Lavender

3.7K 391 116
                                    

Pagi ini Jaejoong kembali di repotkan oleh rengekan Jeyun. Tidak seperti biasanya bocah tampan itu sama sekali tidak mau melepaskan diri dari gendongannya. Masalahnya Jaejoong hendak berangkat untuk pengambilan gambar mv terbarunya.

Biar bagaimana pun Jaejoong merasa cemas, bahkan Jeyun sampa menolak untuk pergi bersekolah. Bocah mungil itu sama sekali tidak mau melepaskannya bahkan untuk membersihkan diri dan sarapan tetap dalam gendongan Jeyun.

Jaejoong sudah memastikan kondisi sang buah hati, namun suhu tubuh Jeyun dalam keadaan normal serta tidak mengalami gejala penyakit apapun. Mungkin hanya suasana hatinya saja yang memburuk.

Karena Jeyun terbangun dengan menangis keras pagi ini. Sepertinya bocah tampan itu mengalami mimpi buruk.

Jaejoong mengusap lembut surai biru sang putra, sedikit membenarkan tatanan rambut yang sudah Yuko rapikan "Jeyunnie mau susu?"

Kepala mungil itu hanya menggeleng lemah dan kembali bersandar pada bahunya. Hal itu membuat Jaejoong sedih, biasanya Jeyun tidak pernah menolak susu meski perutnya sudah kenyang sekalipun.

Bahkan Jaejoong membiarkan Yuko dan Mina yang merapikan barang-barangnya sebelum berangkat. Tak lupa barang-barang Jeyun, seperti beberapa popok yang masih menjadi hal utama, serta kudapan kecil yang Jeyun sukai.

Dengan terus menggendong Jeyun, manik bulatnya tak lepas dari pergeraka Mina yang mengeluarkan dua buah koper sedang. Memastikan barang-barang yang dibutuhkannya.

"Mina, ambilkan dua buah kaos untuk Jeyun serta handuk besar. Jangan lupa dengan pounchku di ruang pakaian, pastikan ponselku ada disana ya?" Titah Jaejoong seraya menata kembali barang-barang Jeyun. Menempatkan hal penting pada bagian atas dan menumpuk pakaian ganti serta selimut untuk Jeyun di paling bawah.

"Jeyunnie mau coklat? Ini ada strawberrynya loh..."

"Nda, mma." jawab si kecil lemas dengan nada yang amat lirih.

Jaejoong mendesah cemas. Mungkin besok Jaejoong akan membawa Jeyun ke dokter, takut-takut kekhawatirannya akan kesehatan sang buah hati.

"Jeyunnie mau apa memangnya? Nanti umma berikan, heum?"

Jeyun hanya menggeleng sebagai balasan dan menguatkan kaitan lengannya pada bahu Jaejoong.

Jaejoong mulai membawa Jeyun memasuki dapur dan meraih sepotong roti "Mau ini?"

Manik musang mungil itu melirik singkat dan mulai menggigit kecil ujung roti sebelum mengunyahnya tenang. Setidaknya Jeyun tidak menolak memasukan makanan, meski terlihat tidak bersemangat. Dan Jaejoing terus menyuapkan potongan roti itu hingga tak bersisa. Baiknya Jeyun tetap makan dengan lahap seperti biasa.

"Setelah ini Jeyun temani umma bekerja, ya?"

Jeyun mengangguk lugu dengan kedipan lucu. Sangat menggemaskan, terlebih mulutnya yang masih mengunyah potongan besar roti isi.

Jaejoong mengecup lembut dahi Jeyun dan menggoyang-goyangkan tubuh keduanya "Semangat kembali, sayang. Umma sedih jika Jeyun tidak banyak bicara seperti ini."

Jeyun melirik sang umma tak mengerti. Dia tidak suka melihat tatapan sendu dari sepasang manik bulat kesukaannya itu, namun Jeyun merasa sangat malas melakukan apapun bahkan untuk mengeluarkan suara saja dirinya enggan. Mimpi bertemu monster semalam sudah sangat menguras energinya, terlebih Jeyun harus melawan lima ekor monster mengerikan yang berukuran sebesar gajah.

Sebagai seorang pahlawan super, sudah pasti Jeyun dapat mengalahkan para monster jelek itu. Meski harus kelelahan di pagi hari serta menangis terkejut karena salah satu monster itu malah balik membalasnya kuat hingga dirinya jatuh.

Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang