4. HYEONG TEAM vs DONGSAENG TEAM

1.8K 211 12
                                    


Move On or Love On?































Pagi itu, seluruh member Seventeen sudah duduk di meja makan. Di depan mereka sudah ada sandwich, segelas susu dan sereal. Mereka saling pandang satu sama lain, lalu melihat ke arah Soonyoung yang peringisan tidak jelas sambil melihat wajah teman-temannya yang kebingungan.

"Yak Hyeong, apa-apaan ini?" tanya Minghao pada Soonyoung. Dia terlihat tidak excited dengan apa yang dilakukan Soonyoung. Tapi itu hanya kelihatannya saja, nyatanya dia menahan kantuk karena tak bisa tidur mendengar suara dengkuran Wonwoo.

"Tentu saja, sarapan pagi," jawab Soonyoung dengan tersenyum semanis mungkin.

"Yang namanya sarapan pasti dilakukan pada pagi hari, Hosh," timpal Jihoon, meneguk susu yang ada di depannya.

Soonyoung meliriknya, lalu mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil. Member yang lain mengikuti jejak Jihoon, memulai sarapan.

"Hyeong, kau sudah benar-benar move on?" tanya Seungkwan disela-sera keheningan yang tercipta saat mereka mulai makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hyeong, kau sudah benar-benar move on?" tanya Seungkwan disela-sera keheningan yang tercipta saat mereka mulai makan.

Soonyoung terbelalak. Junhui lalu menoyor kepala Seungkwan dan Jeonghan menendang lutut Seungkwan dari balik meja.

"Aku...aku...sedang mencoba. Iya, mencoba hehe," jawab Soonyoung dengan kekehan. Meski begitu, hatinya pecah kembali teringat Eri.

"Aku kira kau cinta mati pada Eri. Kalau tak cinta, kenapa buang-buang waktu untuk menyendiri begitu? Sikapmu benar-benar kekanakan makanya Eri memilih laki-laki lain," tukas Seungkwan.

"Hmmm, padahal aku mendukung hubungan kalian berdua. Eri-noona begitu cantik dan imut, dan sepertinya dia baik dan pengertian," tambah si maknae, Chan.

"Hanya orang gila yang melepaskan Eri, Dino. Dan orang gila itu adalah uri hyeong," ledek Seungkwan.

Soonyoung berkedip-kedip, ternyata maknae line kesayangannya mendukungnya. Tiba-tiba ada kilauan di mata Soonyoung, padahal baru saja dia bilang mencoba move on.

"Heh, maknae! Tahu apa kau tentang cinta. Kau tidur saja masih butuh dibacakan dongeng!" sahut Seungcheol, sang leader. "Jangan dengarkan mereka Hosh. Kau harus move on!"

Mata Soonyoung meredup lagi, sekarang dia malah menekuk wajahnya. Dia bingung harus move on atau mengejar Eri.

"Tapi Hyeong, yang namanya cinta itu butuh perjuangan. Jika kau berjuang sedikit lagi, pasti kau akan mendapatkan Eri kembali," terang Mingyu.

Soonyoung menegakkan lagi badannya, lalu memiringkan kepalanya.

"Berusahalah, Hyeong. Aku mendukungmu!" kata Mingyu mengepalkan tangannya di udara.

Soonyoung menoleh ke kanan dan ke kiri. Tahu-tahu tempat duduk mereka sudah berubah. Di sebelah kanannya adalah para hyeong: Jeonghan, Junhui, Wonwoo, dan Seungcheol—mereka menyuruh Soonyoung untuk move on. Di sebelah kirinya, para dongsaeng: Chan, Mingyu dan Seungkwan—pendukung hubungan Soonyoung dan Eri. Ini seperti pertarungan antara setan dan malaikat saja. Hanya Jihoon, Jisoo, Minghao, Seokmin dan Hansol yang masih belum bersuara.

Soonyoung menyandarkan dagunya pada tangannya. "Tapi, Eri sudah punya Jin Young. Eri sudah memilih laki-laki itu..."

"Bukankah itu lebih baik?" celetuk Minghao, semua mata tertuju padanya. "Kau hanya perlu menyingkirkan satu orang saja, si Jin Young itu. Coba kalau Eri single, kau pasti harus menyingkirkan beberapa kontestan untuk jadi juara."

Dengan begitu dia bergabung ke kelompok dongsaeng dan perbandingan menjadi 4:4.

"Jadi aku harus bagaimana? Aku...aku memang masih mencintai Eri. Tapi aku juga ingin—"

"Turuti saja kata hatimu, Hosh," ujar Jisoo. Soonyoung tersenyum. Seperti yang diharapkan dari seorang gentleman seperti Jisoo dan orang yang mengerti Soonyoung, Jisoo memberikan saran yang membuat hati Soonyoung berbunga. Soonyoung membuka lebar tangannya, berniat untuk memeluk Jisoo. "Tapi saranku, kau harus ME-LU-PA-KAN-NYA!"

Balon hati Soonyoung yang tadinya terbang tinggi pecah seketika oleh lidah tajam Jisoo. Seorang yang terlihat angelic seperti itu ternyata menyimpan darah-darah iblis di nadinya. Uughh!

"Hosh, kau orang yang sangat plin-plan," papar Jihoon, pelan, datar dan menusuk. Soonyoung bahkan sulit menelan ludahnya. Memang benar apa yang dikatakan Jihoon, dia plin-plan. Ibarat semesta, dia sekarang berada di atmosfer bersama dengan jutaan asteroid—yang mungkin suatu saat mendarat di Bumi atau menghilang dan terbakar begitu saja di angkasa. "Kalau kau masih menginginkan gadis itu, kejar saja dia sesukamu. Tapi jangan harap kau punya waktu untuk itu."

Itu sih sama saja aku tak punya kesempatan, Woozi pabo! umpat Soonyoung dalam hati.

"Meski begitu, aku tetap mendukungmu, Hyeong!" tukas Minghao.

"Kami," ralat Seokmin. Lelaki berhidung mancung itu menoleh pada Hansol, satu-satunya dongsaeng line yang tersisa. Hansol mengangkat bahu lalu menggeser tempat duduknya bersama dongsaeng team—Soonyoung-Eri shipper.

Sekarang 12 pasang mata mengamatinya tajam. Sisi sebelah kiri memberikan harapan yang tinggi padanya, namun sisi sebelah kanan seperti pedang yang siap menebas kepalanya jika dia mendekati Eri lagi.

Eomma, eottokhae? Jalan mana yang harus kutempuh? jerit Soonyoung dalam hati.

-Not Just A Memory-

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Reader-chan ada di tim mana nih? #HyeongTeam apa #DongsaengTeam?

Aku sih di #HyeongTeam, biar bang hosh-nya ntar sama daqu *plakkkk*

Jangan lupa voment yaks!

[1.b] Not Just A Memory • Hoshi Seventeen | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang