My Senior Kampus

1

“Tok.tok..tok..” bunyi ketukan pintu itu yang seketika membuat jantungku berdenyut lebih kencang, rasanya jantung ini seperti sudah lari marathon

“Masuk” jawab seorang wanita yang berada di dalam ruangan itu.

Kita berempat pun membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan itu . Di dalam ruangan itu ada seorang wanita yang tidak terlalu muda dan tidak juga terlalu tua. Kira-kira berumur 40 tahun-an. Wanita itu sedang duduk menatap laptop yang berada di atas meja kerjanya.

“Silahkan duduk” ucap wanita itu sembari menghampiri kita

“Terimakasih” jawab kita berbarengan

“Maaf bu sebelumnya perkenalkan nama saya Risya dan ini teman-teman saya” ucapku untuk membuka perbincangan

“Saya bu Sindi, saya DeKan disini. Oh iya ada yang bisa saya bantu?” tanya bu Sindi

“Kita dsini bermaksud untuk menanyakan persyaratan untuk masuk universitas ini bu” jawab Nina

“Oh kalian mau masuk kesini, kebetulan fakultas kedokteran kami sedang mengadakan beasiswa gratis selama 5 tahun, kalau kalian berminat bisa di baca saja terlebih dahulu persyaratannya” jelas bu Sindi sambil membagikan brosur kepada kita

“Terimakasih bu” jawab kita berempat

“Jika kalian sudah mendapat izin orang tua, kalian bisa langsung kesini lagi saja ya untuk mengikuti tes masuk” jelas bu Sindi lagi

“Baik bu, sekali lagi terimakasih ya bu. Kita pamit ya bu Assalamu’alaikum” ucap Sella sambil mencium tangan bu Sindi yang diikuti oleh aku, Leni dan Nina

“Hati-hati ya anak-anak” ucap bu Sindi
Kita berempat pun pulang menuju rumah masing-masing.

“Assalamu’alaikum” ucapku sembari masuk ke dalam rumah

“Wa’alaikumsalam” jawab mamah yang tengah duduk menonton tv

“Gimana udah kesananya?” tanya mamah

“Udah mah” jawabku sembari berjalan mendekati tempat duduk mamah

“Terus gimana?” tanya mamah lagi

“Nih mah dikasih browsur, oh ya mah tau ga aku tadi kena lempar bola basket” jawabku sembari memberikan browsurnya

“Apa? ko bisa? tapi kamu ga kenapa-napa kan?” tanya mamah panik sembari melihat kerah kepalaku

“Gapapa mah cuma pusing doang sedikit, udah mah baca dulu aja browsurnya” ucapku menenangkan mamah

“Alhamdulillah kalau kamu ga papa, kalau ada apa-apa bilang ke mamah ya biar nanti mamah datangin orangnya” jawab mamah tenang

Mamah pun membaca browsur itu dengan seksama, karena mamah itu orangnya teliti banget.

“Kamu siap engga sama persyaratannya?” tanya mamah

“Kalau Risya siap-siap aja mah, tapi mamah sama ayah ngizinin Risya engga?” tanya balikku

“Mamah sama ayah pasti mengizinkan kalau memang kamu mau masuk jurusan ini” jawab mamah

“Beneran mah? makasih mah” ucapku sembari memeluk mamah

“Iya sayang sama-sama, yang penting kamu belajar yang bener ya, jangan sampai mengecawakan keluaraga. Mamah yakin kamu pasti bisa melewati semua persyaratannya dengan lancar. Dan doa mamah akan selalu mendampingimu nak” ucap mamah sembari mengelus kepalaku dan membuatku sedikit terharu hingga meneteskan air mata.

“Aamiin mah” jawabku sembari terus memeluk mamah

Keesokan harinya aku dan ketiga sahabatku mendatangi universitas itu lagi untuk mengkonfirmasi bahwa kita telah mengantongi izin. Sesampainya disana aku sedikit trauma untuk melewat lapangan dan akupun meminta teman-temanku untuk berjalan ke pinggir sebelahnya bukan jalan yang kemarin kita lewati.

“Lewat kesana ya” ucapku

“Hahaha kenapa Ris? trauma ya?” ledek Nina

“Ih kamu tuh, kasian tau” bela Leni

“udah-udah ayo buruan” sambung Sella sambil menarik lengan kita

Tapi apa daya, takdir memang sudah ditentukan. Ditengah perjalanan tiba-tiba hal yang tidak ku inginkan terjadi lagi.

Mau tau lanjutan selengkapnya? Jangan lupa klik bintang dan beri saya komentar yaa.

Terimakasih untuk kalian yang mau membaca cerita ini.
Sungguh ini cerita pertamaku di wattpad. Jangan lupa terus support aku ya

Terimakasih😊