19. ANOTHER ISSUE

1K 125 19
                                    


Soonyoung telah menjalani kehidupan seperti biasa, setelah sekian lama dirundung kegundahan karena masalah di masa lalunya dengan Eri. Dia tampak lebih semangat, mengingat Seventeen menggelar Tour ke luar negeri juga menghadiri acara-acara internasional.

Sebagai dance maker di grupnya, pasti Soonyoung tak luput dari kegiatan-kegiatan aransemen tarian yang nanti akan dibawakan saat tur.

Tak ada lagi rasa sensitif ketika salah satu member membicarakan tentang Eri, toh Soonyoung dan Eri juga telah menjalin hubungan layaknya sepasang sahabat biasa. Tak jarang Soonyoung berbalas chat dengan Eri, juga seringkali hangout bersama dengan Mingyu atau Hansol—dua orang yang lebih dekat dengan Eri.

Heol! Soonyoung pernah mencibir Eri karena Eri pandai memilih teman di Seventeen, seorang visual dan seorang bule. Namun berakhir dengan kepala Soonyoung yang mendapat ribuan jitakan oleh Eri.

Semakin kesini, semakin Soonyoung mengenal bagaimana kepribadian Eri yang sebenarnya—yang menurutnya sangat menyebalkan.

"HEOL! Ternyata orang yang dulu PERNAH kucintai begitu menyebalkan seperti ini!" cela Soonyoung. "Huh, bisa-bisanya setelah kuanggap sebagai wanita yang kucinta, dia kuanggap sebagai adikku sendiri? Pilihan yang salah!"

Blaaakkk!!!

"Auuuchhhh!" jerit Soonyoung yang lantas menjadi perhatian pengunjung kafe. "Yak Kwon Eri berani-beraninya kau memukul kepalaku yang berharga ini!"

"Seharusnya kau berterimakasih karena telah dipukul oleh buku limited edition semacam ini!" Eri menunjukkan buku catatan di tangan kanannya, berwarna cokelat dan ada hiasan bulu ayamnya.

Bagaimana bisa dia mengatakan jika itu limited edition?

"Sudah-sudah. Kalian tak malu apa menjadi pusat perhatian pengunjung sini?" ucap Seungcheol jengah. Soonyoung dan Eri sama-sama menatap Seungcheol dengan tatapan tak bersahabat. Seungcheol menghela napas. "Baik, baik. Teruskan saja bertengkarnya!"

"Eh eh, lihat! Bukannya itu Go Yeonji?" pekik Mingyu.

Semua yang ada di meja itu langsung melirik ke arah pintu masuk. Benar, seorang Go Yeonji—seorang model papan atas—dengan penampilan kasual dan tanpa make up mampu menyihir seluruh pengunjung. Tak hanya kaum adam, kaum hawa pun ikut mengagumi sosoknya.

Go Yeonji? Siapa dia? Wajahnya seperti familiar, batin Soonyoung.

Lelaki itu tak sengaja melihat Eri yang buru-buru beralih pada ponselnya setelah melihat kedatangan Yeonji. Sebentar kemudian Eri menghela napas berat. Tampaknya tak ada yang menyadari aksinya selain mata Soonyoung. Hansol yang posisi duduknya berdampingan dengan Eri serta Mingyu yang berhadapan dengan Eri memang sedang asyik memandangi Yeonji. Apalagi Seungcheol yang berada di sebelah kiri Eri—berhadapan dengan Soonyoung—sampai memutar tubuh untuk melihat wanita bagai bidadari itu.

"Eri kau kenapa?" lirih Soonyoung.

Eri melirik Soonyoung lalu menggeleng. "Memangnya kenapa?"

Soonyoung mengedikkan bahu, membuat Eri ingin sekali menimpuk Soonyoung dengan buku 'limited edition'-nya. Namun tidak jadi karena buku itu terlalu berharga.

"Omo, Eri-ya! Kau disini juga?!" pekik Yeonji yang saat ini berdiri di belakang Mingyu. Eri langsung memasang wajah antara-kaget-dan-datar. "Ah, bolehkah aku duduk disini? Sepertinya kafe ini penuh."

