I Live Alone?

5.9K 504 34
                                    

Manik musang itu terbuka sayu ketika suara bising terus terdengar. Dilihatnya ponsel yang berdering cukup kuat, dengan malas Yunho meraihnya. Senyum terulas ketika melihat nama sang pemanggil, terbalut suara sengau Yunho menyapa sosok yang begitu dirindukannya.

"Pagi, sayang..."

Dengan terpejam, Yunho menikmati suara Jaejoong yang terus mengalun indah bagai menyempurna paginya. "Hm, aku baru saja bangun" Yunho mendengar omelan lainnya diiringi rengekan yang sangat dihapalnya

"Bagaimana kabar jagoan kita, eoh?"

Dapat Yunho dengar pekikan tertahan Jaejoong, memberikan petuah kecil pada Jeyun yang sepertinya kembali berbuat ulah. Hingga seruan nyaring menyapa gendang telinganya yang membuat Yunho sedikit menjauhkan ponselnya.

"Yah, sebegitu rindunyakah jagoan appa ini?" gurau Yunho seraya beranjak dari baringnya. Yunho beberapa kali tertawa renyah ketika Jeyun begitu antusias menceritakan pengalamannya selama Yunho tidak ada. Manik musang itu sedikit menyendu ketika suara lembut Jaejoong kembali menyapanya 'Jeyun begitu merindukanmu, Yun...'

Bibir hatinya mengalun kecil disertai helaan napas sedih "Aku juga sangat merindukanya, Jae"

Tak ada yang dapat dia katakan setelahnya, terlebih Jaejoong juga tidak berkomentar banyak. Yunho menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang dan menatap lurus kedepan. Hatinya terasa begitu hampa dengan pikiran yang mulai berkelana, meski masih dapat didengarnya Jaejoong yang terus memberinya semangat, namun serasa tidak cukup baginya.

"Aku masih di apartemen lama, mungkin siang nanti akan ada latihan sebentar"

Yunho mulai beranjak dan meraih handuk "Hm, aku makan dengan baik"

Tubuh tinggi tanpa atasan itu membuka lemari pendingin dan menilik setiap persediaan makanan yang ada "Sepertinya susu dan buah yang tidak ada, mungkin nanti akan kuberitahu bibi Jang untuk membelikannya"

Dahinya mulai menyercit ketika Jaejoong mulai menceramahinya panjang lebar dengan kata-kata yang begitu menusuk "Aku mengerti, Jeyun umma. Aku mencintaimu"

Yunho memutuskan panggilannya dan memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. Setidaknya paginya kian cerah setelah melepas rindu bersama sang kekasih dan buah hatinya.

Manik musangnya sempat menatap kalender sebelum berguman tak acuh "28 Februari..."

...

Sosok cantik itu mengendap-endap membuka sebuah pintu kayu berukiran kuno. Manik bulatnya menatap sekitar ruangan yang terasa begitu lenggang.

Sepertinya sang pemilik rumah sedang tidak ada dirumah. Dilihatnya wajah tampan balita yang terkulai pada bahunya sebelum melayangkan kecupan gemas pada bibir tipis itu.

"Kita akan mengejutkan appa, Jeyunnie..."

Jaejoong mulai memasuki kamar dengan wallpaper bunga yang terlalu mencolok, bernuansa merah muda lembut namun terlihat kuno dengan sebuah ranjang sedang. Bibir ranum itu mendesah kecil.

Setiap kali mengunjungi apartemen kesukaan Yunho ini, Jaejoong selalu saja merasa gemas- ingin mengubah interior didalamnya. Kekasihnya itu suka sekali barang-barang klasik dengan model lama. Kadang Jaejoong merasa jika dirinya menikahi harabeoji-harabeoji yang berusia tak lama lagi. Dan itu terdengar sangat mengerikan!

Setelah memastikan Jeyun nyaman pada ranjang, Jaejoong mulai memeriksa dapur. Meski hampir seluruh ruangan bernuansa tradisional, namun beberapa sudut, seperti ruang tengah, kamar mandi serta dapur. Jaejoong memberikan nuansa futuristic dan trendi. Karena tempat-tempat itu adalah yang paling sering Jaejoong kunjungi.

Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang