Accident on Broadcast

3.9K 398 60
                                    

Kini Jeyun tengah duduk nyaman di baby set car miliknya seraya menikmati sebotol susu nikmat. Dengan tubuh mungil yang masih terbalut seragam sekolah berwarna biru cerah yang bertemakan pelaut serta dasi lucu melingkari kerahnya.

Sesekali manik musang mungil itu melirik sang umma yang disibukan dengan botol-botol mungil berisi selai beraneka warna dengan aroma harum, namun saat Jeyun mencoba salah satu selai itu- rasanya benar-benar pahit. Terlebih sang umma yang sempat terkejut akan ulahnya.

'Astaga, Jeyunnie... jangan mencicipi peralatan make up umma. Ayo bersihkan mulutmu agar rasa pahitnya hilang.'

Kenapa rasa selai di meja kecantikan ummanya begitu pahit dan berbeda dengan selai di ruang makan? Jeyun sama sekali tidak mengerti, padahal aroma berbagai botol selai di meja kecantikan sang umma lebih harum dan menggiurkan daripada di meja makan.

Siang ini Jeyun di jemput sang umma. Rasanya sangat menyenangkan ketika melihat Jaejoong menuruni mobil ditemani Yuko nuna dengan sebuah kacamata hitam yang membingkai wajah cantiknya.

Terkadang Jeyun bingung dengan kedua orang tuanya yang senang sekali menutupi wajah rupawan mereka ketika pergi bersamanya, namun Jeyun tidak terlalu memikirkan hal itu. Lagipula Jeyun senang karena hanya dirinya yang dapat dengan bebas melihat wajah indah kedua orang tuanya. Pikirnya lugu.

"Susumu belum habis, Jeyunnie?"

Jeyun menggeleng cepat dan melepaskan botol susunya yang tersisa sedikit "Cucunya nda mau abit-abit, mma..." diberikannya botol itu kepada Jaejoong "Yunyun mau tobeli, mma. Kek tobeli uga... tama juc."

"Nanti kita minta Hyung belikan, ya?" Jaejoong membersihkan wajah Jeyun dengan tisu khusus bayi serta merapikan surai kecoklatan Jeyun. Kini bukan Jaejoong lagi yang mengubah warna rambut sang buah hati, karena Jeyun sendiri yang minta diganti warna rambutnya.

Bocah tampan itu melihat sebuah poster di salah satu salon langganan Jaejoong dan langsung jatuh cinta kepada warna rambut kecolatan sang model wanita, hanya karena model cantik itu mengenakan anting berbetuk strawberry besar. Ada-ada saja kamu, Jeyunnie.

"Cule~ (sure)." ucapnya penuh semangat bahkan kaki-kaki mungilnya telah berayun-ayun riang "Mma."

Jaejoong memfokuskan diri pada Jeyun dan sepenuhnya melepaskan ponsel yang sedari tadi dimainkannya, mengindahkan Yunho yang mungkin saja telah membalas pesannya. Lagipula pria tampan kesayangannya itu membutuhkan waktu cukup lama untuk mengetik pesan balasan.

"Hmm? Jeyunnie menginginkan sesuatu?"

Jeyun mendesah dalam layaknya pria tua yang memiliki banyak beban hidup, bahkan menampilkan raut frustasi- menirukan ekspresi Yunho saat dihadapkan oleh raut menggemaskan Jaejoong yang hendak meminta tambahan jatah belanja bulanan.

Jaejoong nyaris saja memecahkan tertawa oleh raut tak biasa sang bocah tampan "Bagaimana bisa kau terlihat dewasa sebelum waktunya, Jeyunnie?" gumannya tak percaya.

Jeyun terus menatap sang umma dengan dahi yang mengerut dalam, seolah tengah memikirkan suatu hal yang berat. Bahkan Jaejoong dibuat berdebar untuk menunggu pertanyaan sang putra setelahnya.

Seperti yang kita ketahui, jika putra tampan Jung Yunho itu- meski usianya belum genap tiga tahun, namun kepala mungilnya memiliki ribuan atau mungkin jutaan pemikiran kriminal, walau Jaejoong sendiri terkadang menolak kenyataan yang ada. Hanya saja Jaejoong akui jika putranya cukup nakal, meski tidak sampai kelewat batas- mungkin untuk saat ini?

"Umma."

Jaejoong menunggu dengan sabar perkataan Jeyun berikutnya. Manik musang mungil itu terlihat amat lugu saat melihatnya, bahkan membuat Jaejoong menahan diri untuk tidak melayangkan kecupan gemas pada sang putra.

Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang