PERJUANGAN!

159 20 0
                                    

Setiap permasalahan pasti ada penyelesaiannya. Begitu juga dengan masalahku kemarin dengan kak Edwin, kini aku dan dia pun sudah berteman kembali layaknya senior dan junior di kampus. Namun, kehidupan ini memang tak semulus jalan tol dan tak semulus wajah orang korea. Bahkan jalan tol saja suka ada lobangnya, begitu juga dengan jalan kehidupan manusia yang penuh dengan lika-liku.

Pagi ini aku bangun seperti biasa dan bergegas untuk pergi kuliah seperti biasanya. Namun, ada sedikit perbedaan dipagi ini. Mulai dari ban motorku yang gembos, lalu bensin ku yang habis di jalan karena sulitnya mencari pom bensin, dan ini yang paling membuatku sedih yaitu melihat seorang nenek yang sedang mencari makanan di jalan.

Aku tak kuasa melihat nenek itu dan akhirnya aku pun mendekati nenek tersebut. Nenek tersebut sedang mengoreki kresek sisa-sisa makanan di jalan dengan pakaian yang aga kotor dan gaya jalannya yang khas sedikit membungkuk.

"Nek" sapaku pelan. Nenek itu hanya memandangku tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Nenek sedang apa?" tanyaku lagi dan nenek itu tak menjawab juga namun kini ia menggelengkan kepalanya.

Dan akupun berfikir bahwa nenek ini tunawicara atau tunarungu. Dan akupun mengajaknya duduk di kursi yang berada di pinggir jalan. Saat aku hendak membeli makanan dan minuman ke warung tiba-tiba datang seseorang yang sudah membawakannya untuk nenek tersebut.

"Eh kak Edwin" sapa ku pada seseorang yang tengah memberikan sekantung keresek yang berisikan makanan dan minuman.

"Hai Ris" sapanya kembali sambil membukakan tutup botol minum yang akan di minum oleh nenek itu

Tampaknya nenek tersebut memang sangat lapar, hingga roti yang kak Edwin beri pun habis. Tiba-tiba nenek tersebut berbicara.

"Terimakasih nak" ucap nenek tersebut seraya merangkulku dan kak Edwin.

Kami hanya tersenyum ketika nenek tersebut berbicara, dan nenek itu melanjutkan pembicaraannya.

"Kalian berdua memang cocok, semoga kalian berjodoh" ucapnya sambil pergi meninggalkan kami berdua yang mematung di tempat itu hingga nenek tersebut tak terlihat lagi.
Kita saling tatap menatap. Dan pada akhirnya kita sadar dan belaga salah tingkah.

"Eh kak aku duluan ya soalnya aku udah telah banget" ucapku untuk menghindar darinya

"Tunggu aku juga sama mau ke kampus, bareng aja" jawabnya sambil berlari menyamai langkahku

Aku pun segera menyalakan mesin motorku dan melajukannya dengan kecepatan rata-rata 40-50 km/jam. Sesampainya di parkiran kampus, aku segera memarkirkan motorku dan bergegas untuk masuk ke ruang kelasku. Hingga aku melupakan sesuatu.

"Kak aku duluan ya" ucapku sambil mencabut kunci motor yang menggantung di tempatnya.

"Eh tunggu Ris" ucap kak Edwin mencegah aku pergi

"Ada apa kak? Oh kunci motor udah aku bawa kok" jawabku sambil terus berjalan

"Tunggu Ris" ucap kak Edwin sambil menahan tanganku

"Ada apa sih kak aku udah telat, hari ini ada kuis" ucapku marah-marah

"Buru-buru sih buru-buru tapi jangan sampai kamu di ketawain semua orang karena kamu masih pakai helm ke dalam kelas" ucapnya sambil membuka ikatan helm yang menempel di kepalaku

"Hem..eh.. Iya kak, makasih, oh ya aku titip ya helmnya sama kakak soalnya aku buru-buru, Makasih kak Edwin" ucapku sambil berlari menjauh darinya

Aku pun masuk kelas dengan perasaan yang campur aduk, antara senang dan takut dimarahi dosen.

"Duh aku langsung masuk aja atau ga usah ya" tanyaku pada diriku sendiri

Tok...tok...tok. Akhirnya aku pun memberanikan diri untuk mengetuk pintu.

"Masuk." ucap dosenku yang sudah berada di dalam lebih dulu

"Maaf pa saya telat" ucapku meminta maaf

"Silahkan kerjakan waktumu hanya 15 menit" ucap dosen itu sambil memberiku selembar kertas soal

Aku pun segera mengisi soal tersebut dengan cepat namun tetap harus dengan jawaban yang benar.Kali ini aku benar-benar tidak fokus mengisinya karena terburu-buru oleh waktu.

"Selesai tidak selesai kumpulkan sekarang juga" ucap dosenku sambil melirik ke arahku yang masih mengerjakan soal

"Ayo cepat kumpulkan saya masih sibuk" ucap dosenku lagi yang membuatku segera menyerahkan jawabanku, ya walaupun aku mengisi semua soal namun aku tidak yakin dengan jawabannya.

Untuk menenangkan pikiran aku pun pergi ke taman. Taman ini memang bagus menurutku karena taman ini benar-benar terisi dengan tanaman yang indah, ditata dengan rapi, sehingga membuat mata yang melihat itu merasa nyaman dan tenang.

Ku pejamkan mata ini, sambil menikmati sejuknya udara disini. Saat ku buka mataku, aku sangat terkejut. Tiba-tiba ada seseorang disampingku, ya siapa lagi jika bukan Nina sahabatku. Saat ku buka mata Nina memasang wajah yang sangat menyeramkan hingga aku terkejut saat melihatnya.

"Ngapain Ris disini?tumben banget" ucap Nina sambil memberi segelas minuman hangat

"Aku lagi pengen nenangin pikiran Nin, eh btw makasih ya minumannya" jawabku sembari meminum minuman yang Nina beri

"Eh Ris main yu" ajak Nina

"Main kemana?" tanyaku

"Ehmm kemana gitu yang seru buat foto-foto" jawabnya

"Hem kamu mah narsis banget sih" ledekku kepada Nina

"Ya udah kita ke kantin yu Ris" ajaknya lagi

"Yuu" jawabku menyetuji ajakannya

Kitapun ke kantin, saat kita sedang berjalan, kita bertemu kak Edwin.

"Ris mau kapan kita ngerjain tugas?" tanya kak Edwin

"Oh iya kak aku hampir lupa, gimana kalau besok kak?" jawabku

"Kenapa ga sekarang?" tanyanya

"Ehm aku ingin main sama Nina " jawabku polos

"Lu tuh jangan mikirin main dulu, pikirin dulu tugas, aku tuh masih banyak tugas tau" tegasnya

"Iya kak iya maaf" jawabku malas

"Tapi kan kak kita butuh refreshing" ucap Nina membelaku

"Refreshing itu nanti setelah kalian selesai mengerjakan tugas, biar tugas cepet selesai dan refreshing juga santai karena tugas sudah selesai" jelasnya lagi

"Iya kak, ya udah hari ini kita kerjain tugasnya" ucapku merelaikan suasana.

"Ya udah ayo" ajaknya

"Kemana?" tanyaku

"Ngerjain tugaslah Ris" jawab kak Edwin

"Jangan sekarang dong kak, aku mau makan dulu sama Nina" ucapku

"Iya kak jangan sampai kita kelaparan karena mikirin tugas, karena kalau kita kelaparan tugas ga akan selesai" ucap Nina

"Ya udah sana kalian makan dulu, setelah makan kita ketemu di lab ya” ucap kak Edwin sembari berjalan pergi meningglkan aku dan Nina

"Iya kak" jawabku

Mau tau lanjutan selengkapnya? Jangan lupa klik bintang dan beri saya komentar yaa.

Terimakasih untuk kalian yang mau membaca cerita ini.
Sungguh ini cerita pertamaku di wattpad. Jangan lupa terus support aku ya

Terimakasih😊

My Senior KampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang