Intensitas pertemuan Eri dan Soonyoung semakin lama semakin intens semenjak ulangtahun Soonyoung saat itu. Bahkan Soonyoung menjadi sangat protektif terhadap kekasihnya: menyediakan asisten rumah tangga, mobil hingga sopir yang merangkap bodyguard.
"Ini terlalu berlebihan Soonyoung!" protes Eri suatu hari.
"Tidak, Eri. Kita tak akan tahu suatu saat akan terjadi apa, makanya aku menyiapkan segalanya seperti ini," jawab Soonyoung.
Ada benarnya juga, sih. Lagipula sekeras apapun Eri melakukan protes, Soonyoung tidak sekalipun berniat untuk membebaskannya. Semua anggota dan juga manajernya juga setuju dengan apa yang dilakukan Soonyoung, termasuk perusahaan.
Tak usah bertanya bagaimana kisah percintaan Soonyoung bisa diseujui oleh perusahaan, bahkan Soonyoung saja tak mau memberi tahu Eri terkait hal ini. Ya sudah, Eri juga tidak mau terus-terusan bertanya, yang penting itu tak memberatkan Soonyoung saja. Hanya saja, kegiatan Soonyoung agaknya semakin bertambah padat, meski dia juga tetap punya waktu untuk keluarganya juga untuk Eri.
"Eri, apa yang kau bawa? Aku haus sekali," keluh Seungkwan saat Eri berkunjung ke tempat latihan Seventeen.
"Kamera. Kau mau kufoto?" canda Eri menyodorkan tas fotonya sambil terkekeh lalu menyodorkan sebotol minuman isotonik untuk vokalis Seventeen itu.
Eri sudah seperti manajer kedua bagi Seventeen. Berada di sekitar mereka, tahu jadwal mereka, sering membawakan makanan dan minuman saat mereka selesai latihan, bahkan seringkali merekomendasikan beberapa editor untuk menggarap album Seventeen. Tak jarang pula Eri juga menjadi fotografer untuk photoshoot mereka. Terakhir Eri ikut andil dalam pembuatan musik video terbaru Seventeen.
"Sungguh, latihan kali ini melelahkan sekali!" keluh yang lainnya dan duduk di sekitar Eri.
"Ini semua gara-gara Hoshi-hyung yang terlalu bersemangat," kali ini giliran Seokmin yang memprotes.
"Lagipula kenapa harus buru-buru latihan sih? Kalian berdua mau menikah dalam waktu dekat ini memangnya?" oceh Chan.
Eri langsung menyemburkan minumannya lalu terbatuk-batuk karena ucapan Chan barusan. Aduh, ini terlalu rumit bagi Eri!
"Memangnya, horangi itu sudah melamarmu? Kenapa tak ada yang bercerita?" tanya Jeonghan.
"Umm, itu—"
"Jangan bilang kalau kau belum dilamar!" seru Seungkwan heboh, bertepatan dengan Soonyoung yang mengakhiri latihannya.
Sudah dibilang kalau ini situasi yang sulit untuk Eri, ditambah lagi Soonyoung sudah duduk di sebelahnya. Pasti tanpa menjawab pertanyaan dari Seungkwan pun, anggota yang lain juga sudah menebak jawabannya.
Soonyoung pernah mengatakan kepada Eri untuk menunggu gadis itu siap, siap untuk serius. Tapi sepertinya cara Soonyoung salah. Bukannya peka, Soonyoung malah menyuruh Eri untuk bilang padanya jika Eri sudah siap. Di sisi lain, Eri memang sudah siap, tapi dia terlalu malu untuk terbuka pada Soonyoung tentang ini. Ah, sudah dibilang kalau ini terlalu rumit bagi Eri!
"Kalian sedang membicarakan apa?" tanya Soonyoung kepada teman-teman yang lebih dulu duduk di situ.
"Hahahaaa, bukan apa-apa."
Tawa Eri yang dibuat-buat malah mengundang keingintahuan Soonyoung. Lelaki sipit itu jadi sering merasa curiga kalau Eri sedang berada di sekitar teman-temannya. Pasalnya, Eri dan Soonyoung pernah bertengkar gara-gara Eri cemburu karena Soonyoung berduet di atas panggung dengan dancer perempuan. Hanya berdansa biasa, tapi karena teman-temannya—terkhusus Seungkwan dan Jeonghan—mengompori Eri, gadis itu jadi merajuk bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.b] Not Just A Memory • Hoshi Seventeen | ✔
Fiksi Penggemar[Sequel Love, Notice Me!] "Tunggu saja, Kwon Eri! Cerita tentangmu dan aku tidak pernah berhenti sampai disini." -Kwon Soonyoung- ⚠️ Warning: Disarankan untuk membaca 'Love, Notice Me!' dulu, biar nyambung bacanya ? Start: 30 Agustus 2017