Saat kita asyik ngobrol di kamar, tiba-tiba mamah manggil dan minta kita ke ruang tamu.
"Ris keluar dulu itu ada tamu lagi" ucap mamah yang membuka sedikit pintu kamarku
"Kenapa ga disuruh di kamar aja ma?" tanyaku
"Laki-laki tamunya sayang" ucap mamah
"Hah laki-laki, siapa mah?" tanyaku
"Udah cepet keluar dulu" ucap mamah sambil pergi meninggalkan kamarku dan mamah segera menuju dapur agar membuatku leluasa ngobrol dengan teman-temanku
"Siapa ya?" tanyaku dalam hati sambil berjalan dan di ikuti Nina, Sella, dan Leni
"Hai Ris" sapa kak Aldi
"Eh ada Nina, Sella sama Leni juga" ucap kak Aldi lagi
"Hai kak, kok bisa tau rumah aku?" tanyaku
"Iya aku di kasih tau Edwin, tuh orangnya di luar" jawabnya sembari menunjuk ke arah teras"Ouh..hem..gitu ya" jawabku dengan nada bingung
"Win mana buah nya" ucap kak Aldi kepada kak Edwin
"Nih.." jawab kak Edwin sambil memberikan buah ke kak Aldi tanpa melihat wajahku
"Kenapa sih ni orang" ucapku dalam hati
"Eh Nin, rumah kamu juga katanya di daerah sini ya? Dimananya?" tanya kak Aldi yang disusul deheman dari kita semua
"Eh, iya kak rumah aku di daerah sini juga, sebrang pesantren" jawab Nina dengan wajah yang sedikit memerah
"Katanya tadi kak Edwin sibuk, kok bisa kesini sekarang?" tanya Leni dengan polosnya
"Kepaksa" jawab kak Edwin
"Kalau kepaksa ga usah mau jenguk " ucapku lebih ketus
"Ini bukan jenguk cuma nganter Aldi doang, geer banget huft" jawab kak Edwin dengan nadanya yang songong banget
"Kalau nganter cuma sampai gerbang ga ikut masuk" jawabku lagi
"Terserah.." ucapan kak Edwin kepotong ucapan kak Aldi
"Udah..udah jangan berantem gini dong" ucapnya meredakan suasana
"Ada ya orang sakit kaya gini, jangan-jangan cuma pura-pura" ucap kak Edwin lagi
"Apa? Pura-pura? Perlu aku lihatin hasil lab? Hah?” Ucapku sambil mengambil hasil labnya
"Ga gaperlu" ucapnya lagi
"Ihh nyebelin" ucapku menggerutu
"ya udah, udah malem juga, kita pamit aja ya Ris, nanti bilangin ke mamah kamu ya, Assalamu'alaikum" ucap kak Aldi dan segera menarik tangan kak Edwin.
“Waalaikumsalam” ucapku, Nina, leni, dan Sella berbarengan
#Flasback sedikitya kenapa kak Edwin bisa ikut ke rumah Risya
*************** POV EDWIN ***************
Saat gue sadar ada orang yang duduk di depan gue, gue dengan refleks melepas sendok dan garpu yang ada di tangan gue.
"Eh lo Al, ngagetin aja" ucap gue
"Napa sih Win murung kek gitu hahaha" tanya Aldi sambil memakan makanan gue
"Eh itu makanan..." ucap gue yang di potong Aldi
"Alah dari tadi cuman di aduk-aduk doang ya udah mending gue makan biar ga mubajir bro" ucapnya lagi
"Habisin lah" ucap gue
"Emang lu ga lapar " tanyanya
"Ga" jawab gue
"Napa sih?" tanyanya lagi
"Bingung Di, harus percaya siapa" ucap gue setengah-setengah
"Ngomong tuh yang lengkap biar ga bikin orang pusing" ucap Aldi
"Oke..oke gue ceritain ya" ucap gue
Panjang banget gue cerita sama Aldi, tapi Aldi cuma jawab kalau gue harus cari tau dulu.
"Ya itu mah tau, ga usah di suruh juga bakal dicari tahu" jawab gue kesal
"Ya udah sekarang kita ke rumah Risya aja dulu, coba lihat reaksi Risya apakah dia merasa dengan sepetan lo atau engga" ucapnya
"Udah pasti engga, karena dia itu polos banget" jawab gue
"Udah ayo coba dulu aja" ucapnya sambil menarik gue pergi
(Eh ngomong-ngomong makanannya udah dibayar belum ya, wkwkwk)
##keesokan harinya..