Seungcheol dan Hansol saling melirik, sebelum Seungcheol mempersilakan Yeonji duduk. Lagi-lagi Soonyoung menangkap hal ganjil disini.


"Sebagai leader pasti berat jika ada rumor dating!" kata Yeonji ditengah perbincangannya dengan Seungcheol, mengenai tur mereka ke Jepang yang diadakan beberapa hari yang lalu. Suasana mendadak hening dan, umm.... sedikit canggung. Yeonji langsung menatap Soonyoung. "Aah, ahhaaaha, jwisonghamnida Hoshi-ssi. Aku—"

"Tak apa-apa," potong Soonyoung. "Lagipula wajar saja jika seorang artis diisukan seperti itu, aku banyak belajar dari mereka."

"Ah, benarkah?!" pekik Yeonji. "Aku juga heran kenapa fans selalu mencurigai hal negatif yang ada pada biasnya. Sebenarnya mereka itu mengidolakan atau membenci sih?"

Semua yang ada di meja itu tertawa—meski agak dipaksakan.

"Ummm, daripada Hoshi-ssi, kenapa bukan kau yang terkena skandal dating ya?" Yeonji menunjuk Hansol dengan dagunya. Hansol—yang sebenarnya agak malas menanggapi Yeonji—mendadak mengangkat sebelah alisnya.

"Maksudnya?" tanya Hansol.

Yeonji tersenyum miring, membuat Mingyu dan Seungcheol ikut-ikutan bertanya-tanya. Soonyoung ingin tidak peduli saja tapi telinganya sudah gemas ingin mendengar gosip terbaru, yang nanti bisa dia ceritakan pada Dokyeom atau Seungkwan.

"Bukannya selama kau konser di Jepang, kau didampingi oleh seorang gadis?" ucap Yeonji dengan matanya mengerling ke arah Hansol.

"Tahu darimana kau?" Lelaki bernama Hansol itu sudah berusaha sekuat hati untuk menahan emosinya, namun yang keluar dari mulutnya seperti mengandung amarah. Apalagi dia memakai bahasa informal padahal jelas-jelas Yeonji lebih tua beberapa tahun darinya.

"Ooo, benar ya?" goda Yeonji. "Sebelumnya kupikir itu adalah Eri. Tapi tidak mungkin, kan? Eri kan sudah memiliki tunangan."

Dan bertepatan dengan Yeonji yang mengakhiri perkataannya, ponsel Eri berdering. Mau tak mau dia pergi keluar kafe untuk mengangkatnya.

"Atau, benar jika itu Kwon Eri?" selidik Yeonji.

"Memangnya apa urusanmu?"

"Kau suka ya pada gadis itu?"

"Bukan urusanmu, Noona!"

"Aaa, kau memang menyukainya!" putus Yeonji.

Hansol mendengus. Ini sebuah jebakan, pikirnya.

"Benar! Aku memang menyukai Eri," tegas Hansol. Bisa dibayangkan betapa kagetnya Seungcheol dan Mingyu mendengar ini, terlebih disitu ada Soonyoung, yang wajahnya sudah memerah, entah karena marah, kecewa atau cemburu. "Like, siapa memang yang tak suka pada gadis seperti Kwon Eri? Dia gadis yang baik, polos, perhatian dan apa adanya. Semua lelaki pasti akan berpikiran yang sama denganku."

Yeonji tersenyum culas, lalu memilih pergi daripada membalas perkataan Hansol, dengan alasan manajernya telah menjemput. Di pintu masuk, dia berpapasan dengan Eri dan bahunya menyinggung Eri agak keras hingga Eri terhuyung ke belakang.

"Yak, Vernon-ah! Apa kau benar menyukai Eri?!" tanya Soonyoung sambil menatap manik mata Hansol lekat-lekat. "Ya—"

"Kalau aku menjawab 'iya', apakah itu membuatmu cemburu?!"

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Pliisss jangan ada dusta diantara kita bwang:"













Pliisss jangan ada dusta diantara kita bwang:"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy birthday my lovely bias ❤❤❤
🎂🎂🎂

[1.b] Not Just A Memory • Hoshi Seventeen | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang