Winter Scars : Bagian Satu

1.2K 91 9
                                    

Bagian Satu

Incheon Airport, South Korea

Lautan manusia, tidak begitu. Keramaian menjadi ciri khas sebuah bandara, dimanapun . Seorang gadis dengan rambut berwarna hitam gelap yang dipotong pendek diatas bahu tengah menggoyang-goyangkan kakinya,seolah kesal. Ada dua hal yang membuatnya kesal, pertama mengingat sosok seseorang yang membuatnya harus kembali menginjakkan kaki di Seoul yang tak mengangkat panggilannya sedari tadi, dan yang kedua ; kenapa ia tak melihat kopernya ? Padahal sudah cukup lama dia berada di Baggage Claim Area ini.

Gadis itu mendecak sebal. Sial! Orang itu tak kunjung mengangkat telfonnya. Dia mendesis geram, ingin rasanya dia berteriak ditengah keramaian ini. Apa yang harus dia lakukan? Semenjak mendengar bahwa dia harus melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi Seoul, hidupnya menjadi menyebalkan. Baiklah, dia memang pernah beberapa tahun hidup di Kota ini, tapi sudah lama sekali dengan banyak kenangan yang tidak menyenangkan untuk diingat. Dia benar – benar kesal.

"Ayolah, Daddy. Kenapa tidak mengangkat telfonku, sih?" Gadis itu bergumam sendiri, dan mengetukkan kepalan tangan dikeningnya saat panggilannya tak kunjung dijawab. Gadis itu menghembuskan nafas keras ketika mengetahui baterai ponselnya tinggal 10%. Oke, dia memang tidak ada persiapan apapun untuk hidup di kota ini lagi, dan lupa mengisi baterai ponsel memang menjadi kebiasannya.

"Ah akhirnya.." Gadis itu berujar lega ketika layar ponselnya menampilkan panggilan masuk dari orang yang ia tunggu-tunggu.

Daddy is Calling..

Ia menekan tanda hijau dilayar ponselnya dan menggesernya keatas.

"Maaf sayang, tadi Daddy sedang ada rapat.."

Kalimat itu menjadi pembuka. Ia mendengus kesal, memutar bola matanya sembari mendecak.

"Daddy sungguh menyebalkan!"

"Maafkan Daddy,Sayang. Bagaimana kau sudah menuju apartment yang Daddy sediakan?"

"Belum, aku masih mengantri koperku.Lama sekali.Sungguh semuanya hari ini menyebalkan, dan sekarang baterai ponsel ku tinggal 8%.Ini semua karena Daddy yang menyuruhku untuk melanjutkan kuliah disini. Daddy kau tahu? Aku sudah diterima di Universitas yang kuinginkan di London, aku tidak perlu hidup mandiri seperti disini, Aku masih bisa hidup bersama Daddy."

Gadis itu berbicara dengan satu tarikan nafas, dapat ia dengar lawan bicaranya menghembuskan nafas kasar.

"Kau sampai lupa menarik nafas, Anakku sayang. Daddy hanya ingin kau menjadi lebih mandiri, lagi pula Seoul tidak buruk. Kau lupa jika kau dilahirkan di Seoul?"

"Ah sudahlah, Aku sedang malas berdebat. Baiklah aku akan langsung menuju apartmen yang Daddy katakan setelah menemukan koperku.."

"Kalau kau butuh bantuan telfon saja mantan pacarmu waktu SMP dulu, siapa namanya? Jungkook?"

Ia menghentakkan kakinya ke lantai dengan geram saat mendengar tawa Ayahnya diujung sana.

"Ah tidak! Aku tidak membutuhkan bantuannya, Daddy menyebalkan. Sudah, kututup dulu. Bye Daddy.."

"Bye.Jaga dirimu baik- baik sayang, Daddy menyayangimu.."

"Hm. Aku juga.."

Tuut...

Ia mematikan ponselnya.Oh Sial baterai ponselnya semakin kritis, sementara charger ponselnya berada didalam koper bukan berada di tas sandang berwarna hitamnya yang hanya berisi dompet, paspor, lipstick, parfume dan bedak miliknya.

"kenapa koperku lama sekali, sih?"

Gadis itu membelalakkan matanya ketika Baggage Conveyor di tempatnya menunggu sudah kosong, tidak menampakkan koper para penumpang yang satu keberangkatan dengannya . Apa-apaan ini? Mana kopernya? Ah, bahkan dia tidak mengingat bagaimana bentuk kopernya secara detail dikarenakan koper itu baru saja dibeli oleh sang Ayah.

Winter Scars [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang