Winter Scars [Complete]

Winter Scars : Bagian Enambelas

Hampir 4k words, bakal panjang nih. Silahkan siapin playlist atau apapun biar bacanya gak bosan yaa^^, Enjoy and happy reading~~

Winter Scars

Bagian Enambelas

+++

"Ayahmu adalah seorang pengecut..."

"Jangan panggil Aku dengan sebutan Ayah."

"Hei, Taehyung-ah Kau baik-baik saja?"

Taehyung membuka matanya yang semula terpejam dengan terkejut, nafasnya memburu dan keringat mengalir dipelipisnya, dadanya naik turun begitu terbangun dan menyadari bahwa dia kembali memimpikan apa yang menjadi pikirannya beberapa hari ini.

Park Jimin berdiri didekatnya, menatapnya dengan khawatir.

"Taehyung-ah?"Panggil Jimin kembali, "Apa Aku perlu panggilkan dokter?"

Taehyung masih berusaha mengatur pernapasannya yang terasa sesak, Jimin terus menerus menatap Taehyung dengan cemas, takut-takut Taehyung merasakan hal yang buruk.

"Tidak apa-apa."Taehyung bergumam serak, badannya masih terasa lemas saat ini.

Taehyung, lelaki itu mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi. Dia mengingat ketika malam itu Taehyung menangis keras di pelukan Alluna hingga ia tidak tahu apa yang terjadi, malam itu Taehyung seakan-akan jiwa Taehyung keluar dari raganya, pasti dirinya benar-benar kacau saat itu. Saat terbangun di pagi hari, dia mendapati jarum infus telah menancap dipunggung tangan kirinya, dengan rasa lemas dan sakit dibagian perut serta pening yang luar biasa. Park Jimin disampingnya pagi itu dan mengatakan bahwa Alluna harus pamit pagi-pagi sekali karena gadis itu mempunyai jadwal pagi ini, pasti Alluna dibuat kepayahaan olehnya, batin Taehyung kali itu.

"Hasil pemeriksaannya akan keluar besok, semoga tidak terjadi hal yang buruk. Kau harus menjaga kesehatanmu setelah ini, Taehyung-ah."

Taehyung mengangguk pelan, dia pun mengingat saat beberapa jam yang lalu dia menjalani pemeriksaan Endoscopy karena Dokter mengatakan ada masalah pada pencernaan Taehyung, terutama pada lambungnya. Jimin juga menyampaikan permintaan maaf dari Alluna yang tidak bisa menemani Taehyung saat pemeriksaan dan ia memaklumi. Sosok Jimin dan Seulgi sudah cukup baginya. Taehyung pelan-pelan mencoba mengatur posisinya agar lebih nyaman, dibantu dengan Jimin, dirinya masih merasa lemas karena pengaruh obat bius sebelumnya.

"Minumlah dulu,"

Jimin membantu Taehyung untuk minum, memang kerongkongannya terasa sedikit kering.

"Tadi, saat kau melakukan pemeriksaan Aku menghubungi Yeri.." Jimin membuka pembicaraan dengan ragu-ragu, Taehyung hanya merespon dengan wajah yang sulit diartikan.

"Dia segera datang, dan menangis..Saat Kau selesai dia terus mengajakmu bicara, sambil menangis tentunya. Dia menghubungi Paman Namjoon juga, tapi.."

"Dia tidak datang kan?"Taehyung memotong, nama Namjoon kembali membuat hatinya terasa perih.

Jimin mengangguk dengan ragu-ragu.

"Yeri tidak bisa menunggumu hingga sadar,dia ada urusan..begitupun Seulgi."

Taehyung tidak merespon, matanya menatap kosong apa yang ada dihadapannya.

"Taehyung-ah, Aku tahu ada yang menganggu pikiranmu.Saat melihat Yeri menangis tadi Aku tahu ada yang tidak beres."

Jimin mendekat, menepuk pundak sahabatnya dengan pelan. Wajah Taehyung terlihat begitu terluka.

"Berbagilah padaku, Taehyung-ah. Jangan pendam semuanya sendiri."