Selesai sudah belajarku dengan Dery. Aku pun segera menuju parkiran dimana mobil kak Edwin terparkir."Hai kak" sapaku saat aku memasuki mobilnya
"Udah mesra-mesraannya?" tanyanya
"Apaan sih kak" jawabku
"Tadi itu belajar atau kencan?" tanyanya lagi sembari menjalankan mobilnya
"Belajar kak tapi sambil cerita-cerita, makanya kalau aku ajak itu ikut" jawabku
"Masa belajar sambil rangku-rangkul, sambil ketawa-ketawa" ucapnya
"Ya ampun kak jangan salah paham, aku sama Dery itu cuman sahabatan kok tenang aja" jawabku sembari menggunakan safety belt
"Ris maaf ya, tadi banyak banget orang yang pc aku dan bilang kalau kamu itu lagi sama cowo. Please Ris kamu hargain aku. Kamu tau kan kalau orang-orang itu tau tentang lamaran kita, dan mereka taunya klau kamu terima lamaran aku karena udah pake cincin itu" jelasnya sembari memberhentikan mobilnya di sebuah toko
"Kenapa berhenti?" tanyaku
"Aku mau ngobrol dulu sama kamu, kalau sambil nyetir ga fokus" jawabnya
"Ris oke aku tau kamu belum kasih kepastian sama aku, tapi please jaga perasaan orang tua aku dan aku. Ya emang aku masih bukan siapa-siapa kamu yang ga bisa atur kamu seenaknya. Tapi tolong Ris karena orang taunya kamu itu adalah tunangan aku tolong sedikit jaga jarak dengan pria lain Ris. Ya walaupun kamu akhirnya mau nolak aku" jelasnya lagi
"Iya kak aku minta maaf" ucapku sembari membuka safety belt dan keluar dari mobil
"Kamu mau kemana?" tanyanya
"Aku naik ojek aja kak ga papa" jawabku
"Apaan sih naik lagi" ucapnya
"Ga papa aku udah mau pesen kok, takutnya kaka jadi ga fokus bawa mobilnya karena ada aku" jawabku sambil memesan ojek online
"Ayo masuk" ucapnya sembari mengambil ponselku
"Kak ihh" ucapku sembari masuk lagi ke dalam mobil
"Aku tuh ga fokus kalau ngobrol, bukan karena ada kamu" jelasnya
Aku hanya diam. Tiba-tiba ponselku berbunyi, dan ternyata itu Dery menelfonku. kak Edwinpun mengangkatnya dan meload speakernya.
"Assalamu'alaikum Ris masih dimana?"
"Waalaikumslam, aku masih di jalan Der, ada apa?"
"Mamah kamu tadi nelfon nanyain kamu"
'Kenapa mamah ga nelfon aku?"
"Katanya di reject sama kamu"
"Oh kayanya tadi kepencet. Ya udah makasih ya Der" ucapku
"Iya Ris, hati-hati" jawabnya sambil mematikan telfonnya
"Kenapa mamah ga nelfon aku? apa mamah ga setuju sama kita?" tanya kak Edwin sambil memberikan kembali ponselku
"Apa sih kak, ngmongnya sembarangan" jawabku
Sesampainya di rumah aku segera bertanya pada mamah.
"Mah tadi nelfon Dery?" tanyaku
"Iya, habisnya kamu nge reject telfon mamah. Edwin ga aktif nonya" jawab mamah
"Iya mah maaf kepencet" jawabku
"Ya udah sana makan dulu" ucap mamah
"Iya mah"
Keesokan harinya. Hari yang ditunggu-tunggu oleh keluargaku dan keluarga kak Edwin. Ini adalah hari dimana aku harus memutuskan pilihanku. semoga pilihan ini adalah pilihan yang tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior Kampus
Ficção AdolescenteSebagaimana kenyataannya senior-senior di kampus itu memang lah menyebalkan, walaupun tak semuanya begitu tetap yang ada di pikiran mahasiswa baru, senior akan selalu menyalahkan junior. Kali ini saya akan menceritakan bagaimana sih rasanya jadi ma...