*************** POV RISYA ***************
Suara alarm yang mengingatkanku bahwa kini telah menunjukkan pukul 03.00 dini hari. Seperti biasa aku harus meluangkan waktu ku untuk melaksanakan shalat sunnah tahajud.Setelah selesai shalat tahajud aku akan bergegas untuk mandi dan disusul dengan shalat shubuh. Karena memang jarak rumah dan kampusku yang lumayan jauh, aku harus pergi lebih awal dari yang lainnya.
"Mah, Yah Risya berangkat kuliah dulu" ucapku sambil mencium tangan kedua orang tuaku
"Assalamu'alaikum" ucapku lagi
"Wa'alaikumsalam, hati-hati ya" jawab mamah dan ayah
Sampailahku di depan kampus tempatku berkuliah. Ku lihat banyak sekali orang yang berlalu lalang di dalam sana. Aku tak melihat orang yang ku kenal disana. Karena kali ini aku tak berangkat bareng Nina karena Nina sudah diantar oleh ayahnya. Namun, ada seseorang yang memanggil namaku.
"Risya.." ucap seseorang yang tengah berdiri dekat pintu masuk
"Maaf, siapa?" sapaku dengan sopan
"Jadi bener kamu yang namanya Risya?" tanyanya
"Iya, ada apa ya?" jawabku
"Kamu tau Edwin kan?" tanyanya lagi
"Iya saya kenal" jawabku
"Kenalin aku Sindy teman dekatnya Edwin" ucapnya memperkenalkan diri
"Ouh iya kak aku Risya" ucapku sambil mengulurkan tangan, tapi tak ia balas uluran tanganku
"To the point aja ya, kamu jangan pernah manfaatin Edwin ya, dan jangan pernah deketin Edwin lagi mulai dari sekarang" ucapnya
"Siapa yang manfaatin kak Edwin? Dan kenapa aku harus ngejauhinnya?" tanyaku balik padanya
"Jangan banyak bicara anak kecil, kamu ikutin aja apa mau ku kalau kamu ga mau ada masalah denganku" ucapnya tepat di dekat telingaku dan pergi meninggalkanku
Langkah kakiku kini terasa berat, aku tak tau mengapa ini terjadi. Aku dan kak Edwin tak pernah punya masalah. Namun kini semua itu berubah dengan sendirinya. Aku tak tau apa masalah utamanya. Aku tak tau bagaimana terjadinya. Yang ku tau jika semua ini telah terjadi. Yang meminta diriku untuk menelusurinya.
Kini ku duduk di dalam ruang belajarku. Dosen yang akan menyampaikan pelajaranpun telah masuk ke dalam kelas. Kini aku pun harus melupakan sejenak permasalah di luar sana dan fokus untuk belajar.
"Baik hari ini bp akan memberi kalian tugas, kalian harus mewawancarai kakak tingkat kalian tentang materi ini. Dan bp akan beri kelompoknya nanti siang di papan pengumuman" ucap dosen hari itu
Saat ku berjalan untuk melihat papan pengumuman aku bertemu kak Edwin.
"Kak.." sapaku namun tak ia jawab
"Kak...kenapa sih?" tanyaku sambil menarik tas yang ada di punggungnya
"Aku buru-buru" ucapnya sambil meninggalkan ku
Dan aku pun segera melihat papan pengumuman. Aku mencari namaku dan ternyata aku satu kelompok dengan kak Edwin.
"Gimana ini, kak Edwin lagi marah sama aku lagi" ucapku dalam hati
Mau tau lanjutan selengkapnya? Jangan lupa klik bintang dan beri saya komentar yaa.
Terimakasih untuk kalian yang mau membaca cerita ini.
Sungguh ini cerita pertamaku di wattpad. Jangan lupa terus support aku yaTerimakasih😊
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior Kampus
Teen FictionSebagaimana kenyataannya senior-senior di kampus itu memang lah menyebalkan, walaupun tak semuanya begitu tetap yang ada di pikiran mahasiswa baru, senior akan selalu menyalahkan junior. Kali ini saya akan menceritakan bagaimana sih rasanya jadi ma...