Salah Paham

187 20 0
                                    

Ada apa ini? Mengapa kamarku berputar- putar seperti ini. Aku pun memaksakan diri untuk bangun dari kasurku, namun apa daya aku terjatuh ke dalam dekapan lantai kamarku hingga terdengar suara "deburg...." yang membuat mamahku mendatangi kamarku dan dengan cepat ia mengangkatku ke atas kasur kembali.

"Ga kenapa-napa kamu Ris?" tanya mamah yang tampak rasa khawatir di wajahnya

"Risya ga papa kok mah" jawabku yang tidak selaras dengan apa yang sedang aku rasakan

"Kamu jangan bohong sama mamah" ucap mamah yang membuatku tak bisa lagi berbohong kepada mamah

"Iya mah kepala Risya pusing, tadi Risya pengen keluar tapi badan Risya juga lemas mah jadi jatoh deh" ucapku sambil memegang kepala dan menyender ke bahu mamah

"Ya udah kita ke dokter aja, hari ini kamu libur dulu kuliah nanti mamah kasih tau Nina"

"Iya mah" jawabku pasrah

Aku pun bersama mamah pergi ke dokter dan ternyata aku terkena gejala typus. Karena badanku yang sangat lemas untuk bergerak aku pun hanya berbaring di kamar dan sesekali ku lihat notif di hp ku. Ku lihat pesan- pesan yang masuk ke aplikasi whatsapp ku, banyak sekali doa-doa yang disampaikan oleh teman-temanku. Aku pun membalas pesan mereka satu persatu dengan ucapan terimakasih.

Saat ku buka story whatsapp teman-temanku, aku melihat story Kak Edwin yang sepertinya ia sedang kesal kepada seseorang. Isi story whasapp Kak Edwin adalah " MEMANG BENAR ORANG YANG DI KASIHANI, PADA AKHIRNYA SUKA NGELUNJAK". Jari-jari tanganku pun dengan refleks mengomentari SW dari Kak Edwin.

"kenapa kak?" komenku pada kiriman SW Kak Edwin.

Tak lama dari aku membalas status whatsapp kak Edwin tiba-tiba ada notif WA pada hpku, dan aku pikir itu pasti dari Kak Edwin. Saat ku buka aplikasi WA ku ternyata yang membalas adalah Nina.

"Ris nanti pulang ngampus kita ke rumah kamu ya, jangan lupa mandi sama ganti baju ya hahaha" pesan yang di kirim Nina kepadaku

"Orang sakit kalau ga mandi itu wajar, yang ga wajar kalau mau kuliah ga mandi wkwkwk" balasku pada Nina

Saat ku lihat SW kembali, aku melihat SW baru Kak Edwin yang isinya "PURA-PURA POLOS, PADAHAL HATINYA KOTOR".

Kenapa Kak Edwin ga balas WA aku ya tapi dia bikin SW lagi. Tapi mungkin memang sedang sibuk kali ya.

*************** POV EDWIN ***************

Hari ini hari yang paling menyebalkan. Gue rasa gue ingin sekali cepat pulang, gue lihat notif di hp gue ternyata ada pesan dari Risya. Melihat nama itu di hp gue hati gue rasanya ingin marah, kali ini gue benar-benar marah hingga gue tak balas pesan darinya.

Gue membuat SW itu untuk Risya tapi kenapa dia begitu polos, ataukah memang dia itu pandai memalsukan sikap. Sebisa mungkin gue lupakan terlebih dahulu masalah itu, karena 15 menit lagi gue akan ada matkul.

Gue menyusuri lorong kampus untuk menuju ruang kelas gue. Ditengah perjalanan gue melihat Nina dkk sedang berjalan ke arah gue, namun gue tak melihat wajah Risya disana. Mengapa dia tidak ada? Pertanyaan pertama yang timbul di pikiran gue. Tapi diri gue sendiri yang menyanggah pertanyaan itu.

Gue berniat untuk pura- pura tidak melihat mereka. Namun, Sella memegang tas yang sedang gue gunakan dibalik punggung gue.

"Kak Edwin...." ucap Sella sembari menahan tas gue

"Eh Sel, ada apa?" tanya gue dengan wajah yang tanpa ekspresi

"Kak, Risya sakit" ucap Leni

"Terus?" tanya gue pada mereka, yang sebenarnya kata itu adalah "bagaimana keadaanya sekarang" namun gue tak bisa menanyakan itu.

"Ya kita jenguk lah Kak" jelas Nina
"Saya sibuk, hari ini saya full jadi tidak ada waktu" ucap gue seraya pergi meninggalkan mereka

Sebenarnya gue sangat mengkhawatirkan keadaan Risya, saat kemarin kita makan malam bersama dia sudah tampak pucat. Ingin rasanya gue menemuinya sekarang, namun itu akan membuat gue semakin menderita. Gue tak tahu harus bagaimana, dan jalan satu-satunya adalah mendoakannya dalam hati.

