14. FAINTED

1.1K 136 8
                                    

"Kau yakin Hoshi-hyung baik-baik saja?" tanya Mingyu. Kelima lainnya—Chan, Minghao, Junhui, Wonwoo dan Hansol—sama-sama mengangkat bahu. Mingyu mendengus. Pasalnya dia begitu khawatir melihat Soonyoung yang akhir-akhir ini berlatih begitu keras, bahkan pulang ke dorm sudah menjelang pagi. "Aku khawatir..."

Hansol menghembuskan napas agak keras, mengundang perhatian dari teman-temannya.

"Kau pasti tahu sesuatu kan?" selidik Mingyu.

Hansol memicingkan matanya. "Tentang apa?"

"Ya tentang Hoshi-hyung!"

Hansol mendesah lalu memutar bola matanya malas. Dia juga tidak peduli dengan masalah orang lain. Atau lebih tepatnya, tidak mau ikut campur. "Sudah kubilang ak—"

"Dimana Hoshi?" sergah Seungcheol yang tiba-tiba masuk ke dalam ruang latihan. Jelas-jelas semua langsung menoleh ke arahnya, termasuk Mingyu dan Hansol yang sedang 'berseteru'.

"Di ruang dance," jawab Mingyu. "Kau tahu tentangnya Hyung?"

"Maksudmu?!" tanya Seungcheol tak mengerti.

"Ya tentang kenapa akhir-akhir ini dia berlatih sangat keras—semacam itu. Apa kabar itu benar?" tanya Mingyu.

Seungcheol melirik ke arah Hansol, sedang yang dilirik membuang muka ke arah lain. Mingyu yang berada di hadapan mereka berdua memandang bergantian pada Seungcheol dan Hansol.

"Kau tak bilang pada mereka?" tanya Seungcheol pada Hansol. Lelaki blasteran itu hanya mengangkat sebelah alisnya.

"Kenapa harus aku?! Kau kan leader-nya!" ucap Hansol membuat Seungcheol membuang napas dan memutar bola mata. Jengah.

"Hei, kenapa kalian tak menjawab pertanyaanku?!" Rasa penasaranlah yang membuat Mingyu kesal pada teman setimnya. Daritadi dia bertanya tidak ada yang menjawab, malah disuguhi oleh percek-cokan antara team leader dan hiphop team maknae.

"Jadi kutanya sekali lagi. Apakah gosip seperti yang dikatakan anak Pledis Girlz tentang ancaman pada Hoshi-hyung dan Eri itu..."

Sontak Seungcheol menoleh dan membelalakkan mata besarnya. Dia tak akan sekaget ini jika Mingyu tidak menyebutkan dua kata kunci: Eri dan anak Pledis Girlz. Tak hanya Seungcheol, Hansol pun kaget.

"...benar?" tanya Mingyu melanjutkan pertanyaannya.

Sungguh, ini masih Mingyu yang mereka hadapi. Belum seorang Seungkwan.

"Pledis Girlz? Darimana mereka mendengarnya?!!" Seungcheol memegang kedua bahu Mingyu dengan kencang, meski Mingyu lebih tinggi daripadanya. Mingyu bahkan hampir tersedak ludahnya sendiri menghadapi tatapan dari Seungcheol.

"Apa berita ini sudah bocor?" Seungcheol membalikkan badan dan mengacak rambutnya kasar. Rasa-rasanya Mingyu ingin meremas badan Hansol saat dia menoleh pada bule itu tapi Hansol hanya mengangkat bahunya.

"Mingyu, katakan padaku! Dari siapa kau mendapat info barusan ha?!" teriak Seungcheol frustasi.

"A-aku... aku hanya i—"

"Hyung! Ponselmu berbunyi!" teriak Chan dari ujung ruangan.

Seungcheol segera mengambil ponselnya dan menjauh dari mereka. Mendadak dirinya bingung melihat layar ponselnya. Tak pernah Nana menelponnya, dan sekarang namanya tertera pada ID pemanggil.

"Hallo?" jawab Seungcheol hati-hati, sambil sesekali melirik ke arah teman-temannya. Entah mengapa ada perasaan was-was teman-temannya menguping pembicaraannya dengan Nana.

"Yak S.Coups! Dasar penyihir!!" teriak Nana dari seberang. Bahkan Seungcheol sampai menjauhkan ponsel dari telinga kirinya.

"Ma-maksudmu apa?!"

Sementara itu...

"Hyung, apa benar jika Pledis Girlz—"

"TIDAK!!" potong Mingyu. Hansol memicingkan matanya, meminta kejelasan dari visual Seventeen itu. Mingyu mendadak gugup mendapat pelototan dari teman-temannya. "Aku.. aku hanya... i...seng. Hehehe."

"BODOH!" ucap Hansol tajam. Dia bahkan membalas pelototan dari Mingyu. "Kau pikir itu lucu?! Kau kira berita itu tidak penting apa? Bahkan kalian saja yang sesama member juga tak tahu!"

"Ya maka dari itu aku ingin tahu ada apa dibalik semuanya?"

"Ya! Apa benar jika Pledis melibatkan...Eri?" tanya Junhui hati-hati. Hansol menggeleng.

"Lalu?" kali ini giliran Wonwoo yang bertanya, namun Hansol hanya mengedikkan bahu.

"Ya, Hyuung!! Kau membuatku makin penasaran saja!" rengek Chan.

"Sebentar, sebentar. Bisa kusimpulkan, jika pertanyaan isengku tadi... mengandung kebenaran!" kata Mingyu dengan gaya sok detektif.

Hansol menghela napas sebentar, "jadi sebenarnya..."

Hansol lalu menuturkan apa saja yang ia dengar dari Seungcheol, tanpa pengurangan tanpa melebih-lebihkan. Ekspresi para pendengar bermacam, ada yang datar-datar saja, ada yang sok kaget, ada yang mengangguk-angguk tidak jelas—seperti Mingyu. Lelaki jangkung itu sudah terlihat seperti menemukan berlian di belakang rumahnya—kaget dan senang.

"Kau memang satu-satunya sumber terlengkap yang bisa dipercaya, Hyung!" ungkap Chan dengan menepuk-nepuk bahu Hansol. Si empunya hanya mengangkat kedua alisnya, menghemat energi sebelum rekaman.

Jika kalian bilang jika wanita adalah biang gosip, telan dulu ucapan kalian. Bahwa sebenarnya gosip terampuh, tepat dan terakurat datangnya dari mulut laki-laki. Ya, semacam Hansol. Yang diam-diam menyimpan rahasia dari sana-sini.

"Dino-ya, kau ingat apa nama restoran yang kita datangi kemarin?!!" tanya Seungcheol yang entah sejak kapan sudah di belakang Chan.

"Mmmm... Burger Cafe?" jawab Chan setengah bertanya. "Kenapa memangnya?"

"Kau ingat apa makanan yang dimakan Eri?"

Chan sejenak berpikir. Memang kemarin member tertua dan termuda itu sempat bertemu Eri di jalan dan mereka memutuskan untuk makan di restoran terdekat. "Kurasa, seperti pesanan Hoshi-hyung. Kenapa? Apa Eri-noona ingin me-review makanan itu?"

"Kurasa ada pihak-pihak yang ingin menghancurkan reputasi restoran itu, sehingga mereka menyuruh—"

"Eri-noona ingin mewawancarai kita karena—" potong Chan.

"TIDAK!!" teriak Seungcheol pada Chan. Bahkan magnae itu sampai memundurkan langkahnya hingga menabrak Junhui. Semua member yang ada di ruangan itu heran dengan manusia paling tua dan paling muda itu. Kenapa mereka hobi sekali memotong ucapan? Membuat penasaran saja!

"Eri—"

Braakkk!!

Pintu ruang latihan dibuka kasar oleh seorang Seungkwan. Napasnya terengah-engah, pipinya memerah dan keringat mengucur dari dahinya. "Hyung, hhhh hhhh hhh."

"Ada apa?!" Wonwoo mendekati Seungkwan yang sekarang membungkuk sambil memegangi perutnya, masih dengan keadaan terengah-engah. Tak menjawab, dia malah menuding ke arah luar.

"Ho-Hoshi hyung...




































...pingsan!"

-Not Just A Memory-


Dobel up jangan?
🤔🤔

[1.b] Not Just A Memory • Hoshi Seventeen | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang