7 jam sebelum keberangkatan ke Chicago...
"HOEEEKKK!!!"
Seokmin yang baru saja pulang dari studio karena kepentingan rekaman langsung berlari ke sumber suara, mencari siapakah sosok yang sedang mengeluarkan 'uneg-uneg'-nya itu.
"HYEOONG!!"
Seokmin panik menilhat Soonyoung terkulai lemas berpegangan pada sandaran casspool dengan wajah memucat seperti mayat.
"Hyeong..." panggil Seokmin lagi.
Soonyoung tak mampu menjawab karena saat mulutnya terbuka, sesuatu di dalam perutnya serasa ingin keluar.
Seokmin yang tadinya setengah tertidur saat berjalan dari studio ke dorm mendadak hilang kantuknya saat melihat Soonyoung seperti ini. Buru-buru dia memijat tengkuk Soonyoung, agar lelaki sipit itu bisa mengeluarkan isi perutnya, karena daritadi yang dilihat Seokmin hanya ludah berwarna putih kehijauan yang keluar dari mulut Soonyoung.
Karena kondisi Soonyoung semakin mengkhawatirkan, Seokmin menggedor pintu kamar Mingyu. Beruntung Mingyu segera membukanya meski dengan wajah super-sebal-karena-capek.
"GYU BANGUNLAH! HOSHI-HYUNG SAKIT LAGI!" bentak Seokmin.
Mingyu mendadak panik dalam keadaan terngantuknya. Namun dia segera berlari ke dapur untuk merebus air, sementara Seokmin mengambil minyak untuk dioleskan pada Soonyoung.
Belum sempat Seokmin mengambil minyak dan air rebusan Mingyu mendidih, terdengar suara dari dalam kamar mandi.
Soonyoung...
... PINGSAN.
Dan terjadi lagi.
***
4 jam sebelum keberangkatan...
Mata Soonyoung yang semula ingin terbuka mendadak tertutup rapat karena silau matahari yang menerpa wajahnya. Tetapi mata sipit itu kembali terbuka lebar saat sadar dimana dia sekarang berada.
RUMAH SAKIT.
"Sudah bangun?" Manajer Han, salah satu staf Pledis Ent. ikut-ikutan bangun dari tidurnya dan menekan tombol di atas tempat tidur Soonyoung untuk memanggil perawat.
Soonyoung langsung duduk. Namun kepalanya terlalu berat hingga dia muntah kembali. Beruntung Manajer Han sudah antisipasi dengan menaruh baskom di pangkuan Soonyoung.
"Siapa yang menyuruhmu bangun? Jadi begini kan?" Manajer Han membantu Soonyoung untuk berbaring lagi, memasang bantal yang agak tinggi di punggung Soonyoung.
"Manajer, aku ingin pulang! Aku harus bersiap untuk berangkat!" protes Soonyoung dan lagi-lagi ingin bangun. Aksinya yang demikian ditahan oleh tangan kekar Manajer Han sehingga Soonyoung kembali pada posisi berbaring-setengah-duduk. "Manajer, keberangkatan—"
"Berangkat? Berangkat kemana? Ke pemakamanmu sendiri, eoh?"
Begitulah Manajer Han.
Lelaki gempal yang berada di pertengahan 30-an adalah manajer dari pihak Pledis Ent. Dia bebas tugas untuk sehari-hari tapi pada saat manajer dari boy/girl group kewalahan, dia akan turun tangan. Meski masih muda, Manajer Han begitu disegani karena sikap tegas namun penuh kasih sayangnya. Omongannya memang begitu pedas dan menusuk, namun siapapun yang mendengarnya pasti akan tertunduk patuh padanya.
Tak lama, dokter dan perawat mendatangi kamar Soonyoung untuk melakukan pemeriksaan dan wawancara.
"Jadi, sebelum kau muntah-muntah, kau terlebih dulu buang air hingga yang kau keluarkan hanya berupa lendir?" tanya Dokter.
Soonyoung mengangguk lemah. "Iya, Dokter."
Dokter kemudian mengajak Manajer Han berbicara sementara perawat mengecek keadaan Soonyoung.
"Suster, kapan aku bisa keluar dari rumah sakit?" tanya Soonyoung.
Perawat muda itu tersenyum. "Sampai kondisimu benar-benar membaik Soonyoung-ssi. Jika tidak, kau akan semakin rentan."
"Apakah butuh waktu yang lama?"
Perawat itu hanya tersenyum dan akhirnya pergi sari kamar Soonyoung.
Soonyoung otomatis frustasi.
***
1 jam sebelum keberangkatan ke Chicago...
"...aku akan membuat fans kecewa," ucap Soonyoung di hadapan seluruh member.
"Hosh, kau sudah berusaha yang terbaik. Tak ada yang kecewa padamu." Seungcheol duduk di tepi ranjang sambil mengusap bahu Soonyoung yang saat itu tersedu.
"Aku lebih dulu berada di posisimu, Hosh. Aku frustasi, aku sedih, aku marah. Emosiku tak terbendung. Tapi kau tahu apa yang membuatku bangkit?"
Soonyoung menatap Wonwoo yang serius berbicara di depannya dengan suara beratnya.
"Melihat kalian semua berusaha keras, menampilkan yang terbaik, melihat fans bersorak atas nama Seventeen, itu membuatku bangga. Bahwa kalian tetap bisa menampilkan yang terbaik, tetap profesional, meski kalian tampil tanpa adanya aku," papar Wonwoo. "Semua group pasti pernah mengalaminya, Hosh. Dan pilihan untuk membiarkanmu berangkat adalah pilihan gila. apa kau pikir kita akan melihatmu menggali lubang kuburanmu sendiri?"
"YEOKSI URI WONWOO HYUU—"
"SSSSSSHHHHH!!!"
Dengan sadisnya Jihoon menyetop candaan Seokmin. Padahal Seokmin berniat ingin menetralkan suasana tapi sepertinya Jihoon tak ingin keseriusan ini ternodai.
Akhirnya dengan berat hati, Soonyoung melepas kepergian teman-temannya dan harus rela berlama-lama dengan manajer Han.
Kalian pasti sebal padaku karena disini aku bikin Uri Hamstaa sakit terus 😟😟😟
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.b] Not Just A Memory • Hoshi Seventeen | ✔
Fanfic[Sequel Love, Notice Me!] "Tunggu saja, Kwon Eri! Cerita tentangmu dan aku tidak pernah berhenti sampai disini." -Kwon Soonyoung- ⚠️ Warning: Disarankan untuk membaca 'Love, Notice Me!' dulu, biar nyambung bacanya ? Start: 30 Agustus 2017