32. COMPLICATED

253 20 15
                                    

...

Jam masih menunjukkan pukul 8 pagi, tapi matahari seakan-akan sangat gembira pagi itu sehingga sinarnya sedikit menyengat. Seorang gadis—dengan sedikit tergopoh—menuruni taksi dengan mengibaskan rambut cokelat panjangnya. Melirik sekilas pada arloji perak di pergelangan tangan kirinya, gadis itu setengah berlari dengan melambaikan tangannya.

"Selamat pagi, Ahjussi!" sapanya ramah kepada para security yang menjaga pos di hunian mewah itu.

"Aaa, Nona Kwon!" seru salah satu penjaga yang saat itu bisa Eri lihat sedang sarapan. "Apa kau sudah sarapan? Jangan sampai pingsan di jalanan lagi, ya!"

Eri terbahak. Dalam hati begitu terharu dengan perhatian-perhatian kecil dari 'pamannya' itu. Setelah berbasa-basi sebentar, gadis itu berpamitan pada tujuannya datang kemari: KWON SOONYOUNG!

Mulutnya sedikit komat-kamit merutuki keteledoran sang calon suami, sambil tangannya yang dengan lincah mengutak-atik ponsel pintar untuk melakukan panggilan. Tapi percuma saja, toh langkah kecilnya sudah membawanya sampai ke depan pintu rumah yuki-nya.

"Tumben dia pulang membawa mobil sendiri," decih Eri.

"YAK KWON SOONYOUNG! DIMANA KAU?!"

Berbanding terbalik saat dia menyapa paman penjaga, begitulah Eri saat dia teramat 'gemas' pada kekasihnya. Bahkan watak Eri yang terlihat lemah lembut itu tak akan nampak saat dia dihadapkan dengan sosok Soonyoung.

"Aih, kemana perginya hamster menyebalkan itu!" keluh Eri saat dirinya tak menjumpai keberadaan Soonyoung di tempat tidurnya.

Jangan harap pasangan Eri-Soonyoung akan memiliki panggilan romantis, mereka lebih memilih hewan lucu untuk menggantikan sapaan sayang mereka. Soonyoung memanggil Eri dengan sebutan kelinci ajaib sedangkan Eri menjuluki lelakinya dengan sebutan hamster  walau sang lelaki menolak mentah-mentah dan menyuruhnya mengganti dengan—

"Aku itu horangi. HORANGI! Bukan hamster!"  protes Soonyoung kala itu.

Tapi sayang, sang gadis mengacuhkannya dan selalu memanggilnya dengan hamster. Yah, apa boleh buat...

"Yak Kwon Soonyoung! Di sini kau rupanya!"

Satu detik, dua detik, hingga 10 detik namun tak ada tanda-tanda bahwa lelaki bermata sipit itu bangun. Bahkan, dia malah terlihat mengeratkan pelukan pada sebuah guling bergambar pororo berwarna hijau. Mulutnya sedikit monyong-monyong tidak jelas. Entah apa yang dimimpikan oleh lelaki bermarga Kwon itu.

"Soonyoung, cepatlah bangun! Aku tahu kau sudah mendengarkanku!" kata Eri jengah.

Namun lelaki itu tetap bergeming, membuat Eri jengkel setengah mati. Ayolah, siapa yang tidak jengkel. Mereka harus memastikan gedung tempat pernikahan mereka digelar pada jam 9 nanti, tapi sekarang Soonyoung masih enggan membuka mata.

Kesal, Eri menghentakkan kaki kuat-kuat dan berbalik arah, namun pergerakannya dibatasi oleh jemari yang mencengkeram kuat di lengannya. Karena tanpa aba-aba, raganya kehilangan keseimbangan hingga menubruk tubuh Soonyoung.

"Morning, sunshine!" gumam Soonyoung dengan suara lirih bangun tidurnya.

Oh ayolah, ini bukan pertama kali Eri mendengar melodi lembut itu, tapi tetap saja membuat bulu kuduknya meremang. Apalagi ditambah dengan lengan berisi yang melingkari bahunya, wajah imut lucu seperti kucing baru lahir, juga rambut yang acak-acakan. Jangan lupakan tatapan memelas Soonyoung dengan mata segarisnya. Eri bisa gila! Eri tak sanggup melihat pemandangan ini setiap hari! Jantungnya tak kuat!

TENG TENG TENG TENG TENG TENG!!!

Dua sejoli yang tengah bertukar pandang saling terlonjak, hingga Eri buru-buru berdiri dan mundur beberapa langkah bahkan kaki belakangnya terantuk kaki meja.

[1.b] Not Just A Memory • Hoshi Seventeen | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang