Yunho baru saja menyelesaikan mandinya ketika ruang tengah telah kehilangan kebisingan. Sebelumnya ketika Yunho tiba satu jam yang lalu, Jaejoong dan Jeyun masih bermain-main di sana. Namun kini kedua kesayangannya itu sudah tidak ada.
Mungkin saja Jaejoong mulai menidurkan Jeyun, mengingat jam telah menunjuk pukul sembilan malam. Sebenarnya bukan waktu yang tepat baginya kembali ke Jepang, namun apakah Yunho sanggup menolak perminataan sang kekasih hati?
Dinyalakannya televisi untuk menghilangkan kesunyian seraya merilekskan tubuh pada sofa besar. Bersandar nyaman dengan kepala yang menadah. Tak berapa lama sesuatu yang hangat mendekapnya dengan aroma yang begitu dihapalnya. Manik musang itu kembali terbuka dan menatap Jaejoong yang menumpukan dagu pada dadanya.
"Kau lelah?" bisiknya lirih.
Yunho menggeleng kecil seraya membenarkan posisi Jaejoong. Menjadikan pria cantik itu sepenuhnya menindih Yunho yang terbaring "Hanya sedang menghilangkan rasa bosan." jemari panjangnya berulang kali mengusap lembut punggung Jaejoong "Ada apa, hm?"
Tidak biasanya Jaejoong bermanja seperti ini. Lagipula Yunho juga tidak mengerti ketika pria cantik kesayangannya itu meminta Yunho segera kembali ke Jepang, mengingat tiga hari lalu baru saja Yunho bertandang.
"Bisakah kita keluar sebentar?"
Alis Yunho tertaut, merasa aneh dengan tingkah Jaejoong saat ini. Biasanya pria cantik itu sama sekali tidak suka berjalan-jalan di luar, terlebih dengan sasaeng yang bisa saja menguntit mereka. Mengingat betapa mengerikannya para makhluk beringas itu.
"Kencan seperti biasa?" Yunho mulai meraih salah satu ponselnya di atas meja "Kalau begitu aku akan memesan-"
"Tidak. Aku hanya ingin keluar saja dan menikmati malam di Ginza atau Omotesando."
Yunho menatap lekat manik bulat besar yang berulang kali mengerjap lugu itu. Dirinya tidak bodoh untuk menangkap isyarat dari Jaejoong. Terlebih dua tempat yang Jaejoong sebuatkan itu adalah kawasan perbelanjaan besar.
"Katakan yang sebenarnya, sayang." sahut Yunho tenang, yang dibalas dengan pout lucu dari Jaejoong.
"Baiklah. Aku memang sedang ingin berbelanja... bersamamu?"
Yunho terkekeh renyah, berbelanja yang Jaejoong maksud kadang memiliki makna lain. Tiba-tiba saja Yunho bangkit hingga tubuh Jaejoong terguling dari atasnya. Manik bulat itu membesar terkejut dan hendak menjerit kesal kepada Yunho sebelum kalimat sang pria tampan membuatnya tersentak.
"Apakah kau tidak ingin berganti pakaian?" dan Jaejoong sigap mendahului Yunho menuju kamar mereka.
.
"Kau sedang apa?" Yunho menatap tak mengerti Jaejoong yang berulang kali berpose di depan kemudi dengan wajah terhalang masker.
Jaejoong mengabaikan pertanyaan Yunho dan kembali melanjutkan posenya, sesekali merapikan penampilannya seraya terus mengambil gambar "Aku hanya ingin membagi kegiatanku malam ini."
Yunho yang tidak mengerti lantas menuju kursi samping kemudi "Kau mau kemana?" kepalanya menoleh saat Jaejoong berseru kepadanya sebelum menunjuk pintu "Tentu saja memasuki mobil, lalu apalagi?"
Jaejoong mendesah lelah. Terkadang Yunho itu akan menjadi makhluk paling tidak peka yang pernah Jaejoong kenal. Pria tampan itu sangat tidak mengerti apa yang Jaejoong inginkan, bahkan sering kali Jaejoong dibuat kesal oleh tingkah sang kesayangan "Tidak perlu. Karena kau yang menyetir."
Yunho kian menautkan dahinya. Menyetir bagaimana? Terlebih Jaejoong masih saja menempelkan bokong mungil kesukaannya di balik kursi kemudi "Bukankah kau yang ingin menyetir?" balasnya tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides
FanfictionDirinya memang dikenal sebagai seorang idol senior yang berperilaku baik dan sopan serta kepekaan sosial yang tinggi. Bahkan grup yang dipimpinnya selalu dielu-elukan penggemar dan dihormati para juniornya. Banyak penghargaan dari berbagai acara tel...