biar nyambung bacanya ? Start: 30 Agustus 2017