Bercampur aduk semua yang ada di pikiran gue, yang sangat bertolak belakang dengan hati gue. Entah mana yang harus gue percayai. Saat ini gue tengah duduk di tempat makan yang pernah gue datangi bersamanya.

Suasana terasa sangat berbeda. Kini gue duduk sendiri. Dengan memegang sendok di tangan kanan gue dan garpu di tangan kiri gue. Sendok dan garpu hanya mengaduk-aduk makanan yang ada di meja. Hingga gue tak tahu jika ada seseorang yang duduk di depan gue. Saat gue sadar ada orang yang duduk di depan gue, dengan refleks gue melepas sendok dan garpu yang ada di tangan gue.

*************** POV RISYA ***************

Senja berwarna orange menembus jendela kamarku, dan dengan segera ku tutup gorden jendela itu. Suara adzan magrib mengiringi langkahku untuk mengambil air wudhu. Ku langkahkan kaki kiriku memasuki kamar mandi, tak lupa sebelumnya ku ucapkan doa terlebih dahulu.

Kucuran air yang turun dari kran air menuntun tanganku untuk bersentuhan dengannya. Shalat magrib telah kulaksanakan. Ku utarakan doa-doa kepada sang kholik, sang maha pencipta, sang maha pengabul doa.

Dalam doaku ku memohon untuk kesehatan semua keluargaku terutama mamah dan ayahku. Tak lupa akupun mendoakan diriku sendiri dan mendoakan kakaku. Aku berdoa semoga aku dan keluarga diberi kan usia yang berkah, usia yang panjang, dan diampuni dosanya. Aku pun berdoa semoga aku dan keluargaku menjadi orang-orang yang husnul khotimah, yang selalu berada di lindungan allah yang selalu berada di jalannya, jalan menuju surganya. Semoga aku dan keluargaku di pertemukan kembali di surganya kelak.

Tak lupa aku memohon doa agar aku dan keluarga di perkenankan untuk menginjak tanah suci Mekkah. Semoga aku dan keluargaku diangkat derajatnya oleh allah swt dan dimudahkan dalam segala urusan, diberi kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Semoga aku dan keluarga selalu berada lindungan allah dan dijauhkan dari segala marabahaya. Aamiin Allahumma Aamiin.

"Assalamu'alaikum..." ucap seseorang di depan rumahku

Akupun segera membereskan tempat shalatku dan hendak untuk keluar kamar. Saat aku akan keluar tiba-tiba saja sahabatku masuk ke dalam kamarku.

"Risya..." sapa sahabatku sambil memelukku dengan erat hingga aku merasa sesak

"Aduhh aku engap nih..." ucapku agar mereka melepas pelukannya

"Oh iya maaf kan kamu lagi sakit ya" ucap Sella
"Hemm" jawabku

"Eh Ris kamu sakit apa?" tanya Leni

"Kata dokter aku gejala typus" jawabku

"Kok bisa sih Ris" tanya Sella dengan wajah yang penasaran

"Ya gatau aku juga, mungkin aku makan sembarangan" jawabku sambil mengambil bantal dan ku simpan di pahaku

"Ris maaf banget deh aku mau tanya, kamu sama kak Edwin ga ada masalah kan?" tanya Nina dengan nada pelan

"Ehm aku ga tau Nin, tapi terakhir ketemu kemarin aku sama kak Edwin masih ngobrol kok" jawabku

"Iya Ris tadi kita ajak kak Edwin buat jenguk kamu tapi dia kaya yang lagi marah gitu" lanjut Sella

"Iya tadi aku juga chat dia tapi ga di bls cuma di baca doang, ahh ya udah lah biarin aja" jawabku yang tidak mau lagi membicarakannya

Saat kita asyik ngobrol di kamar, tiba-tiba mamah manggil dan minta kita ke ruang tamu.

"Ris keluar dulu itu ada tamu lagi" ucap mamah yang membuka sedikit pintu kamarku

"Kenapa ga disuruh di kamar aja mah?" tanyaku

"Laki-laki tamunya sayang" ucap mamah

"Hah laki-laki, siapa mah?" tanyaku

Mau tau lanjutan selengkapnya? Jangan lupa klik bintang dan beri saya komentar yaa.

Terimakasih untuk kalian yang mau membaca cerita ini.
Sungguh ini cerita pertamaku di wattpad. Jangan lupa terus support aku ya

Terimakasih😊

My Senior KampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang