"Terima kasih." ujarnya ketika Yuko memberikan kain hangat yang menyelimuti perut besar hingga kakinya, mencegah deru angin yang hendak menyentuh permukaan pucat itu.
Kembali sepasang manik bulatnya disibukan oleh setumpuk majalah yang memperlihatkan tentang kehamilan serta bayi mungil yang cantik dalam balutan busana menggemaskan. Sesekali lekuk indah menghiasi wajah rupawannya seraya mengusap permukaan perut yang kian mengencang itu.
Dughh...
Seketika pergerakannya terhenti ketika tendangan itu menyapa perutnya. Senyumnya kian terulas lebar seraya mengusap pergerakan di perutnya "Kau ingin bermain, heum? Tendanganmu kuat sekali, apakah kau sedang berlatih hapkido? Atau kau sedang menunjukan keahlianmu sejak dini?" kekehnya lembut seraya terus mengajak sang cabang bayi berbicara.
Kedua wanita yang mendengar hal itu lantas tersenyum kecil, memperhatikan betapa manis pemandangan itu. Hingga seorang pria tampan tiba-tiba saja mendekat diikuti seorang wanita baya, belum sempat keduanya menyapa ketika pria itu menyuruh mereka untuk tetap bungkam dan membiarkannya mendekati sosok menawan yang masih berbicara seorang diri.
Keduanya lantas memutuskan untuk menjamu sang nyonya yang memilih untuk menjauhi ruang santai yang berhadapan langsung dengan sebuah taman mungil, dengan jendel yang terbuka lebar. Membiarkan pasangan muda itu mengabiskan waktu berdua, atau mungkin bertiga?
Bibir hatinya mulai mengulaskan senyum haru, rasa lelah usai perjalanan panjang yang dirasakan kini menguap dengan hati yang seketika menghangat seolah matahari terus menyinarinya di sana. Perlahan kakinya melangkah pasti mendekati sang pasangan, tanpa berusaha mengejutkan sosok rupawan itu dengan keberadaannya. Namun tetap saja sosok itu tersentak oleh sentuhan lembutnya.
"Bersenang-senang bersama baby tanpa diriku?"
Sigap Jaejoong berbalik dan mendapati Yunho yang telah mendudukan diri di sisinya bahkan merangkul bahu berisinya erat "Yunho?" sahutnya masih belum mempercayai apa yang terjadi, bahkan dahinya mengercit dalam seolah tengah berpikir keras.
Sentuhan Yunho pada dahi itu menyadarkan Jaejoong "Apa yang kau pikirkan, sayang?"
Bibir ranum itu bergetar lirih sebelum menerjang Yunho tak kuasa "Yunho-ah~"
Tawa mengalun diantara bibir hatinya ketika Jaejoong mendekapnya kian erat, bahkan berulang kali mengusap perut besar sang pasangan, memastikan keadaan sang baby akan pergerakan kuat Jaejoong. Sesekali membelai punggung Jaejoong dengan tangan lain, berusaha menenangkan pria cantik yang sepertinya mulai memberikan cengkraman pada punggungnya.
"Aku merindukanmu." bisikan itu sedikit tertahan di bahunya, sebelum kecupan penuh kasih Yunho layangkan diantara surai kehitaman Jaejoong "Kau sangat mengerti jika akupun merasakan hal yang sama. Aku begitu merindukan kalian berdua."
Sejenak Jaejoong tersadar akan ucapannya dan mulai merenggangkan pelukan mereka, diraihnya salah satu tangan Yunho untuk kembali diletakan pada permukaan perut besarnya sebelum menatap lekat sepasang manik musang tajam itu "Kami merindukanmu, Yunho. Aku dan baby merindukanmu."
Diciumnya dahi Jaejoong sebelum membawa tubuh besar itu kedalam dekapannya, memposisikan punggung Jaejoong untuk bersandar pada dadanya dengan tangan keduanya yang saling bertautan pada perut Jaejoong, seolah memberikan perlindungan serta kehangatan pada sang baby.
"Apakah kau mengalami kesulitan akhir-akhir ini?" mulai Yunho sesekali memainkan jemari berisi Jaejoong.
Jaejoong tersenyum lebar ketika merasakan pergerakan aktif baby namun sama sekali tidak menyakitinya, malahan terasa seperti tengah menggelitik perutnya "Mungkin aku sempat merasa jenuh, meski Yuko dan Mina akan selalu memastikan keadaanku. Bahkan seminggu ini aku memutuskan untuk menghabiskan waktu hanya bersama baby."
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides
FanfictionDirinya memang dikenal sebagai seorang idol senior yang berperilaku baik dan sopan serta kepekaan sosial yang tinggi. Bahkan grup yang dipimpinnya selalu dielu-elukan penggemar dan dihormati para juniornya. Banyak penghargaan dari berbagai acara tel...