Kali Kedua

339 25 0
                                    

Tapi apa daya, takdir memang sudah ditentukan. Ditengah perjalanan tiba-tiba hal yang tidak ku inginkan terjadi lagi.

“Bruukk” suara bola basket yang lagi-lagi terkena kepalaku

Kali ini aku benar-benar marah pada orang yang telah melempar bola itu. Dan kalian tau, orang itu adalah orang yang sama.

“Eh elo lagi, sorry-sorry. Gue bener- bener ga sengaja” ucap pria itu

“Maaf? kak kalau gabisa main basket lebih baik gausah main kak, daripada membahayakan orang lain” ucapku sambil terus mengelus kepalaku

“Eh kalau bicara itu jangan sembarangan ya, iya gue tau kalau gue salah dan gue juga udah minta maaf kan. Jadi ga usah nge judge orang seenaknya” jawab pria itu

“Apakah dengan maaf nyawa seseorang bisa kembali?” tanyaku

“Udah-udah, ayo Ris kita ke atas aja” ucap Nina sembari menarik tangankku

“Maaf ya kak” ucap Leni sembari menyusul naik ke atas

Rasanya kesal sekali pada pria itu. Sungguh ingin sekali rasanya aku memarahinya lagi. Namun apa boleh buat aku hanyalah calon mahasiswa baru disini, yang sedang berkunjung ke tempat orang.

Akhirnya kita berempat resmi menjadi mahasiswa di universitas ini. Setalah sekian banyak test yang harus kita ikuti. Alhamdulillah kita lulus. Senang sekali rasanya bisa menjadi salah satu mahasiswa di universitas ini, tapi ada rasa malas juga karena aku akan satu kampus dengan pria menyebalkan itu. Ya, senior yang sangat menyebalkan dan aku harap aku tak akan bertemu dengannya lagi.

*************** POV EDWIN ***************

Kejadian itu terjadi lagi. Kejadian dimana gue salah lempar bola, dan kalian tau gue ngelempar ke orang yang sama dengan waktu itu. Memang sudah takdir dia kali ya. Sungguh gue malu banget.

“Eh elo lagi, sorry-sorry. Gue bener- bener ga sengaja” ucap gue

“Maaf? kak kalau gabisa main basket lebih baik gausah main kak, daripada membahayakan orang lain” ucapnya sambil terus mengelus kepala yang kena bola gue

“Eh kalau bicara itu jangan sembarangan ya, iya gue tau kalau gue salah dan gue juga udah minta maaf kan. Jadi ga usah nge judge orang seenaknya” jawab gue

“Apakah dengan maaf nyawa seseorang bisa kembali?” tanyanya, sungguh menyebalkan sekali dia

“Udah-udah, ayo Ris kita ke atas aja” ucap temannya sembari menarik tangannya

“Maaf ya kak” ucap salah satu temannya yang lain sembari menyusul naik ke atas

Awalnya gue kasian banget sama ni anak, tapi gara-gara dia nyolot kaya tadi gue jadi ilfeel. Gue tau dia marah, tapi dia ga perlu nge judge gue kaya gitu, tanpa tau kebenarannya. Gue pun menceritakan ini semua sama orang tua gue.

“Ko bisa dua kali gitu sih Win?” tanya ayah

“Jangan-jangan kalian jodoh” lanjut ayah

“engga yah ga mungkin, dia itu cewenya nyebelin banget. Bukan type Edwin banget, udah yah Edwin mau belajar dulu” jawabku sembari pergi ke kamar untuk belajar

“Ahahaha” tawa ayah dan ibu

*************** POV RISYA***************

Detik-detik menegangkan dari Ujian Nasioanal pun telah aku lewati. Alhamdulillah aku mendapatkan nilai yang memuaskan, begiu juga dengan sahabat-sahabatku. Kini aku tak lagi menjadi seorang siswa, namun telah menjadi mahasiswa. Bahagia sekali aku bisa mewujudkan cita-citaku.

My Senior KampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang