Aku pun keluar masuk pagar rumahku, tapi tak terlihat sedikitpun batang hidungnya. Hampir 15 menit aku menunggunya, hingga aku hampir saja akan tertabrak taksi.
"Titt....." klakson taksi yang membuatku terkejut
"Aghr....." teriakku sambil menutup telinga
"Kalau jalan lihat-lihat neng" ucap supir taksi yang sudah marah berat padaku
"Maaf pak" ucapku sembari menundukan kepalaku
"Ngapain sih dari tadi bolak-balik mulu? Nunggu aku yaa?" ledek seseorang yang tiba-tiba ada di sampingku
"Kak Edwin, sejak kapan kak Edwin ada di daerah rumahku?" tanyaku dengan gugup karena takut ketauan jika aku sedang menunggunya
"Setengah jam yang lalu" jawabnya
"Ya ampun berarti kak Edwin dari tadi lihat aku dong" ucapku dalam hati
"Hey....malah bengong" ucapnya menyadarkanku dari lamunan
"Eh, hem..aku mau berangkat kuliah dulu deh kak duluan yaaa" ucapku sambil berlari kecil
"Dahhh..." ucap kak Edwin sambil menyusulku dengan motor gedenya
"Tau gini aku berangkat dari tadi" gerutuku
"Mana sih bisnyaaa" ucapku sambil melihat kanan kiri dan berharap ada bis yang akan lewat
"Udah siang lagi, gimana nihh" ucapku sambil terus melihat ke arah kanan sambil berharap ada bis yang lewat saat ia melihat.
Namun hasilnya nihil tak ada bis yang lewat, sudah hampir 15 menit aku menunggu bis. Aku sudah pasrah saja jika aku akan telat menuju kampus dan akan di hukum dosen. Mungkin ini sudah takdirku.
"Nih....." tiba-tiba kak Edwin datang dan memberi ku helm yang entah punya siapa
"Kok kak Edwin masih disini?" tanyaku penasaran
"Udah cepet gue udah mau telat nih" jawabnya sembari menyalakan kembali motornya
"Ini helm siapa? Perasaan tadi kak Edwin ga bawa helm lebih deh" ucapku
"Udah ga usah banyak tanya buruan naik aja, nanti gue telat tau" ucapnya
"Tapi...." ucapanku yang lagi-lagi sering ia potong
"Ya udah nih pake helm gue , buruan gue pake yang itu" ucapnya"Peka banget dech....jadi suka hehe...ehh apaan sih Risya kamu tuh kak Edwin itu kan nyebelin banget orangnya masa kamu suka sama orang kaya gitu" gerutuku dalam hati
Akupun segera naik ke atas motor gedenya. Sungguh kali ini ia benar-benar mengendarakan motornya dengan cepat. Hingga aku sering kali terpental ke belakang saat ia mempercepat kelajuannya.
Akhirnya sampailah kita di kampus dan kak Edwin buru-buru masuk karena ia sudah telat 10 menit, dan aku ditinggal sendirian di parkiran. Akupun masuk kedalam kelas ku dan aku sedikit bahagia karena apa yang aku rencanakan berhasil agar aku tidak telat datang ke kampus dan harus naik bis. Namun aku sedikit merasa ga enak juga sama kak Edwin, gara-gara aku dia jadi telat ngampus. Tapi tak apa bukan aku yang memintanya untuk menunggu.
**************** POV EDWIN ***************
"Kaya kenal, bener itu Risya. Ngapain sih tu anak mondar-mandir terus " ucap gue sambil menyantap gorengan yang gue beli
Gue tak henti-hentinya melihat gerak-gerik Risya, sepertinya ia tengah menunggu seseorang tapi siapa orang itu ya. Tiba-tiba saat Risya mondar-mandir, gue melihat ada taksi yang melaju dengan kecepatan aga lumayan tinggi. Taksi itu hampir saja akan menabrak Risya. Karena gue khawatir guepun segera menghampiri Risya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior Kampus
Ficção AdolescenteSebagaimana kenyataannya senior-senior di kampus itu memang lah menyebalkan, walaupun tak semuanya begitu tetap yang ada di pikiran mahasiswa baru, senior akan selalu menyalahkan junior. Kali ini saya akan menceritakan bagaimana sih rasanya jadi ma...