Special for Christmas

3.4K 385 62
                                    

Sepasang mata tua itu tengah menatap lekat beberapa bahan pokok di depannya. Sesekali menanyakan harga dari sebuah lobak besar serta beberapa kentang dan potongan ayam segar. Hingga seorang wanita sebayanya mendekat dengan senyum penuh arti.

"Sudah lama kita tidak bertemu, Mrs.Jung."

Kepalanya menoleh terkesiap sebelum menyambut sang wanita dengan ramah "Astaga... aku sudah lama tidak melihatmu, Bae-shi. Kau terlihat semakin cantik dan segar." Pujinya dengan riang dan mengajak sang wanita untuk sedikit menjauh dari kerumunan pembeli.

"Anda terlalu memuji, Jung-shi." Wanita itu kembali menatap penuh Mrs.Jung dengan lekuk lebar pada bibirnya "Kudengar jika putrimu baru saja melahirkan anak."

"Benar. Jihye baru saja melahirkan seorang putri, sangat cantik." Ujarnya merasa bangga "Anehnya, cucu cantikku itu malah lebih terlihat seperti Yunho."

Sang wanita semakin mengentalkan binar bahagianya "Benarkah? Bagaimana dengan kabar Yunho? Setiap kali aku melihat berita, putramu itu selalu mendapatkan ribuan pujian dari warga Korea. Benar-benar membanggakan."

Mrs.Jung merasa skeptis sesaat "Kau terlalu memujinya, Bae-shi. Yunho tidak sebaik yang kau kira." Tolaknya secara tidak langsung.

"Itu memang benar, Jung-shi. Bahkan putriku selalu menanyakan Yunho. Lalu bagaimana dengan rencana kita dua tahun lalu? Apakah masih berlanjut? Kurasa putriku sudah cukup siap untuk membina rumah tangga bersama putramu, Jung-shi."

Mrs.Jung membeku sesaat, seketika kepalanya kosong dengan raut yang tidak dapat dijabarkan. Teringat jika dirinya dulu pernah merencanakan hal menyedihkan seperti itu dengan wanita di depannya. Dulu, ketika dirinya belum dapat benar-benar menerima Jaejoong dan malah terperosok pada niatan jahatnya. Tanpa membuka mata dan melihat betapa keras Yunho menjadikan Jaejoong sebagai bagian dari keluarga Jung.

Terbesit rasa sesal di hatinya, merasa begitu bodoh karena telah memberikan harapan pada orang lain, dan bahkan bisa saja menyakiti keluarganya sendiri.

Mrs.Jung hanya tersenyum kecil menanggapi ucapan sang wanita terbalut ringisan lirih seolah enggan melanjutkan pembicaraan mereka "Kurasa kami masih harus memikirkannya, lagipula Yunho juga tidak akan menyukai hal ini, Bae-shi."

"Begitu..." keluh sang wanita sedikit kecewa, namun tidak begitu saja berputus asa "Mungkin aku dan putriku bisa mengunjungi kediamanmu ketika Yunho berkunjung?"

Mrs.Jung kembali terdiam hingga dering ponsel mengejutkannya, dilihatnya sebuah nama yang menjadi bukti dari rasa bersalahnya "Sepertinya aku harus mengangkat panggilan ini terlebih dulu, Bae-shi."

"Tentu saja, Jung-shi."

Mrs.Jung sedikit menjauh sebelum mendekatkan ponselnya pada telinga kiri "Ada apa menghubungi umma, Jae?"

"Halmeoni!" Terdengar jeritan bocah kecil dari balik sambungan.

"Astaga, Jeyun. Bagaimana bisa kau menghubungi halmeoni? Dimana ummamu hingga membiarkanmu memegang ponsel sembarangan?" Serunya main-main, menutupi rasa bersalahnya.

"Umma matih cibut di tamal-"

"Jeyunnie ayo pakai bajumu dan kembalikan ponsel umma, baby."

Mrs.Jung tersenyum simpul saat mendengar seruan Jaejoong, yang sepertinya tengah dipermainkan Jeyun. Rasanya begitu berat setiap kali mengingat salah satu cucunya tinggal begitu jauh darinya.

"Siapa yang kau hubu- astaga! Annyeonghaseo, eommeoni. Bagaimana kabarmu? Apakah baik-baik saja?"

Mrs.Jung mendengus saat mendengar sapaan manis dari Jaejoong, terlalu manis malah "Tidak perlu menyapaku seperti itu. Jadi bagaimana Jeyun bisa menghubungiku dengan ponselmu, eoh?" Sahutnya dengan nada yang cukup dingin.

Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang