For You

2.8K 324 55
                                    

Suasana rumah kini tidak seceria biasanya. Bahkan Yunho merasa jika kediamannya begitu sepi meski si kecil Jeyun masih memiliki keantusiasan tiada akhir dan terus bersemangat untuk menghabiskan waktu di taman belakang ditemani Yuko dan Mina.

Kaki panjangnya kembali melangkah menuju kamarnya dimana Jaejoong berada. Seperti sebelumnya, Jaejoong masih saja berbaring tak berdaya di atas ranjang. Dilihatnya miniature gajah yang sempat dibelinya ketika tengah berlibur bersama teman seperkumpulannya. Namun sepertinya Jaejoong belum sempat menyentuhnya ketika miniature yang terbuat dari emas itu masih terbalut rapi dalam kotaknya.

"Ingin kutemani ke dokter?"

Gelengan kecil menjawab tawaran Yunho, namun pria tampan itu sama sekali belum menyerah "Bukankah akan semakin sakit jika dibiarkan?"

Dan dengungan tak senang menyapa Yunho. Sempat membuat Yunho geli meski tidak memungkiri dirinya merasa ikut bersedih akan apa yang terjadi pada Jaejoong kini.

"Nanti malam kau memiliki siaran musik, sayang. Jika kau tidak memeriksakannya, hanya akan menyiksamu nantinya."

Setelah penolakan ketiga Jaejoong, kini Yunho memutuskan untuk menjauhi kamar. Membiarkan Jaejoong menyiksa diri dengan mempertahankan rasa sakitnya. Lagipula Jaejoong begitu kerasa kepala dan jika Yunho memaksakan ego, meski untuk kebaikan Jaejoong- keduanya malah akan berujung pertengkaran tiada akhir yang juga akan lebih menyiksa Jaejoong nantinya.

Dan senyum pada bibir hati itu berkembang ketika melihat Jeyun yang berlari ke arahnya dengan tawa kencang.

"Appa! Appa!" kaki pendek bocah itu melangkah terlalu kuat hingga Yunho merasa cemas, takut-takut tersandung.

Hup!

Sigap Yunho mengangkat Jeyun yang hamper saja terjatuh, meski sang balita sama sekali tidak menyadarinya dan terus tertawa senang karena berhasil membuat sang ayah ikut dalam keantusiasannya.

"Kau terlalu menggebu-gebu, jagoan." Yunho kembali membawa keduanya pada taman belakang dan mendapati berbagai mainan Jeyun yang berserakan di segala tempat. Yunho sudah menduga hal ini, ketika Jeyun jauh dari pengawasan Jaejoong. Dan jika saja pasangan rupawannya tahu betapa mengerikannya pemandangan ini, Yunho tidak yakin jika telinga mereka akan baik-baik saja.

Yunho menurunkan Jeyun dan memandang sang putra dengan riang, akan sangat menyenangkan jika pesta yang Jeyun buat berakhir begitu saja "Jeyun dan appa akan melakukan lomba lari sampai pagar di depan sana. Pemenangnya bebas mendapatkan seluruh kue manis di lemari pendingin."

Manik musang mungil itu berbinar dan dalam sekejap kilat kompetitif telah menghiasi wajah Jeyun "Yunyun nda atan tayah! Appa batal tayah!" (Yunyun enggak akan kalah! Appa bakal kalah!)

Yunho menegakan kembali tubuhnya "Latih dulu cara bicaramu sebelum merendahkan lawanmu, boy." dan Yunho berlari terlebih dulu diiringi jeritan tak terima Jeyun karena merasa ditipu.

.

Jaejoong melihat kedua kesayangannya yang tengah bermain di halaman belakang, rasanya hendak mengikursertakan diri di sana. Namun rasa sakit yang dirasakan membuatnya urung. Sedih sekali ketika waktu bersenang-senang yang jarang mereka dapatkan malah masalah lain datang dan merusaknya.

"Mma! Yunyun de tampion~ Yunyun de tempion~!" (We are the Champion~)

Jeyun bernyanyi hingga dirinya berdiri riang dihadapan Jaejoong, dengan tubuh kotor yang dipenuhi debu dan keringat "Umma nda ain tama Yunyun, tama appa?"

"Umma sedang lelah, Jeyunnie bermain dengan appa saja, eoh?"

Namun Jeyun menghela napas sedih kemudian mendudukan diri di depan sofa dengan raut berpikir. Dahi yang tertaut dalam serta sepasang manik musang yang memicing seolah tengah berpikir keras.

Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang